Wabi-sabi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k memperbaiki kutipan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 12:
== Sejarah ==
Sejarah ''wabi sabi'' bermula dari buah pemikiran [[Zen]], yang berakar dari kepercayaan [[Taoisme]]. Perkembangan ''wabi sabi'' dipercayai bermula dari zaman [[Dinasti Song]], dimana aspek-aspek kesenian pada zaman tersebut mulai condong pada prinsip estetika ''wabi sabi''.<ref>{{Harvnb|Juniper|2003|p=7, 9}}</ref> Pada saat ini juga jenis lukisan literati atau ''wen-jen hua'' mulai bermunculan. Pelukis-pelukis tersebut berasal dari akademi Sekolah Selatan [[Lukisan Tionghoa]], yang seringkali bertentangan dengan para pelukis dari Sekolah Utara, dikarenakan gaya lukisan mereka yang lebih sederhana. Keringkasan karya seni tersebut menjadi ciri khas yang menetapkan bentuk estetika ''wabi sabi'' nantinya.<ref>{{Harvnb|Juniper|2003|p=9}}</ref>
Salah satu perkembangan apresiasi terhadap objek fisik bermulai ketika para [[biksu]], yang [[Kuil Buddha|kuil]]<nowiki/>nya kekurangan dana, harus menjamu dan menghibur tamu yang datang. Karena mereka tidak mempunyai karya seni yang berkualitas tinggi, mereka terpaksa menggunakan barang apa adanya untuk memberikan perasaan senang kepada tamu yang datang.<ref name=":2">{{Harvnb|Juniper|2003|p=10}}</ref> Dengan begitu, mereka fokus terhadap rasa kerendahhatian yang dihasilkan oleh benda-benda sederhana itu. Benda-benda tersebut juga melambangkan ''mujo'', sebuah prinsip Buddhis yang melambangkan kefanaan.<ref name=":2" />
Pada [[Zaman Kamakura]], kegiatan [[upacara teh Jepang]], serta tata cara dan aturan konsumsinya mulai muncul. Upacara ini semakin dipopulerkan pada [[Zaman Muromachi]], ketika kondisi politik di Jepang sedang tidak stabil.<ref>{{Harvnb|Juniper|2003|p=33}}</ref> Biksu Zen [[Ikkyū]] menjadi tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan upacara teh tersebut.<ref>{{Harvnb|Juniper|2003|p=34}}</ref> Ikkyū membantu mempromosikan budaya upacara teh di Jepang. Awalnya upacara tersebut melambangkan kekayaan seseorang dan seringkali digunakan untuk memamerkan harta milik. Ikkyū pun mengubah pandangan upacara tersebut sebagai simbol persekutuan rohani diantara orang-orang yang mengikuti upacara tersebut.<ref name=":3">{{Harvnb|Juniper|2003|p=36}}</ref>
Ahli upacara minum teh ''wabi sabi'' pertama adalah [[Murata Shukō]], yaitu seorang murid dari [[Ikkyū]].<ref
Pada zaman itu juga, ada seseorang bernama [[Sen no Rikyū]], yang menjadi tokoh terpenting dalam perkembangan kegiatan upacara teh. Rikyu bekerja sebagai biksu Zen di [[Kuil Daitokuji]], [[Kyoto]], selama beberapa tahun.<ref name=":4">{{Harvnb|Juniper|2003|p=40}}</ref> Rikyū menjadi kepala upacara minum teh untuk [[Toyotomi Hideyoshi]].<ref
== Sentimen istilah ==
|