Daerah Otonom Tibet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Suntingan 114.79.23.46 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Nyilvoskt
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 39:
Tibet dahulunya adalah sebuah kerajaan merdeka yang mengalami interaksi maupun benturan terutama secara politik dengan dinasti-dinasti yang ada di dataran Cina. Raja Tibet diberi gelar [[Dalai Lama]] di mana Dalai Lama yang sekarang, [[Tenzin Gyatso]] adalah Dalai Lama ke-14. Dalai Lama adalah pemimpin negara Tibet dan sekaligus pemimpin keagamaan
 
Tibet menjadi provinsi Cina setelah serbuan tentara merah Cina pada tahun 1950 ke wilayah ini, pada musim gugur [[1951]] pasukan Cina berhasil menguasai ibu kota Lhasa dan mendongkel Dalai Lama dari kekuasaannya. Dalihnya, Dalai Lama menolak kesepakatan kerjasama bertajuk "Rencana Pembebasan Damai Tibet" yang teorinya tampaknya menguntungkan Tibet, tetapi praktiknya Cina melakukan penindasan dan pembantaian terhadap kepala suku dan sejumlah pendeta (''Lama'') yang dianggap membangkang, alasan lain Cina adalah "menghapus praktik penindasan bergaya [[feodalisme]]" di Tibet. Namun menurut beberapa analis internasional, Cina mengincar kandungan mineral yang terkandung di dalam bumi Tibet. Pada tanggal [[17 Maret]] [[1959]], Dalai Lama berhasil meloloskan diri dari pengakapan tentara Cina ke [[India]] oleh usaha pelarian yang dipimpin oleh [[Gampo Tashi]], dan mendirikan semacam pemerintahan pelarian di [[Dharamsala]], India utara sampai sekarang.
 
Rakyat dan pemuka Tibet sempat melakukan perlawanan terhadap pendudukan Cina yang menimbulkan banyak korban jiwa khususnya dari pihak Tibet. Namun karena tidak seimbangnya kekuatan persenjataan dan tidak adanya sorotan internasional, perlawanan Tibet, khususnya pada dasawarsa 1970-an berhasil dipadamkan.