Astana Pajimatan Himagiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mosmota (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Mosmota (bicara | kontrib)
Tag: gambar rusak
Baris 100:
Untuk menuju ke atas Astana Pajimatan Himagiri terdapat gapura yang bernama Gapura Supit Urang. Supit Urang adalah nama strategi perang Mataram yang dilakukan dengan cara mengepung musuh secara rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung membentuk pola seperti udang. Gapura Supit Urang secara simbolik merupakan gapura utama untuk masuk ke semua area pemakaman. Kedelapan astana yang ada di kompleks Astana Pajimatan Himagiri masing-masing memiliki gapura sebagai akses masuknya.<ref name="adrisijanti-2000"/>
 
== Kompleks ==
* Tempayan kedua merupakan pemberian dari [[Kerajaan Samudera Pasai]] ([[Aceh]]) yang diberi nama ''Kyai Danumaya''.
[[Berkas:Map of Astana Pajimatan Himagiri cemetery.jpg|thumb|ka|300px|Denah pemakaman di Astana Pajimatan Himagiri]]
* Tempayan ketiga merupakan pemberian dari [[Kesultanan Utsmaniyah|Kerajaan Ngerum]] ([[Turki]]) yang diberi nama ''Kyai Mendung'''.
Daftar berikut adalah urutan pembagian kompleks makam di Astana Pajimatan Himagiri. Pada mulanya penguasa Mataram berada di bagian yang sama, setelah kerajaan terpecah bagian untuk penguasa Surakarta dan Yogyakarta dipisahkan.
* Tempayan keempat merupakan pemberian dari [[Siam|Kerajaan Siam]] ([[Thailand]]-[[Myanmar]]) yang diberi nama ''Nyai Siyem''.
Oleh [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]], keempat tempayan ini diisi air yang dipergunakan untuk [[wudu|berwudhu]]. Air dari keempat tempayan tersebut disebut air suci dan memiliki khasiat yang dapat memberi kekuatan dan sarana pengobatan. Pada awalnya tidak sembarang orang yang dapat meminum air dari tempayan-tempayan tersebut. Saat terjadinya [[Serangan Umum 1 Maret]] di [[Yogyakarta]], [[Soekarno|Presiden Soekarno]] mengirimkan surat kepada [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengkubuwana IX]] agar prajurit [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] yang bertempur di [[Yogyakarta]] diperbolehkan untuk meminum air suci tempayan tersebut.
 
=== Makam raja-raja Mataram ===
Saat ini, masyarakat umum dapat diperbolehkan meminum air suci dari tempayan tersebut melalui juru kunci makam. Air ini bisa diambil selama masih ada air yang tersisa di dalam tempayan tersebut, karena tidak sembarang hari tempayan-tempayan ini dapat diisi air. Upacara khusus untuk mengisi keempat tempayan ini dengan air yang dilakukan setahun sekali dinamakan ''[[Nguras Enceh]]''. Upacara ini dilaksanakan setiap [[Jumat]] [[Kliwon]] di bulan [[Sura]] ([[Muharam]]). Jika di bulan tersebut tidak ada hari [[Jumat]] [[Kliwon]], maka upacara pengisian air ini dapat dilaksanakan pada hari [[Selasa]] [[Kliwon]]. Bagi yang mempunyai kepercayaan (percaya), air tersebut dapat menjadi sarana tolak bala serta dapat digunakan sebagai perantara untuk mengobati berbagai penyakit. Bagi pengunjung yang ingin mengambil air suci dan membawanya pulang, diperbolehan dengan beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut, yaitu:
Kompleks makam raja-raja [[Kesultanan Mataram|Mataram]] dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari:
* Pertama, yang membawa air tersebut harus menyimpannya dengan baik.
==== Astana Kasultanagungan ====
* Kedua, sebelum diminum harus membaca [[Surah Al-Fatihah]] dan [[Surah Al-Ikhlas]] masing-masing tiga kali untuk [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]].
* [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung Anyakrakusuma]]
* Ketiga, jika ingin membawanya pulang, pengunjung diminta memberikan sumbangan seikhlasnya (Uang sumbangan ini digunakan untuk membantu pembiayaan upacara ''Nguras Enceh'').
* Ratu Batang / Kanjeng Ratu Wetan (permaisuri Sultan Agung)
* [[Amangkurat II|Sri Susuhunan Amangkurat II]]
* [[Amangkurat III|Sri Susuhunan Amangkurat III]]
==== Astana Pakubuwanan ====
* [[Pakubuwana I|Sri Susuhunan Pakubuwana I]]
* [[Amangkurat IV|Sri Susuhunan Amangkurat IV]]
* [[Pakubuwana II|Sri Susuhunan Pakubuwana II]]
 
=== Makam raja-raja Surakarta ===
Air suci tersebut jika dibawa pulang, khasiatnya dapat bertahan selama satu tahun, terhitung sejak diambil dari tempayan. Air suci tersebut dapat dicampur, namun harus menggunakan air mentah. Karena, jika dicampur dengan air yang sudah dimasak, khasiat dari air suci ini akan hilang.
Kompleks makam raja-raja [[Kesunanan Surakarta|Surakarta]] dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari:
==== Astana Kaswargan Surakarta ====
* [[Pakubuwana III|Sri Susuhunan Pakubuwana III]]
* [[Pakubuwana IV|Sri Susuhunan Pakubuwana IV]]
* [[Pakubuwana V|Sri Susuhunan Pakubuwana V]]
==== Astana Kapingsangan Surakarta ====
* [[Pakubuwana VI|Sri Susuhunan Pakubuwana VI]]
* [[Pakubuwana VII|Sri Susuhunan Pakubuwana VII]]
* [[Pakubuwana VIII|Sri Susuhunan Pakubuwana VIII]]
* [[Pakubuwana IX|Sri Susuhunan Pakubuwana IX]]
==== Astana Girimulya Surakarta ====
* [[Pakubuwana X|Sri Susuhunan Pakubuwana X]]
* [[Pakubuwana XI|Sri Susuhunan Pakubuwana XI]]
* [[Pakubuwana XII|Sri Susuhunan Pakubuwana XII]]
 
<gallery>