Susi Pudjiastuti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
k clean up
Baris 7:
|smallimage =
|caption =
|education = SMA ([[Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat|PKBM]]) <ref> {{Cite news|title = Menteri Susi Lulus Ujian Pake C dan Mendat Ijazah Setara SMA
|last =
|first =
Baris 42:
Setelah putus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun [[1983]].{{sfn|Widianto|2014}} Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek "Susi Brand."{{sfn|Widianto|2014}} Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika.{{sfn|Widianto|2014}} Karena hal ini, susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.{{sfn|Widianto|2014}}
 
Pada [[2004]], Susi memutuskan membeli dua buah pesawat [[Cessna Caravan]] menggunakan [[pinjaman]] dari sebuah bank [[Badan usaha milik negara|BUMN]].<ref name=":3">{{Cite news|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2727539/dirut-susi-air-berawal-dari-bakul-ikan-sampai-punya-50-pesawat|title=Dirut Susi Air, Berawal dari Bakul Ikan Sampai Punya 50 Pesawat|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-10-23}}</ref> Hal itu didapatkannya setelah empat tahun berusaha menyakinkan beberapa bank.<ref>{{Cite news|urlname=https":3"//finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2727539/dirut-susi-air-berawal-dari-bakul-ikan-sampai-punya-50-pesawat|title=Dirut Susi Air, Berawal dari Bakul Ikan Sampai Punya 50 Pesawat|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-10-23}}</ref> Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut [[lobster]] dan ikan segar tangkapan nelayan di Pangandaran ke [[Jakarta]].<ref>{{Cite news|urlname=https":3"//finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2727539/dirut-susi-air-berawal-dari-bakul-ikan-sampai-punya-50-pesawat|title=Dirut Susi Air, Berawal dari Bakul Ikan Sampai Punya 50 Pesawat|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-10-23}}</ref> Dengan menggunakan [[Pesawat terbang|pesawat]], lobster yang dikirim lebih segar dan tingkat kematiannya pun jadi lebih rendah.<ref name=":3" />
 
Keberhasilannya menyingkat waktu pengiriman produk perikanan hingga berkembang menjadi bisnis [[Penerbangan|aviasi]] tak lepas dari peran sang suami Christian von Strombeck yang merupakan seorang [[pilot]] asal [[Jerman]].<ref>{{Cite news|url=https://www.wartaekonomi.co.id/read235890/sukses-bisnis-ikan-dan-pesawat-menteri-susi-pernah-hidup-di-truk.html|title=Sukses Bisnis Ikan dan Pesawat, Menteri Susi Pernah Hidup di Truk|date=2019-07-10|work=[[Warta Ekonomi]]|access-date=2019-10-23|last=Rahayu|first=Ning}}</ref> Pada saat itu, hanya berselang sebulan sejak Susi membeli pesawat untuk mengangkut ikan, [[tsunami]] menerjang [[Aceh]]. Ribuan orang meninggal dunia dan hampir semua akses transportasi yang masuk ke Aceh terputus. Atas inisiatifnya sendiri, Susi meminjamkan pesawatnya untuk mengangkut bantuan selama dua minggu.<ref name=":3" /> Namun, ketika Susi akan menarik kembali pesawatnya banyak organisasi kemanusiaan yang ingin tetap memakai pesawatnya. Mereka bersedia menyewa pesawat Susi untuk mengirim bantuan ke Aceh. Dari sini, Susi kemudian terpikir untuk secara serius terjun ke bisnis penerbangan. Sampai tahun 2012,perusahaan penerbangan milik Susi telah mengoperasikan setidaknya 50 pesawat berbagai tipe.<ref>{{Cite news|url=https://bangka.tribunnews.com/2018/07/21/mampu-tampung-400-pegawai-susi-air-ini-rumah-mewah-menteri-susi-pudjiastuti|title=Mampu Tampung 400 Pegawai Susi Air, Ini Rumah Mewah Menteri Susi Pudjiastuti|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-10-23|last=Saputra|first=Evan}}</ref><!-- Dua hari setelah gempa tektonik dan [[tsunami Aceh]] melanda [[Aceh]] dan pantai barat [[Sumatera]] pada [[26 Desember]] [[2004]], Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi. Peristiwa itu mengubah arah bisnis Susi. Di saat bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya itu yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut untuk misi kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di [[Papua|Pap]]<nowiki/>memiliki 32 pesawat Cessna Grand Caravan, 9 pesawat [[Pilatus Porter]], 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang beragam jenis. -->
Baris 65:
 
==== Larangan Ekspor Benih Lobster ====
Selama menjabat, Susi juga mengeluarkan larangan [[ekspor]] benih [[lobster]] melalui Permen KKP No. 56/2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Benih Lobster (Panulirus Spp.), [[Kepiting]] (Scylla Spp.), dan [[Rajungan]] (Portunus Spp.) dari Wilayah [[Indonesia|Republik Indonesia]].<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/edhy-prabowo-buka-izin-ekspor-benih-lobster-bergembiralah-vietnam-emZn|title=Edhy Prabowo Buka Izin Ekspor Benih Lobster: Bergembiralah Vietnam|last=Thomas|first=Vincent Fabian|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-12-16}}</ref> Susi beralasan ekspor benih lobster akan membuat kerusakan ekologi karena permintaan dari luar negeri yang sangat tinggi menyebabkan eksploitasi besar-besaran. Selain itu, ekspor benih lobster juga hanya akan menguntungkan petambak negara lain karena harganya sangat tinggi saat dewasa.<ref>{{Cite news|url=https://money.kompas.com/read/2019/12/15/183000426/menengok-kembali-perjalanan-susi-larang-ekspor-benih-lobster|title=Menengok Kembali Perjalanan Susi Larang Ekspor Benih Lobster|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-12-16|editor-last=Idris|editor-first=Muhammad}}</ref>
 
<br />
 
== Penghargaan ==