Laksmi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 56:
Dewi Laksmi juga dikenal sebagai [[Dewi Sri]] yang merupakan dewi padi, sandang pangan dan sumber daya alam, dan juga [[Pertiwi|Dewi Pertiwi]] (nama lain dari dewi Bhumi yang tak lain adalah salah satu manifestasi dirinya) yang merupakan dewi penguasa bumi.
 
Menurut kepercayaan masyarakat [[Bali]] yang mayoritas menganut agama Hindu, pemujaan terhadap Dewi LakshmiLaksmi (sering disebut sebagai ''Batara Rambut Sadana'', ''Sanghyang Sri Nini'', dan ''Batari Manik Galih'') dilakukan setiap hari Rabu Wage (disebut ''Buda Cemeng'') pada wuku Ukir, Warigadean, Langkir, Merakih, Menail, dan Kulawu. Setiap hari Rabu Wage, umat Hindu (terutama masyarakat yang berprofesi sebaga pedagang atau pebisnis) menyiapkan sesajen berupa canangsari, banten pejati, dan banten otonan/ayaban tumpeng 7, dan uang sebagai persembahan untuk Dewi LakshmiLaksmi yang dipercaya sedang melimpahkan rejeki, kekayaan, kemakmuran dan kesejahteraan. Selama menjalani ibadah pada hari Rabu Wage, umat Hindu mempercayai mereka tidak boleh menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak berwujud barang, seperti membayar utang atau menabung, karena dipercaya uang atau kekayaan tersebut tidak akan kembali selamanya. Dan tidak boleh juga menggunakan uang untuk tujuan keserakahan pribadi seperti perbuatan boros atau berjudi, karena uang atau harta tersebut akan membawa sumber penderitaan.
 
== Lihat pula ==