AKA (grup musik): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibuku (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ibuku (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 54:
Namun, tidak semua orang bisa menerima atraksi panggung AKA. Ketika tampil di [[Tasikmalaya]] pada Juni 1972, gaya panggung Ucok dan kawan-kawan tak disukai pecinta musik rock di sana. Meskipun para penonton sempat meneriaki mereka, untungnya pertunjukan tidak berakhir dengan kerusuhan karena Band [[Rhapsodia]], yang tampil sesudah mereka, berhasil menjinakkan penonton dengan lagu-lagu ala [[Santana]] serta lagu-lagu lokal. Peristiwa serupa kembali berulang ketika AKA tampil di Gedung Kridosono, [[Yogyakarta]] pada Juni 1974 bersama grup [[Giant Step]] asal [[Bandung]]. Para penonton yang tak suka melihat atraksi Ucok tak dapat dibendung lagi. Mereka berteriak-teriak dan merusak gitar Arthur Kaunang. Ucok pun terkena lemparan kursi, dan kening Sunatha terluka parah akibat potongan kayu dan besi yang dilempar penonton. Ketiganya dirawat di RS Panti Rapih, Yogyakarta.<ref>https://www.kompasiana.com/maspet/55001e62813311f51bfa70c1/rock-cengeng-aka-yang-abadi [http://www.republika.co.id/detail.asp?id=269181 Harian Republika]</ref>
 
=== Rekaman Album ===
AKA tidak hanya piawai dalam aksi panggung, berikutnyaAKA merekakemudian menjajal kemampuan berolahmerekam lagu-lagu dalam dunia rekaman. Mereka ahrinya mendapatkan kesempatan rekamanmereka di perusahaan studio rekaman di Jakarta. Bermula dari album 1 yang bertitel ''Do What You Like'' (1970) di '''Indra Records'''. Pada album pertama mereka ini ''Do What You Like'' (1970), terdapat lima lagu berbahasa Indonesia dan tiga lagu [[bahasa Inggris]] yakni (''Do What You Like'', ''I've Gotta Work It Out'', dan ''Glenmore'').
 
Beberapa album sempat mereka hasilkan didari beberapa studio rekaman dan meraih kesuksesan yang tidak kalah dibandingkan penampilan panggungnya. Berbeda dengan yang dibayangkan dengan penampilan fisik yang sangar dan penampilan panggung yang garang, tentu lagu-lagu mereka dijamin keras dan bising. Malah sebaliknya, lagu yang berirama cadas dan menghentak itu hanya sekitar 30-40 persen saja dari keseluruhan lagu dalam satu album.
Arus komersil membuat grup rock ini juga melagukan tembang karya mereka yang pop mendayu-dayu macam ''Akhir Kisah Sedih'', ''Dunia Buram'', ''Di Akhir Bulan Lima'', atau yang paling fenomenal ''Badai Bulan Desember''. Tuntutan sebagai penghibur masa itu harus bisa bernyanyi lagu dengan irama apa pun sesuai tuntutan arus musik populer yang sedang laku. Bila lagu-lagu yang dinyanyikan berirama rock maka Ucok Harahap yang mengambil alih, bila lagu yang didendangkan adalah pop yang melankolis maka Sjech Abidin yang berperanmenjadi vokalis. Sjech merupakan pemain drum dengan vokal yang merdu. Sementara Arthur dan Soenata hanyajuga mengisi vokal pada beberapa lagu saja.<ref>https://id-id.facebook.com/notes/jancuk-suroboyo/aka-apotik-kali-asin-band-rock-asli-arek-suroboyo/350849295048742/</ref>
 
Arus komersil membuat grup rock ini juga melagukan tembang karya mereka yang pop mendayu-dayu macam ''Akhir Kisah Sedih'', ''Dunia Buram'', ''Di Akhir Bulan Lima'', atau yang paling fenomenal ''Badai Bulan Desember''. Tuntutan sebagai penghibur masa itu harus bisa bernyanyi lagu dengan irama apa pun sesuai tuntutan arus musik populer yang sedang laku. Bila lagu-lagu yang dinyanyikan berirama rock maka Ucok Harahap yang mengambil alih, bila lagu yang didendangkan adalah pop yang melankolis maka Sjech Abidin yang berperan. Sjech merupakan pemain drum dengan vokal yang merdu. Sementara Arthur dan Soenata hanya mengisi vokal pada beberapa lagu saja.<ref>https://id-id.facebook.com/notes/jancuk-suroboyo/aka-apotik-kali-asin-band-rock-asli-arek-suroboyo/350849295048742/</ref>
 
Sepanjang sejarah berdirinya AKA, band ini telah merilis sembilan buah album studio, beberapa buah kompilasi antologi dan rilisan-rilisan lainnya.