Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Referensi: clean up, removed stub tag
Zoelbaetixx (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 43:
 
Encik dalam [[bahasa Melayu]] berarti paman. Namun, kata encik sering digunakan bagi kaum lelaki yang dihormati, seperti masih digunakan di [[Sumatra]], [[Kalimantan]] dan [[Malaysia]].<ref>http://studentsrepo.um.edu.my/736/4/BAB3.pdf</ref>
 
Berdasarkan sumber lainnya, nama Cawang berasal dari nama seorang pedagang Tionghoa, Cai Wang Hui (蔡汪惠) yang lolos dari tragedi [[Geger Pecinan]] dan mendirikan sebuah kediamannya di sana yang di kemudian hari dikenal sebagai daerah Cawang saat ini.
 
Kurang jelas, apakah sebagian atau seluruhnya, pada tahun 1759 menurut De Haan, Cawang sudah menjadi milik Pieter van den Velde, di samping tanah-tanah miliknya yang lain seperti Tanjung timur atau Groeneveld, Cikeas, Pondokterong, Tanjungpriok, dan Cililitan. Pada awal abad ke20 Cawang pernah menjadi buah bibir, karena di sana bermukim seorang pesilat beraliran kebatinan, bernama Sairin, alias bapak Cungak. Sairin dituduh oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai dalang kerusuhan di Tangerang pada tahun 1924. Di samping itu, ia pun dinyatakan terlibat dalam pemberontakan Entong Gendut, di Condet tahun 1916. Condet pada waktu itu termasuk bagian tanah partikelir Tanjung Oost.
 
Pada tahun 1970-an Cawang terbagi secara regioanal, yakni: