Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 310:
[[Berkas:Dutch troops landing at Sanur 1906.jpg|jmpl|300x300px|Pasukan Belanda yang mendarat di [[Pantai Sanur]] (1906). Sumber dari [[Museum Bali]].]]
Belanda yang telah berhasil menaklukkan Bali bagian utara mulai melakukan penyerangan ke negara-negara selatan yang masih bertahan melawan pengaruh Belanda. Pada tanggal 27 Mei 1904, kapal [[sekunar]] asing bernama ''Sri Kumala'' terdampar di perairan [[Pantai Sanur|Sanur]] dan dijarah oleh orang-orang Bali menurut adat [[Tawan Karang|tawan karang]] Bali. Belanda menggunakan alasan ini untuk mengultimatum [[Kerajaan Badung|Badung]], Tabanan, dan [[Kerajaan Klungkung|Klungkung]] agar menyerah.<ref name="bali">{{cite book|author=Willard A. Hanna|year=2004|title=Bali Chronicles|publisher=Periplus, Singapore|isbn=0-7946-0272-X|author-link=Willard A. Hanna}}</ref> Akhirnya pada bulan September 1908, Belanda [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|mengirimkan armada dan pasukan KNIL]] untuk menyerang kerajaan-kerajaan tersebut, Ketika pasukan tiba di negara [[Kerajaan Badung|Badung]], Rakyat Badung yang tidak gentar melihat musuk kemudian menyerang pasukan mereka bersama [[I Gusti Ngurah Made Agung]], raja mereka saat itu. Beberapa penduduk lokal juga melakukan ritual [[Puputan|''puputan'']] atau melempari pasukan dengan [[perhiasan]] dan [[Uang logam|koin]] untuk mengolok-olok mereka. Kisah heroik raja dan rakyat Badung tersebut saat ini dikenal dengan peristiwa [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|Puputan Badung]].<ref name="bali" /> Setelah negara Badung berhasil ditundukkan, pasukan KNIL melanjutkan penyerangannya ke Tabanan, tetapi raja dan pengikutnya pun melakukan ritual ''puputan'' di dalam kurungan.<ref>{{cite book|author=Andy Barski, Albert Beaucort and Bruce Carpenter, Barski|year=2007|url=https://archive.org/details/balilombok0000unse_r8y2|title=Bali and Lombok|publisher=Dorling Kindersley, London|isbn=978-0-7566-2878-9}}</ref> Setelah itu, pasukan Belanda pergi ke Klungkung dan mempertimbangkan untuk menyerang [[Dewa Agung]] Jambe II, penguasa Klungkung dan penguasa nominal seluruh Bali saat itu, tetapi mengurungkan niat mereka setelah Dewa Agung menyerah dan setuju untuk menandatangani perjanjian dengan Belanda.<ref name="bali" /> Belanda akhirnya mampu menguasai seluruh Pulau Bali. Namun, monopoli yang dilakukan oleh Belanda di tanah Bali akhirnya menimbulkan pemberontakan dari Dewa Agung, sebagai penguasa nominal Bali, dan pengikut-pengikutya pada bulan April 1908. Pemberontakan ini berakhir dengan kemenangan pihak Belanda, sementara Dewa Agung terbunuh dan pengikut-pengikutnya melakukan ''puputan'', yang saat ini dikenal dengan peristiwa [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|Puputan Klungkung]].<ref>''Insight Guide: Bali'' 2002 Brian Bell, Apa Publications GmbH&Co {{ISBN|1-58573-288-5}}.</ref>
[[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|425x425px|Perkembangan wilayah kolonial [[Hindia Belanda]].|kiri]]
==== Pergerakan nasional bangsa Indonesia ====
|