Masjid Mantingan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Sejarah: Mengoreksi masalah kecil dengan penanggalan Śaka dari 1418 ke 1481 Śaka |
k Memperbaiki formatting |
||
Baris 34:
Masjid ini memiliki [[gaya arsitektur]] campuran dari kebudayaan [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Hindu-Buddha]], [[Arsitektur Jawa|Jawa]], dan [[Budaya Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Contohnya adalah bentuk [[atap]] tumpang dan mustaka yang merupakan [[akulturasi]] dari arsitektur masa [[Majapahit]] dan Tionghoa. Kebudayaan Jawa dapat terlihat dari [[gapura]] masuk masjid dan sebuah [[petilasan]] candi di dekat masjid, meskipun sudah tidak utuh lagi.
== Sejarah ==
Menurut cerita tradisional setempat, arsitek masjid ini adalah Chi Hui Gwan (Tjie Wie Gwan) atau yang lebih dikenal dengan julukannya, Patih Sungging Badarduwung. Patih ini merupakan ayah angkat Sultan Hadlirin yang membantu Ratu Kalinyamat dan masyarakat setempat dalam mendirikan masjid dan makam tersebut.<ref name=":2">{{Cite web|last=Efendi|first=Ivan|date=2018-10-05|title=Masjid Mantingan, Persembahan Sang Ratu untuk Sang Suami|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/masjid-mantingan-persembahan-sang-ratu-untuk-sultan-hadiri/|website=Direktorat Pelindungan Kebudayaan|language=id-ID|access-date=2021-02-12}}</ref> Masyarakat setempat memperkirakan bahwa ukiran-ukiran kayu yang terdapat di makam adalah karya Chi Hui Gwan.{{Sfn|Handinoto|Hartono|2007|p=38}}
|