Sufisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
-rv, sesuaikan dengan buku yg dikutip
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: di zaman → pada zaman (WP:BAHASA)
Baris 13:
Sementara itu ulama-ulama masa awal juga memberikan beragam pengertian atau definisi. Dimyati Sajari mengidentifikasi bahwa hingga abad ke-3 Hijriah, sebagaimana disitir oleh Ibrahim Basyuni dalam Nasy'at at-Tashawwuf al-Islami, sudah terdapat empat puluh definisi.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Sajari|first=Dimyati|date=2015|title=Keotentikan Ajaran Tasawuf|url=https://jurnaldialog.kemenag.go.id/index.php/dialog/article/view/40|journal=Dialog Journal|volume=38|issue=2|pages=145-156|doi=10.47655/dialog.v38i2.40}}</ref> Beberapa definisi dari ulama-ulama terkemuka dirangkum oleh Abu Nashr al-Thusi (w. 377 H/988 M) di dalam kitab Al-Luma' sebagai berikut:<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|last=as-Sarraj|first=Abu Nashr|date=2009|url=https://risalahgusti.wordpress.com/2009/10/28/al-luma-rujukan-lengkap-ilmu-tasawuf/|title=Al-Luma'|location=Surabaya|publisher=Risalah Gusti|url-status=live}}</ref>
 
* Muhammad bin Ali al-Qashshab: tasawuf adalah akhlak mulia, yang tampak jelas dipada zaman yang mulia, yang berasal dari orang mulia, beserta kaum yang mulia.
* Junaid al-Baghdadi (w. 298 H/911 M): tasawuf adalah hendaknya engkau bersama Allah tanpa menyertakan yang selain-Nya.
* Ruwaim bin Ahmad (w. 303 H/915 M): tasawuf adalah mengarahkan diri bersama Allah atas apa yang dikehendaki-Nya.