Yazid bin Abdul Malik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 33:
Bila dibandingkan dengan 'Umar bin 'Abdul 'Aziz yang cenderung pasif, kebijakan Yazid terbilang sangat aktif dalam masalah militer, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah peperangan untuk menekan pemberontakan [[Khawarij]]. Pada masa 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, pihak Khawarij dan khalifah melakukan gencatan senjata dan direncanakan akan diadakan dialog tentang agama dan pandangan politik pihak Khawarij. Namun gencatan senjata ini berakhir setelah 'Umar mangkat dan terjadi peperangan di antara kedua belah pihak. Setelah kemunduran awal, pasukan Yazid berhasil menang dan membunuh pemimpin Khawarij, Syaudzab.{{sfn|Powers|1990|p=}}
 
Yazid bin Muhallab, mantan gubernur Khurasan dan Iraq, yang ditahan pada masa 'Umar bin 'Abdul 'Aziz melarikan diri ke Iraq dan mendapat dukungan di sana. Dia menolak mengakui Yazid sebagai khalifah dan melancarkan perlawanan serius. Mendapat keberhasilan di awal, Yazid bin Muhallab kemudian dikalahkan dan dibunuh pada Agustus 720 oleh pasukan Umayyah yang dipimpin [[Maslamah bin Abdul-Malik|Maslamah bin 'Abdul Malik]], saudara seayah Khalifah Yazid.{{sfn|Rotter|1991|p=740}}{{sfn|Lammens|1987|p=394}}{{sfn|PmbZ|pages=190–191}} Namun lantaran Maslamah lebih mendukung [[Hisyam bin Abdul-Malik|Hisyam bin 'Abdul Malik]] sebagai pewaris takhta daripada putra Khalifah Yazid, juga khawatir akan kekuasaannya sebagai gubernur Iraq, Khalifah Yazid memberhentikan Maslamah dengan alasan tidak berhasil memberikan pajak provinsinya ke Damaskus, ibukota kekhalifahan saat itu. Jabatan gubernur Iraq kemudian diserahkan kepada anak didik Maslamah, '[[Umar bin Hubairah|Umar bin Hubairah al-Fazari]].{{sfn|Rotter|1991|p=740}}{{sfn|Lammens|1987|p=394}}{{sfn|Blankinship|1994|pp=87–88}} Pada 721, 'Umar bin Hubairah memimpin peperangan ke Armenia yang merupakan salah satu provinsi [[Romawi Timur]] dan berhasil mendapatkan 700 tawanan.{{sfn|Blankinship|1994|p=119}}
 
'Umar bin Hubairah kemudian menunjuk Sa'id bin 'Amr al-Harasy menjadi gubernur bawahannya dan memimpin kawasan [[Basra]] dan juga kemudian [[Khurasan]]. Dalam kepemimpinannya, Sa'id mampu mengembalikan kedudukan Muslim di kawasan [[Transoxiana]] yang sebelumnya terancam pemberontakan skala besar dari [[Sogdiana]] dan penyerangan dari Türgesy yang merupakan persekutuan suku-suku Turk. Sa'id berhasil menghancurkan Sogdiana di [[Samarkand]] dan melanjutkan merebut kota Khujand, memulihkan kendali Umayyah atas kawasan Transoxiana, kecuali wilayah [[Lembah Fergana]].{{sfn|Blankinship|1994|p=126}} Namun Sa'id menekan perlawanan Sogdiana dengan kejam, memberlakukan ketat pajak ''[[jizyah]]'' atas penduduk asli, dan juga membunuh tawanan yang sudah dijamin keamanannya oleh 'Umar bin Hubairah,{{sfn|Judd|2019}} menjadikan rasa permusuhan mereka pada pemerintahan Umayyah semakin kuat. Dia juga tidak berhasil menyetor pendapatan pajak ke Iraq. Sa'id kemudian diganti oleh Muslim bin Sa'id bin Aslam Al-Kilabi.{{sfn|Blankinship|1994|pp=88, 126}}
Baris 55:
Masa kegubernuran 'Abdurrahman bin Dahhak berakhir mendadak pada 723 lantaran dia mengancam cicit Nabi Muhammad, Fatimah binti Husain, agar mau menikahinya. Setelah mendengar pengaduan Fatimah, Yazid segera memecatnya, mendenda 40.000 dinar, dan memerintahkan 'Abdurrahman untuk disiksa. 'Abdurrahman menjadi miskin setelahnya dan menjadi pengemis di jalan-jalan Madinah. Kedudukan Gubernur Madinah kemudian diberikan kepada 'Abdul Wahid bin 'Abdullah An-Nasri.{{sfn|Al-Ya'qubi|1883|p=375}}{{sfn|Ibnu Asakir|1996|p=442}}{{sfn|Powers|1989|pp=179-182}}{{sfn|McMillan|2001|p=120}}
 
Di Al-Andalus, As-Samh yang meninggal karena luka di Pertempuran Toulouse digantikan oleh '[[Anbasah bin Suhaim al-Kalbi]]. Segera setelah penunjukannya, 'Anbasah mengeluarkan kebijakan menggandakan pajak untuk umat Kristen.{{sfn|Blankinship|1994|p=89}}
 
Di Iraq, 'Umar bin Hubairah mendukung kelompok Qais (Arab utara) dan meminggirkan kelompok Yamani (Arab selatan), yang secara tradisi dominan di Iraq, dari kekuasaan. Keberpihakannya yang secara terang-terangan disebut penyair Iraq [[Al-Farazdaq]] menyebutnya "kemuliaan dan dukungan tertinggi" bangsa Arab utara.{{sfn|Blankinship|1994|pp=87, 88}}{{sfn|Vadet|1971|p=802}}{{sfn|Crone|1980|pp=44, 47}} Sejarawan [[Hugh N. Kennedy]] menyebutnya sebagai "penjahat Qais" dan "kejam dan brutal" dalam menghadapi para pemimpin Yamani.{{sfn|Kennedy|2016|p=93}}