Sunni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
||
Baris 106:
İsmail Hakkı İzmirli, yang melanjutkan pembedaan lingkaran Sunni yang lebih luas dan lebih sempit dari Ibnu Taimiyyah, mengatakan bahwa [[Ibnu Kullab|Kullabiyah]] dan Asy'ariyah adalah Sunni dalam pengertian umum, sedangkan [[Salafiyah]] mewakili Sunni dalam pengertian khusus. Tentang Maturidiyah, ia hanya mengatakan bahwa mereka lebih dekat dengan Salafiyah daripada Asy'ariyah karena mereka unggul dalam [[fikih]] daripada [[Ilmu kalam|kalam]].<ref name="IsmailHakki752">İsmail Hakkı İzmirli: ''Muḥaṣṣalü l-kelâm ve-l-ḥikme''. Istanbul 1336h (= 1917/18 n.Chr.). S. 75. [https://katalog.marmara.edu.tr/eyayin/pdf/OGT01091.pdf#page=122 Digitalisat]</ref> Ulama [[Arab Saudi|Saudi]], [[Muhammad bin Shalih al-Utsaimin]] (w. 2001), seperti Ibnu Taimiyyah, juga membedakan antara Sunni secara umum dan khusus, juga mengecualikan Asy'ariyah dari lingkaran Sunni dalam pengertian khusus dan berpandangan bahwa hanya pengikut ''salafusshalih'' yang menyepakati sunnah termasuk golongan ini.<ref name="Ibn Uthaimin">Muḥammad ibn ʿUṯaimīn: ''Aš-Šarḥ al-mumtiʿ ʿalā Zād al-mustaqniʿ''. Dār Ibn al-Ǧauzī, Dammam, 2006. Bd. XI, S. 306 [https://archive.org/stream/waq53629/11_53639#page/n306/mode/2up Digitalized]</ref>
===
[[Muktazilah]] umumnya tidak dimasukkan sebagai Sunni. [[Ibnu
=== Mistisisme ===
Baris 124:
Menurut klasifikasi ini, para Sufi adalah salah satu dari total delapan kelompok dalam Sunni, yang didefinisikan menurut spesialisasi agama mereka.
Ulama [[Tunisia]] Muhammad
# [[Ahli Hadis]]: Prinsip mereka didasarkan pada ''nash'', yaitu [[Al-Qur'an|Kitab]] (Al-Qur'an), [[Sunnah]], dan [[Ijmak]].
Baris 133:
Beberapa [[ulama]] ingin mendepak Sufi dari Sunni. Ulama Yaman ʿAbbās bin Mansūr as-Saksakī (w. 1284) menjelaskan dalam karya doksografisnya ''al-Burhān fī Maʿrifat ʿAqāʾid Ahlul-Adyān'' ("Bukti Pengetahuan Keyakinan Pengikut berbagai Agama") tentang Sufi: "Mereka menamakan diri mereka pengikut Sunni, tetapi mereka tidak berhak mengeklaimnya, karena bertentangan dengan keyakinan, tindakan, dan ajaran mereka.” Hal inilah yang membedakan kaum Sufi dengan Sunni, yang menurut as-Saksakī berorientasi pada makna batin yang tersembunyi dari Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam hal ini, menurutnya, mereka menyerupai [[Batiniyyah|orang Batiniyyah]].<ref>ʿAbbās ibn Manṣūr as-Saksakī: ''al-Burhān fī maʿrifat ʿaqāʾid ahl al-adyān.'' Ed. Bassām ʿAlī Salāma al-ʿAmūš. 2. Aufl. Maktabat al-Manār, az-Zarqā', 1996. p. 101. [http://www.archive.org/stream/agi09/087#page/n101/mode/2up Digitalisat]</ref> Menurut dokumen akhir Muktamar Grozny, hanya para Sufi yang dianggap sebagai Sunni yang merupakan "orang-orang Sufisme murni" (''ahlut-taṣawuf aṣ-ṣāfī'') dalam pengetahuan, etika, dan pemurnian batin, menurut [[Tarekat (Islam)|metode tarekat]] seperti yang diajarkan oleh [[Junaid al-Baghdadi|al-Junaid Al-Baghdadi]] dan "Imam Pemberi Petunjuk" (''aʾimma al-hudā'') yang mengikuti jalannya.<ref name="Grosny2">Abschlussdokument der Grosny-Konferenz von 2016, [https://chechnyaconference.org/material/chechnya-conference-statement-arabic.pdf arabisches Original] und [https://chechnyaconference.org/material/chechnya-conference-statement-german.pdf deutsche Übersetzung].</ref>
