Mpu Sindok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15:
 
==Sejarah==
''Maharaja Mpu Sindok'' sangat dikenal dalam sejarah [[Nusantara]] karena meninggalkan banyak prasasti dari masa pemerintahannya, dan karena ialah tokoh yang memindahkan pusat kekuasaan kerajaan Medang dari bhumi Mataram di Jawa bagian tengah dari ([[Daerah Istimewa Yogyakarta]], ke Jawa bagian timur, kemungkinan besar terjadi di tahun 929 M (di '''Bhumi Anjuk Ladang''') atau sekarang bernama [[Kabupaten Nganjuk]] . Pemicu perpindahan ini memiliki dasar macam-macam, dua dugaan yang terkuat adalah sebagai akibat dari letusan [[Gunung Merapi]] dan/atau invasi dari [[Sriwijaya]].<ref>{{cite book |last= Spuler |first= Bertold |author2=F.R.C Bagley |date=1981 |title= The Muslim World: A Historical Survey, Part IV |location=Leiden, The Netherlands |publisher= Brill Archive |page=252 |url= https://books.google.com/books?id=VNgUAAAAIAAJ |isbn= 9789004061965 }}</ref> Ia menjadi rajaRaja pertama [[Kerajaan Medang]] periode Jawa Timur yang memerintah sekitar tahun [[929]] – [[947]].
 
Pusat kerajaan yang baru ada di Watugaluh'''Anjuk Ladang Ngandjoek''', di tepi [[Sungai Brantas]], sekarang masuk wilayahdisebut [[Kabupaten JombangNganjuk]]. Mpu Sindok juga merupakan pendiri [[Wangsa Isana]], dan dengan demikian kerajaan baru ini terkadang juga disebut sebagai "Ishana". Sebuah prasasti yang saat ini berada di museum [[Kolkata]], [[India]], menggambarkan keturunan Sindok hingga [[Airlangga]], pada abad ke-11 Masehi.
 
Sindok memiliki dua istri, salah satunya, Sri Parameswari Dyah Kbi, kemungkinan adalah putri Dyah Wawa, raja Mataram sebelumnya. Dengan demikian, Sindok berhasil naik takhta Mataram karena pernikahannya.