Pengabdi Setan 2: Communion: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Penghargaan dan Nominasi: Hasil FFI 2022 |
|||
Baris 55:
Pada tahun 1955 di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, Budiman Syailendra diminta oleh Heru Kusuma seorang komandan polisi yang merupakan sahabat lamanya untuk meliput penemuan puluhan mayat dengan posisi bersujud pada gambar bertuliskan Raminom di Observatorium Bosscha. Heru tidak ingin mengusut penemuan ini secara resmi karena khawatir akan mengganggu kelancaran Konferensi Asia–Afrika di Bandung. Ia meminta Budiman untuk mencari tahu dan menyebarkan temuan ini diam-diam.
Di tahun 1984, Rini sekeluarga kini menetap di rumah susun milik pemerintah setelah [[Pengabdi Setan (film 2017)|kejadian di rumah mereka yang lama]]. Rumah susun ini terletak di dataran rendah Jakarta Utara dan dekat laut. Pada tanggal 16 April, sebuah kecelakaan lift terjadi dan menewaskan seluruh orang di dalamnya berikut anak-anak yang memunguti uang logam dari salah seseorang yang menaiki lift kecuali Bapak. Wina terengah engah karena lift akan jatuh ke 3 temannya hendak memungut uang logam, dan ketiganya pun tewas mengenaskan & darah muncrat ke Wina lalu ia teriak histeris menangis karena 3 temannya tertimpa lift yang terjatuh bersama orang didalamnya. Para korban kemudian dikafani di unit masing-masing sebelum akan dikubur keesokan harinya. Pemberitahuan badai besar membuat sebagian besar penghuni rumah susun mengungsi, menyisakan Rini sekeluarga dan beberapa orang lain. Listrik rumah susun kemudian mati dan lantai bawah rumah susun tenggelam oleh banjir. Sementara itu, Budiman mendapatkan kiriman paket dari Heru yang tewas karena bunuh diri. Kiriman tersebut berisi beberapa benda, salah satunya foto Bapak saat masih muda, foto rumah susun yang baru dibangun, dan Pear Of Anguish. Ia menyadari ada bahaya di rumah susun itu dan bergegas ke sana. Namun, tiada seorang pun yang mau mengantarnya ke sana karena rumah susun itu dilanda banjir.
Wina mendengar ibunya berada diluar & dikamarnya. Ia sambil membawa sebuah korek api untuk menerangi rusun yang mati total. Wina ketakutan mendengar suara ibunya serta ia melihat sosok arwah 3 temannya bermain. Korek api Wina pun mati berkali-kali, dan ia kaget teriak histeris karena ia didekati 3 arwah temannya yang tertimpa lift tadi, lalu kabur dan bersembunyi dalam lift, dimana ketika ia berada di dalamnya, pintu lift pun macet dan tiba-tiba arwah ibunya mengagetkannya. Wina yang menyadari bahwa ia melayang di lorong lift yang sudah tidak lagi beroperasi, terjatuh hingga ke lantai dasar dan tewas.
Baris 63:
Ucapan Wisnu tentang koper membuat Rini penasaran dengan koper yang selalu Bapak bawa saat bekerja dan dikunci di lemari saat pulang. Rini dan Wisnu bertemu dengan Toni, Dino, dan Tari dan berkumpul di unit Dino untuk menceritakan hasil temuan mereka. Toni memperlihatkan sebuah gambar yang mirip ibu mereka, tetapi dengan tulisan Raminom dan Rini bercerita bahwa ibu mereka berganti penampilan secara drastis setelah merilis lagu Kelam Malam. Saat membuka koper Bapak, mereka terkejut dan lari karena mereka melihat ada banyak potongan jari manusia di dalamnya. Di saat yang sama, di lantai 14 Bondi dan kawan-kawan menemukan unit yang tidak terkunci dan menemukan Ian, adik bungsunya, sedang duduk di sana dan mengaku tidak tahu mengapa bisa di sana.
Tari dan Dino yang berlari terpencar dan masing-masing tewas setelah diganggu oleh sosok pocong dan Ibu, begitupun dengan Ustadz Mahmud. Ketiganya tewas dengan bentuk berbeda, yaitu Dino tewas tertusuk garpu jerami usai kaget melihat Raminom/Ibu karena ia terkurung dalam selimut yang tiada habisnya karena Dino telah melempar selendang ibu ke air saat ia kaget ada sosok ibu diatas tangga. Ustad Mahmud juga ikut sasaran karena ia bertempur dengan
Rini, Toni, dan Wisnu bertemu dengan Bondi dan Ian. Wisnu dan Ian ternyata dapat berbicara melalui bahasa isyarat rahasia. Rini memutuskan untuk membawa Ian serta ke bawah, namun dihadang oleh Bapak. Bapak mencoba menjelaskan yang ia lakukan adalah untuk melindungi mereka. Saat Bapak melihat Ian, Bapak menyerang dan lampu semprong yang Rini bawa mati. Di tengah kegelapan, mereka lari berhamburan dan dikejar mayat-mayat kecelakaan lift yang bangkit termasuk Wina yang sudah berubah menjadi mayat hidup. Sosok-sosok berjubah hitam menampakkan diri. Rini lalu dipukul dan jatuh pingsan oleh sosok hitam tersebut.
Rini terbangun di lantai 15 yang tersembunyi. Ia melihat Ian tengah mengorkestrasi sosok-sosok berjubah hitam dengan bahasa isyarat rahasia. Di belakang mereka berdiri Ibu dan mayat-mayat yang bangkit. Ian menyuapi Rini dengan daun parsley yang membuatnya terlena dalam mimpi, tetapi Rini sadar dan memuntahkan daun itu. Rini melihat Bapak dieksekusi dengan ditarik oleh empat ekor kuda dari empat arah hingga tewas terbelah menjadi beberapa bagian. Saat Toni diikat, Budiman dan Wisnu datang ke lantai tersebut. Budiman menembakkan pistol ke sosok-sosok berjubah hitam menewaskan beberapa anggota sekte serta melemparkan biji saga hitam ke arah kelompok pocong agar tidak
Saat di perahu, Budiman bercerita bahwa dulu Bapak adalah seorang polisi. Ketika bapak sedang bertugas ia menemukan para pemuja Raminom. Bapak kemudian mengajak ibu untuk bergabung agar Rini dan adik-adiknya lahir dan agar ibu terkenal. Bapak kemudian ingin menyudahi kesepakatan dengan sekte pemuja setan, namun syaratnya ia harus membunuh
Keesokan harinya saat badai sudah reda, Darminah dan Batara kembali ke unit mereka di sebelah unit Dino. Darminah berkata seharusnya mereka hadir pada malam tersebut tetapi Batara mengatakan bahwa mereka memang harus membiarkan peristiwa semalam terjadi karena sesuai dengan rencana mereka. Mereka berbicara bahwa orang-orang tak mengetahui mereka berada di pihak mana dan kemudian berdansa. Kamera bergerak ke sebuah foto bertuliskan "Bandung, 1955", ketika Darminah dan Batara ada di sana. Wajah mereka tampak sama seperti tak dimakan usia. Darminah dan Batara lalu berdansa dan film berakhir seperti di [[Pengabdi Setan (film 2017)|rumah lama tersebut]].
== Pemeran ==
|