Jayanthi Mandasari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Binks Naboo (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 19518393 oleh Steve Krisyanto (bicara): Jangan mengganti artikel dengan Autobiografi (TW)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Jayathie Mandasari''' (13 April 1967) adalah seorang [[penyanyi]] yang suaranya lembut dan senduh.
'''Ibrahim Rumadaul''' salah satu pemuda asal Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang lahir di salah satu Desa terpencil yang sedang maju Artafella, Kecamatan Kiandarat pada (26 Juni 1998) adalah seorang [[penyanyi|Reporter atau Wartawan sejak 2016 lalu]] yang dimana karya-karya tulisnya sudah di muat di berbagai media baik Nasional maupun Lokal. Salah satu karya terbaiknya adalah terlibat dalam penulisan buku wisata berjudul Travel Guide Ita Wotu Nusa yang di cetak oleh PIDII Indonesia selain itu aktif juga sebagai penulis puisi dan juga berkecimpung di dunia fotografi dan karyanya sudah banyak di pakai salah satu karyanya adalah di percaya sebagai Fotografer Pribadi Bupati Seram Bagian Timur Abdul Mukti Keliobas dan Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Seram Bagian Timur Ny. Yulia Misa Keliobas.
Lagunya yang sukses sepanjang kariernya ialah lagu "Ingkar" karya [[Cecep AS]] yang saat itu lagi banyak disukai, nyatanya memang sangat cocok dengan karakter vokalnya. Selain itu juga Lagu "Darling" dan lagu "Di Bukit Hijau" sempat menjadi hits musik pada tahun 1980an. Jayanthi juga mengalami transisi di album ini. Setelah sebelumnya bernyanyi di wilayah 'pop cengeng', di album ini dia berusaha menaklukkan lagu-lagu karya pencipta pop kreatif, dibantu juga oleh musisi-musisi beken seperti [[Dodo Zakaria]], [[Erwin Gutawa]] dan [[Willy Soemantri]].
 
Tulisan yang sukses sepanjang karirnya adalah tentang pariwisata yang ada di Kabupaten SBT yang termuat di berbagai media termasuk website resmi dprd.serambagiantimur.co.id Cakra.news dan berbagai sumber media lainya.
 
 
'''Tulisan PopulerAlbumnya'''
 
* Album [[Ingkar (album)|Ingkar]] [[1984]] diProduksi oleh [[Union Artists]]
* Pantai Owan yang masih per
Judul lagu: Ingkar, Keinginan, Untuk Esok, Aku Malu, Hasratku, Alamku, Selamat Tinggal, Impian Nurani, Teman, Terang Sejati
 
* Album Darling (Jangan Sakiti Dua Kali) 1982 diproduksi [[DD Records]]
* Pulau Gowa
Judul lagu: Jangan Lagi, Hanya Cinta, Masihkah Hatimu Untukku, Kecewa, Kembalilah, Lupakan Saja, Mana Cintamu, Rama & Shinta, Namamu Dihatiku
 
* Album " Lorong-Lorong Hitam " 1985 diProduksi [[Bens Records & Olympindo Records]]
* Pantai Gumumae
Lagu Judul: Mestinya Aku Tak Menangis Lagi, Lorong-Lorong Hitam, Kau Yang Manja, Pengisi Kalbu, Renung, Hanya Kau Satu, Titik Embun, Rasa Cinta, Kau Datang Lagi, Aneka Cinta
* Sungai Niff
 
* Album [[Memori Bulan Januari]] 1983 di Produksi [[DD Records]]
*
Judul lagu: Memory Bulan Januari, Basmi Morfin Ganja, Mentar, Yang Pernah Kau Berikan, Menanti Harapan, Kasihan Kami Pejalan Kaki, Mengapa Semua Ini Terjadi, Kerinduan Pada Desa, Malam Ini, Dusunku, Biru Kelabu
 
Baris 20 ⟶ 22:
 
 
'''Fotonya TerbaiknyaFilm'''
 
* [[Kamus Cinta Sang Primadona|Foto Bupati Seram Bagian Timur dan Istrinya dan Sejumlah Koleksi Foto Lainya]]
 
 
'''Menetap di Bula Ibu Kota Sementara Kabupaten Seram Bagian Timur'''
 
Report dan Fotografi serta Desain Grafis berdarah [[Minangkabau|Artafella]], [[Palembang|Kecamatan Kiandarat]], Kabupaten Seram Bagian Timur ini terkenal sejumlah foto dan desainnya. Di pertengahan masa keemasannya, Ibrahim Rumadaul atau sering di sapa dengan sebutan Baim Abdullah Rumadaul pernah mendirikan sebuah Taman Pengajian Qur'an (TPQ) di daerah terpencil yakni Gunung Bati Kecamatan Kiandarat Kabupaten Seram Bagian Timur bersama salah satu pegawai asal Kota Fak-Fak yang juga asal Kabupaten Seram Bagian Timur Hamida Sahaka.
 
* [[Kamus Cinta Sang Primadona]]
 
 
'''Menetap di Brunei Darussalam'''
 
Artis penyanyi berdarah [[Minangkabau]], [[Palembang]], dan [[Solo]] ini sempat terkenal hingga ke negara-negara tetangga. Di pertengahan masa keemasannya, Jayanthie Mandasari dipersunting oleh seorang Pangeran dari Kesultanan [[Brunei Darussalam]]. Konon Sang pangeran sangat menggemari lagu-kagu yang dibawakan oleh Jayanthie Mandasari, di samping wajahnya yang cantik. Setelah menikah, Jayanthie Mandasari menetap di Brunei hingga saat ini. Sejak itu hampir tidak pernah terdengar lagi kiprahnya dalam dunia musik di Indonesia.
 
[[Kategori:Penyanyi Indonesia]]