Pada abad ke-11, tasawuf yang sebelumnya merupakan aliran yang kurang “dikodifikasikan”, mulai “diatur dan dikristalkan” <ref name="Seyyed Hossein Nasr 2007 p. 76">Seyyed Hossein Nasr, ''The Essential Seyyed Hossein Nasr'', ed. William C. Chittick (Bloomington: World Wisdom, 2007), p. 76</ref> menjadi ''[[Tarekat (Islam)|tarekat]]'' yang terus berlangsung hingga saat ini <ref name="Seyyed Hossein Nasr 2007 p. 76" /> Semua tarekat ini didirikan oleh seorang [[Santo|wali]] besar Islam Sunni, dan beberapa tarekat terbesar dan tersebar luas termasuk [[Tarekat Qadiriyah|
==
[[Fikih]] merupakan yurisprudensi Islam, yakni menafsirkan hukum Islam dengan menurunkan aturan-aturan tertentu – seperti tata cara salat. Semua mazhab memiliki tata cara sendiri tersendiri dalam menafsirkan fikih. Mazhab-mazhab ini merepresentasikan metodologi yang dijabarkan dengan rinci untuk menafsirkan hukum Islam, ada sedikit perbedaan metodologis. Meski konflik antarmazhab pernah diwarnai kekerasan di masa lalu,<ref name="chib">Chibli Mallat, ''Introduction to Middle Eastern Law'', p. 116. Oxford: Oxford University Press, 2007. {{ISBN|978-0199230495}}</ref> keempat mazhab Sunni mengakui kesahihannya satu sama lain dan mereka telah berinteraksi dalam perdebatan fikih selama berabad-abad.<ref name="rabb">{{Cite encyclopedia|last=Rabb|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of the Islamic World|editor=John L. Esposito|publisher=Oxford University Press|year=2009|doi=10.1093/acref/9780195305135.001.0001|isbn=978-0195305135}}</ref><ref name="hussin">{{Cite encyclopedia|last=Hussin|encyclopedia=The Oxford Encyclopedia of Islam and Politics|publisher=Oxford University Press|editor=Emad El-Din Shahin|year=2014|doi=10.1093/acref:oiso/9780199739356.001.0001|isbn=978-0199739356}}</ref>
=== Mazhab fikih ===
Telah banyak tradisi intelektual dalam bidang [[Syariat Islam|syariat]] (hukum Islam), sering disebut sebagai [[mazhab]] (aliran hukum). Tradisi-tradisi ini mencerminkan sudut pandang yang berbeda tentang hukum dan kewajiban dalam beragama. Meski satu mazhab dapat memandang satu tindakan tertentu sebagai [[Fardu|kewajiban]] agama, mazhab yang lain mungkin memandangnya sebagai [[mustahab]]. Mazhab-mazhab ini bukanlah firkah; mereka mewakili sudut pandang yang berbeda tentang isu-isu yang tidak dianggap sebagai inti dari keyakinan Islam. Sejarawan berbeda pendapat tentang penggambaran yang tepat dari mazhab berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang mereka ikuti.
