Slenthem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bejotampan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bejotampan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
Cara penabuhan slenthem sama seperti menabuh balungan / ricik / saron. Tangan kanan mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melakukan "patet", yaitu menahan getaran yang terjadi pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih dibutuhkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema / dengungan yang enak didengar. Pada notasi 1235 misalnya, gema yang dihasilkan pada penabuhan "1" harus hilang tepat ketika notasi "2" ditabuh, begitu seterusnya.
Untuk tempo penabuhannya, slenthem sama dengan balungan / ricik / saron, namun untuk keadaan tertentu misalnya demung imbal, maka slenthem mengisi kekosongan antara nada balungan yang ditabuh lambat dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau bisa juga pada kondisi slenthem harus menabuh setengah kali ada balungan karena balungan sedang ditabuh cepat, misalnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan perangan.
 
----
 
sumber: Ki Demang Sokowaten - Situs Sutresna Jawa pada http://ki-demang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=212&Itemid=496