Sejarah Jawa Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ~ref
Baris 118:
====Abad XVIII====
* '''[[1703]] M'''
[[Maret]] [[1703]], eksploitasi kamar dagang Hindia Belanda, [[VOC|Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)]] semakin merajalela di Nusantara. Pemerintahan Nagari Tjieanjoer dengan [[Raden Aria Wira Tanu II]] (masa jabatan 1691–1707) waktu itu seolah tak bisa berbuat banyak untuk menolong keadaan rakyatnya. [[Haji Prawatasari]] alias [[Raden Alit]], putra bupati pertama Tjianjoer [[Raden Aria Wira Tanu I]] (masa jabatan 1681–1691) dari istri kedua Dewi Amriti (putri Patih [[Kerajaan Jampang Manggung]], sebuah kerajaan kecil yang letaknya diperkirakan berada di kaki [[Gunung Mananggel]], Cianjur), gelisah dan memutuskan memobilisasi rakyat Cianjur dan sekitarnya. Sekitar 3.000 massa yang terdiri dari koalisi priyayi, petani, dan jawara berhasil direkrut oleh Raden Alit. Aksi awal yang mereka lakukan adalah menyerang tangsi-tangsi tentara kompeni di pusat kota Cianjur untuk kemudian menjalankan aksi ''hit and run''. Dalam berbagai aksi penyerangannya, Raden Alit menggunakan 12 taktik tempur prajurit Pajajaran, ''Jagabaya''. Setelah berbagai bentrokan-bentrokan kecil dengan pasukan VOC, awal Maret 1704, pasukan bataliyon Raden Alit bergerak menyerang titik-titik kepentingan militer VOC di [[Bogor]], [[Tangerang]] dan beberapa kawasan Priangan Timur seperti [[Galuh]], [[Imbanagara]], [[Kawasen]], dan daerah muara Sungai [[Citanduy]], juga di sekitar [[Batavia]]. VOC sama sekali tidak nyaman. Mereka membentuk sebuah ekspedisi militer dengan kekuatan dua bataliyon, paduan serdadu lokal dan sebagian tentara Hindia Belanda pimpinan [[Pieter Scorpoi]] untuk menyerang kedudukan pasukan Raden Alit yang memilih bukit-bukit berhutan sekitar [[Kerajaan Jampang Manggung|Jampang Manggung]] (diperkirakan di sekitar Cikalong dan Jonggol). Niat kolonial Hindia Belanda tercium, baru sampai kota Tjianjoer, konvoi para serdadu dari Batavia dicegat sekaligus dihabisi para gerilyawan rakyat dan Raden Alit. Dari 1354 serdadu, disisakan 582 orang. Akhir Maret 1704, para rakyat gerilyawan dan Raden Alit mengepung [[Sumedang Larang]] dan nyaris menghancurkannya. Hingga Agustus 1705, tercatat 3 kali pasukan musuh nomor satu VOC dari Tjiandjoer itu itu berhasil mengalahkan pasukan kompeni.<ref>{{cite web|url=http://dkc.or.id/artikel-detail/55|title=Raden Alit Prawatasari|authors=|publisher=Dewan Kesenian Cianjur|date=Kamis, 19-03-2015 00:00:00|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://archive.is/gxaoW|archivedate=7 Oct 2015 14:22:57 UTC}}</ref> <ref>{{cite web|url=http://islamindonesia.id/berita/musuh-voc-dari-tjiandjoer-3-akhir-perlawanan-haji-prawatasari-2.htm|title=Musuh VOC dari Tjiandjoer (3): Akhir Perlawanan Haji Prawatasari|authors=Hendi Johari|publisher=Islamindonesia.id|date=Jumat, 07 Maret 2014|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://archive.is/QinQS|archivedate=7 Oct 2015 14:34:36 UTC}}</ref>
* '''[[1710]] M'''
Balai Kota Batavia Baru dibangun (sekarang [[Museum Sejarah Jakarta]]).{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}