Banyak ulama tradisional membagi Islam Sunni dalam dua kelompok: ''[[Ahlur Ra’yi|Ahlur-Ra'y]]'', atau "mereka yang menggunakan akal", karena menekankan penilaian dan wacana ilmiah; serta ''[[Ahli Hadis|Ahlul-Hadits]]'', atau "ahli hadis", karena menekankan pembatasan pemikiran hukum sesuai kitab suci.<ref>{{Cite web|last=Murtada Mutahhari|title=The Role of Ijtihad in Legislation|url=http://www.al-islam.org/al-tawhid/ijtihad-legislation.htm|publisher=Al-Islam.org|archive-url=https://web.archive.org/web/20120304212400/http://www.al-islam.org/al-tawhid/ijtihad-legislation.htm|archive-date=2012-03-04}}</ref> [[Ibnu Khaldun]] mendefinisikan mazhab Sunni menjadi tiga: mazhab [[Mazhab Hanafi|Hanafi]] yang mengikuti akal, mazhab [[Mazhab Zhahiri|Zhahiri]] yang melambangkan tradisi, dan mazhab menengah yang lebih luas yang mencakup [[mazhab Syafi'i]], [[Mazhab Maliki|Maliki]], dan [[Mazhab Hambali|Hambali]].<ref>Meinhaj Hussain, A New Medina, [https://archive.today/2013.01.03-002610/http://www.grandestrategy.com/2012/01/6655434312-chapter-nine-new-medina.html The Legal System], Grande Strategy, January 5th, 2012</ref><ref>[[Ignác Goldziher]], ''The Zahiris'', p. 5. Trns. Wolfgang Behn, intro. [[Camilla Adang]]. Volume three of Brill Classics in Islam. [[Leiden]]: [[Brill Publishers]], 2008. {{ISBN|978-9004162419}}</ref>
Pada [[Abad Pertengahan]], [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]] di Mesir menetapkan bahwa mazhab Sunni yang boleh diikuti hanya Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali, tidak termasuk mazhab Zhahiri.<ref>{{Cite encyclopedia|encyclopedia=Encyclopedia.com|access-date=13 March 2012|archivedate=2012-01-18}}</ref> [[Kesultanan Utsmaniyah]] kemudian menegaskan lagi status resmi empat mazhab sebagai tanggapan terhadap pengaruh [[Syiah]] dari lawan ideologis dan politik mereka, [[Dinasti Safawiyah]].<ref name="chib2">Chibli Mallat, ''Introduction to Middle Eastern Law'', p. 116. Oxford: Oxford University Press, 2007. {{ISBN|978-0199230495}}</ref> Di era kontemporer, mantan [[Daftar Perdana Menteri Sudan|Perdana Menteri Sudan]] [[Sadiq al-Mahdi|Al-Sadiq al-Mahdi]], serta [[Risalah Amman]] yang dikeluarkan oleh Raja [[Abdullah II dari Yordania]], mengakui Zhahiri dan mempertahankan lima mazhab Sunni.<ref>Hassan Ahmed Ibrahim, "An Overview of al-Sadiq al-Madhi's Islamic Discourse". Taken from ''The Blackwell Companion to Contemporary Islamic Thought'', p. 172. Ed. Ibrahim Abu-Rabi'. [[Hoboken, New Jersey|Hoboken]]: [[Wiley-Blackwell]], 2008. {{ISBN|978-1405178488}}</ref><ref>{{Cite web|title=AmmanMessage.com – The Official Site|url=http://ammanmessage.com/index.php?option=com_content&task=view&id=91&Itemid=74|archive-url=https://web.archive.org/web/20130202045430/http://ammanmessage.com/index.php?option=com_content&task=view&id=91&Itemid=74|archive-date=2013-02-02|access-date=2013-09-13|url-status=live}}</ref>
== Rukun iman ==
{{Akidah|Sunni}}
== Citra ==
=== Sebagai cabang Islam yang selamat ===
Sebuah [[hadis]] terkenal, yang ditafsirkan sebagai [[Vaticinium ex eventu|''Vaticinium ex eventu'']], mengatakan bahwa [[Umma|umat]] Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, hanya satu yang akan selamat.<ref>Juynboll: “An Excursus on ahl as-sunnah”. 1998, p. 323f.</ref> Kaum Sunni berpendapat bahwa merekalah yang merupakan ''firqatun-najiyah'' (golongan yang diselamatkan). Misalnya, [[Abu Mansur al-Baghdadi]] (w. 1037) menjelaskan di awal karya [[Heresiologi|heresiografinya]] ''al-Farq bainal-firaq'' ("Perbandingan Firqah-FIrqah") bahwa ada 20 ''[[Rafidhah]]'' 20 [[Khawarij]], 20 [[Qadariyah]], 3 [[Murji'ah]], 3 Najjariyah, 3 [[Karramiyya|Karramiyyah]], dan terakhir Bakriyyah, Dirariyyah, dan [[Jaham bin Shafwan|Jahmiyah]]. Ini adalah 72 sekte yang sesat. Sekte ke-73 yang merupakan “sekte yang diselamatkan” adalah Sunni (''ahlussunnah wal-jamaʿah''). Menurut al-Baghdadi, mereka terdiri dari dua kelompok, yaitu pengikut [[Ahlur Ra’yi|''Ra'y'']] dan pengikut hadis. Mereka menyepakati dasar-dasar agama (''uṣūluddīn''). Yang ada hanyalah perbedaan derivasi (''furūʿ'') dari norma-norma mengenai pertanyaan tentang
=== Sebagai pusat komunitas Islam ===
|