Pandangan agama tentang masturbasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220509)) #IABot (v2.0.8.7) (GreenC bot
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220609)) #IABot (v2.0.8.8) (GreenC bot
Baris 30:
Giovanni Cappelli, sebagaimana ditulis oleh James F. Keenan, berpendapat bahwa seiring dengan berkembangnya komunitas-komunitas monastik, kehidupan seksual para rahib menjadi sorotan dua orang teolog, [[Yohanes Kasianus]] (365–433) dan [[Sesarius dari Arles]] (470–543), yang berkomentar tentang berbagai kebiasaan atau perilaku buruk dalam kehidupan 'soliter'. Cappelli mengklaim bahwa "kekhawatiran mereka bukanlah pada tindakan masturbasi, tetapi pada para rahib yang berkaul [[kemurnian (kebajikan)|kemurnian]]. Janji para rahib menjadikan masturbasi suatu tindakan terlarang; tindakan itu sendiri tidak dianggap berdosa." Keenan menambahkan: "Bahkan, sepengamatan Cappelli, Louis Crompton, dan James Brundage, sebelum Kasianus masturbasi tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran seksual bagi siapa saja."<ref name="Keenan2010">{{en}} {{cite book|author=James F. Keenan|title=A History of Catholic Moral Theology in the Twentieth Century: From Confessing Sins to Liberating Consciences|url=https://books.google.com/books?id=KWbtc5XPMw0C&pg=PA45|date=17 January 2010|publisher=A&C Black|isbn=978-0-8264-2929-2|pages=45–46}}</ref>
 
Bagaimanapun, Brundage menulis dalam bukunya bahwa Kasianus memandang "masturbasi dan kecemaran nokturnal sebagai isu-isu sentral dalam moralitas seksual dan mencurahkan banyak perhatian pada kedua hal itu". Kasianus memandang "[[mimpi basah|emisi nokturnal]]" sebagai suatu masalah yang sangat penting karena merupakan suatu indikasi adanya "[[hawa nafsu|nafsu]] badani" dan, apabila seorang [[rahib]] masih belum berhasil mengatasinya, "kehidupan rohaninya dan keselamatannya mungkin berada dalam bahaya".<ref name="Brundage2009_p109"/> Dalam ''Conlationes'', Kasianus menggunakan kata "kenajisan" (''immunditia'', sebagaimana tertulis dalam Kolose 3:5) sebagai suatu istilah yang setara untuk menyebut masturbasi maupun emisi nokturnal, dengan tegas memandang masturbasi sebagai suatu bentuk "pelampiasan seksual" yang tidak dapat diterima.<ref>{{en}} {{cite book|last1=Stewart|first1=Columba|author-link=Columba Stewart|title=Cassian the Monk|url=https://archive.org/details/cassianmonk0000stew|date=1998|publisher=Oxford University Press|isbn=0195354354|pages=[https://archive.org/details/cassianmonk0000stew/page/67 67],185}}</ref> Dalam ''De institutis coenobiorum'', ia memberikan penekanan khusus pada "dosa percabulan, yang mencakup masturbasi dan berfantasi seksual".<ref>{{en}} {{cite book|last1=Berry|first1=Christopher J.|title=The Idea of Luxury: A Conceptual and Historical Investigation|url=https://archive.org/details/ideaofluxuryconc0000berr|date=1994|publisher=Cambridge University Press|isbn=0521466911|page=[https://archive.org/details/ideaofluxuryconc0000berr/page/97 97]}}</ref> Brundage melihat Sesarius menganut pandangan yang sama seperti Kasianus. Dalam ''Khotbah-Khotbah'' karyanya, Sesarius memandang "setiap kerinduan seksual, untuk mengatakan tidak pada stimulasi diri yang disengaja, suatu dosa yang serius dan menempatkannya setara dengan perzinaan ataupun pengumbaran yang berlebihan dalam hubungan seks oleh pasangan suami-istri".<ref name="Brundage2009_p109"/> Menurut Simon Lienyueh Wei, sebagaimana dikutip oleh beberapa akademisi, Yohanes Kasianus dan Agustinus dari Hippo berpendapat bahwa adalah dosa apabila emisi tersebut merupakan akibat dari "suatu pengalaman ataupun pembangkitan kenangan menyenangkan yang penuh nafsu"; apabila di luar hal-hal itu maka dipandang sebagai "suatu fungsi jasmaniah".<ref name="Sauer"/><ref name="Cain">{{en}} {{cite book|last1=Cain|first1=Andrew|title=The Greek Historia Monachorum in Aegypto: Monastic Hagiography in the Late Fourth Century|date=2016|publisher=Oxford University Press|isbn=0191075809|page=257}}</ref>
 
Mark W. Elliott mengatakan bahwa [[Paus Gregorius I]] ({{c.}} 540 – 604)—umumnya dikenal sebagai Gregorius Agung, seorang Pujangga Gereja dan Bapa Gereja Latin—memandang Imamat 15, yang membahas kecemaran ritual, menyajikan "aturan-aturan bagi ''semua'' di dalam komunitas gereja dengan menghubungkan emisi dengan yang berasal dari hubungan seksual, bukannya interpretasi terdahulu 'emisi nokturnal' monastik. ... Ia, bagaimanapun, menetapkan bahwa emisi-emisi ''nokturnal''—apabila disebabkan karena sakit ataupun luapan secara alamiah—tidak menjadi soal bagi kekudusan, tetapi merupakan persoalan jikalau terdapat persetujuan (yaitu masturbasi)."<ref>{{en}} {{cite book|last1=Elliott|first1=Mark W.|year=2012|chapter=Leviticus 15|chapterurl=https://books.google.com/books?id=_ARNAwAAQBAJ&pg=PA148&dq=leviticus+masturbation+gregory&hl=nl&sa=X&ei=18CLVbyuIYSCzAO46IqACg&ved=0CCgQ6AEwAQ#v=onepage&q=leviticus%20masturbation%20gregory&f=false|title=Engaging Leviticus: Reading Leviticus Theologically with Its Past Interpreters|location=Eugene, OR|publisher=Cascade Books, Wipf and Stock Publishers|page=148|isbn=9781610974110|oclc=773015476}}</ref> Dengan menyejajarkan menstruasi pada kaum wanita dengan "hilangnya [[Semen (reproduksi)|semen]] tanpa kesengajaan", Gregorius menyatakan bahwa "luapan secara alamiah" tidak menghalangi kaum awam dan klerus untuk berpartisipasi dalam [[Ekaristi]].<ref>{{en}} {{cite book|last1=McCracken|first1=Peggy|title=The Curse of Eve, the Wound of the Hero: Blood, Gender, and Medieval Literature|url=https://archive.org/details/curseofevewoundo0000mccr|date=2003|publisher=University of Pennsylvania Press|isbn=0812237137|page=[https://archive.org/details/curseofevewoundo0000mccr/page/3 3]}}</ref>