Clostridium difficile: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Taxonbar|from={{subst:#invoke:WikidataIB|getQid}}}}
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: beresiko → berisiko (bentuk baku)
Baris 26:
 
== Patogenisitas Pada Manusia ==
''C. diff'' mampu menghasilkan senyawa toksin, berupa enterotoxin A dan cytotoxin B, yang mampu menyebabkan inflamasi pada usus pasien dan memicu diare. Tingkat keparahan diare yang disebabkan dari infeksi ini beragam, dari diare ringan selama beberapa hari yang menyebabkan kehilangan cairan pada tubuh pasien hingga peradangan pseudomembran pada usus besar pasien yang beresikoberisiko kematian. Peradangan ini disebabkan karena terjadinya inflamasi yang intens pada usus besar dan menyebabkan pembentukan pseudomembran pada permukaan mukosa usus.<ref name=":0" />
 
Patogenisitasnya terjadi ketika spora ''C. diff'' yang tahan panas, tahan asam, dan resisten antibiotik mengalami germinasi dan masuk ke sel epitel pada usus manusia. ''C. diff'' kemudian berkolonisasi dan menghasilkan 2 eksotoksin yaitu TcdA dan TcdB yang akan menargetkan dan menginaktivasi protein Rho guanosin trifosfat (Rho GTPase). TcdA dan TcdB mempunyai sifat enterotoksin yang dapat mengikat sel pada membran brush border, menyebabkan terjadinya erosi pada mukosa dan merangsang pengeluaran cairan dari usus bahkan dapat memicu pendarahan. Hal ini menyebabkan kematian kolonosit pada usus, hilangnya fungsi barrier intestinal, dan kolitis neutrofil. TcdB secara spesifik akan menginduksi depolimerisasi aktin melalui mekanisme yang berkorelasi dengan penurunan ribosilasi ADP dari protein Rho pengikat GTP bermassa molekul rendah.<ref>{{Cite journal|last=Just|first=I|last2=Selzer|first2=J|last3=von Eichel-Streiber|first3=C|last4=Aktories|first4=K|date=1995-03-01|title=The low molecular mass GTP-binding protein Rho is affected by toxin A from Clostridium difficile.|url=http://www.jci.org/articles/view/117747|journal=Journal of Clinical Investigation|language=en|volume=95|issue=3|pages=1026–1031|doi=10.1172/JCI117747|issn=0021-9738|pmc=PMC441436|pmid=7883950}}</ref> Selain itu, terdapat faktor virulensi tambahan lain melibatkan faktor adhesin yang memediasi pengikatan ke sel usus besar manusia dan hyaluronidase.<ref name=":2">{{Cite book|last=Murray|first=Patrick|date=2005|url=|title=Medical Microbiology, Fifth Edition|location=|publisher=Elsevier Mosby|isbn=|pages=412|url-status=live}}</ref> C. diff juga mampu memproduksi senyawa kimia para-cresol yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba lain di sekitarnya sehingga memungkinkan terjadinya dominansi populasi C. diff terhadap mikroflora usus manusia.<ref>{{Cite journal|date=2018-09|title=The chemical weapon that helps bacterium wreak havoc in the gut|url=http://www.nature.com/articles/d41586-018-06650-4|journal=Nature|language=en|volume=561|issue=7723|pages=288–288|doi=10.1038/d41586-018-06650-4|issn=0028-0836}}</ref> Dominansi populasi C. diff i menyebabkan ketidakseimbangan populasi mikroflora di usus dan dapat menyebabkan infeksi yang memicu respon tertentu pada pasien.. Bila pasien terinfeksi memiliki respon imun adekuat, maka pasien tersebut kemungkinan akan menjadi carrier tanpa gejala. Namun bila respon imun pasien inadekuat, dapat memicu terjadinya diare dan kolitis.