Penyatuan Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OspreyPL (bicara | kontrib)
Baris 158:
[[Berkas:BismarckRoonMoltke.jpg|jmpl|Pertemuan antara kepemimpinan politik dan diplomasi oleh Bismarck (sebelah kiri), reorganisasi angkatan bersenjata dan teknik pelatihannya oleh [[Albrecht von Roon]] (tengah), dan perancangan ulang asas-asas operasional dan strategis oleh [[Helmuth von Moltke yang Tua|Helmuth von Moltke]] (kanan) menjadikan Prusia salah satu negara terkuat di Eropa pada tahun 1860-an.]]
 
Raja [[Friedrich Wilhelm IV]] menderita [[strokestrok]] pada tahun 1857 dan tidak dapat lagi memerintah, sehingga saudaranya [[Wilhelm I, Kaisar Jerman|Wilhelm]] menjadi pangeran yang berkuasa di Prusia pada tahun 1858. Sementara itu, [[Helmuth von Moltke yang Tua|Helmuth von Moltke]] menjadi kepala [[Staf Umum Prusia]] pada tahun 1857, dan [[Albrecht von Roon]] diangkat sebagai [[Menteri Perang Prusia]] pada tahun 1859.<ref>Holt, hlm. 27.</ref> Perubahan kekuasaan dalam tubuh militer Prusia ini berdampak besar. Von Roon dan Wilhelm (yang tertarik akan struktur militer) mulai mereorganisasi angkatan bersenjata Prusia, sementara Moltke merancang ulang pertahanan strategis Prusia dengan melancarkan komando operasional. Reformasi angkatan bersenjata Prusia (terutama cara membayar gaji tentara) mengakibatkan [[krisis konstitusional]] pada awal tahun 1860 karena parlemen dan Wilhelm - melalui menteri perangnya - sama-sama ingin mengontrol anggaran militer. Wilhelm, yang dimahkotai sebagai Raja Wilhelm I pada tahun 1861, mengangkat [[Otto von Bismarck]] menjadi [[Presiden Menteri Prusia]] pada tahun 1862. Bismarck menyelesaikan krisis ini dengan solusi yang memihak menteri perang.<ref>Holt, hlm. 13–14.</ref>
 
[[Perang Krimea]] pada tahun 1854–55 dan [[Perang Kemerdekaan Italia Kedua|Perang Italia 1859]] mengacaukan hubungan antara Britania Raya, Prancis, Austria, dan Rusia. Setelah peristiwa tersebut, dampak dari perancangan ulang von Moltke, restrukturisasi angkatan bersenjata von Roon dan Wilhelm, serta diplomasi Bismarck memengaruhi penyusunan kembali keseimbangan kekuatan di Eropa. Agenda gabungan mereka menjadikan Prusia sebagai kekuatan Jerman utama melalui kemenangan diplomasi - yang didukung oleh kekuatan militer Prusia - dan konservatisme internal yang dibatasi oleh pragmatisme, yang dikenal dengan julukan ''[[Realpolitik]]''.<ref>Blackbourn, ''Long Century'', hlm. 175–179.</ref>