Keutamaan Petrus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 156:
Para sejarawan Lutheran modern bahkan menyingkapkan bahwa sebelum dasawarsa 1870-an, Gereja Katolik belum menganggap Petrus sebagai ''Batu Karang'', setidaknya belum secara bulat beranggapan demikian:
 
{{quote|Tolok ukur Roma dalam membabarkan Kitab Suci dan merumuskan doktrin adalah [[Pernyataan iman#Syahadat Tridentina|Syahadat]] [[Paus Pius IV|Pius IV]]. Syahadat ini mewajibkan Roma untuk membabarkan Kitab Suci hanya menurut persetujuan bulat bapa-bapa. Pada tahun 1870, tatkala bapa-bapa bersidang dan paus mempermaklumkan infalibilitasnya, para kardinal tidak sependapat dalam menafsirkan nas Matius 16ː18. Ada lima tafsir berlainan yang mereka punyapegang. Tujuh belas suara bersikeras bahwa Petruslah batu karang itu. Enam belas suara berpendirian bahwa Kristuslah batu karang itu. Delapan suara menegaskan bahwa majelis para rasullah batu karang itu. Empat puluh empat suara berpendapat bahwa iman Petruslah batu karang itu, sementara suara selebihnya berpandangan bahwa segenap umat berimanlah batu karang itu. – Kendati demikian, Roma dulu dan sekarang pun masih saja mengajarkan bahwa Petruslah batu karang itu.<ref name=WLS-Eckert>{{cite web|url=http://www.wlsessays.net/files/EckertSpecific.pdf |title=The Specific Functions of the Church in the World |last1=Eckert |first1=Harold H. |publisher=Wisconsin Lutheran Seminary |access-date=4 Februari 2015 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20150203182715/http://www.wlsessays.net/files/EckertSpecific.pdf |archive-date=03 Februari 2015 }}</ref>|author=|title=|source=}}
 
Para apolog Lutheran mengemukakan kecamannya sebagai berikut: