Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gugunsuganta (bicara | kontrib)
Merapihkan artikel
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k clean up, typos fixed: ibukota → ibu kota (2), klenteng → kelenteng, Ridho → Rida, tapi → tetapi, Marhum → –
Baris 98:
Pada awal abad ke-16, [[Tome Pires]], seorang penjelajah [[Portugal]], mencatat dalam bukunya, [[Suma Oriental]] bahwa kota-kota di pesisir timur Sumatra antara suatu daerah yang disebutnya ''Arcat'' (sekitar [[Aru]] dan [[Rokan]]) hingga [[Jambi]] adalah pelabuhan dagang yang dikuasai oleh raja-raja dari [[Minangkabau]].<ref name=Andaya>{{Cite book|last=Andaya|first=Leonard Y.|title=Leaves of the Same Tree: Trade and Ethnicity in the Straits of Melaka|publisher=University of Hawaii press|URL=http://books.google.co.id/books/about/Leaves_of_the_Same_Tree.html?id=w7AqZR1ZUZgC&redir_esc=y|year=2008|location=New York|isbn=978-082-4-83189-9|page=200|access-date=2013-10-18|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124082753/https://books.google.co.id/books/about/Leaves_of_the_Same_Tree.html?id=w7AqZR1ZUZgC&redir_esc=y&hl=id|dead-url=no}}</ref> Di wilayah tersebut, para [[pedagang Minangkabau]] mendirikan kampung-kampung perdagangan di sepanjang [[Sungai Siak]], [[Sungai Kampar|Kampar]], [[Sungai Rokan|Rokan]], dan [[Sungai Indragiri|Indragiri]]. Satu dari sekian banyak kampung yang terkenal adalah [[Senapelan, Pekanbaru|Senapelan]] yang kemudian berkembang menjadi [[Pekanbaru]], yang kini menjadi ibu kota provinsi.
 
Sejarah Riau pada masa pra-kolonial didominasi beberapa kerajaan otonom yang menguasai berbagai wilayah di Riau. Kerajaan yang terawal, [[Kerajaan Keritang]], diduga telah muncul pada abad keenam, dengan wilayah kekuasaan diperkirakan terletak di [[Keritang, Indragiri Hilir]]. Kerajaan ini pernah menjadi wilayah taklukan [[Majapahit]], namun seiring masukkan ajaran Islam, kerajaan tersebut dikuasai pula oleh [[Kesultanan Melaka]]. Selain kerajaan ini, terdapat pula [[Kerajaan Kemuning]], [[Kerajaan Batin Enam Suku]], dan [[Kerajaan Indragiri]], semuanya diduga berpusat di [[Indragiri Hilir]].<ref name="PemkabInhil">[http://www.inhilkab.go.id/index.php/Profil/sejarah-singkat-indragiri-hilir.html "Sejarah Singkat Indragiri Hilir"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150924035140/http://www.inhilkab.go.id/index.php/Profil/sejarah-singkat-indragiri-hilir.html |date=2015-09-24 }}. Situs resmi pemerintah [[kabupaten Indragiri Hilir]], diakses 17 Oktober 2013.</ref> hingga kedatangan kolonial, terdapat beberapa kerajaan dan kesultanan di Riau. Kerajaan Tambusai, Rambah, Kepenuhan, [[Kerajaan Rokan IV Koto|Rokan IV Koto]] dan Kunto Darussalam menguasai kawasan hulu sungai [[Sungai Rokan|Rokan]] dan anak sungainya yang sekarang menjadi kabupaten [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]]. Kerajaan [[Kerajaan Kampar Kiri|Kampar Kiri]] dan Singingi menguasai kawasan sehilir sungai [[Sungai Kampar Kiri|Kampar Kiri]] dan Singingi yang sekarang menjadi sebagian wilayah kabupaten [[Kabupaten Kampar|Kampar]] dan sebagian wilayah kabupaten [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]]. Kerajaan Kuantan menguasai kawasan sehilir sungai [[Batang Kuantan|Kuantan]] yang sekarang menjadi sebagian wilayah kabupaten [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]]. Kesultanan [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Siak Sri Inderapura]] menguasai kawasan yang sekarang menjadi kabupaten [[Kabupaten Rokan Hilir|Rokan Hilir]], [[Kabupaten Bengkalis|Bengkalis]], kota [[Kota Dumai|Dumai]], [[Kabupaten Siak|Siak]], [[Kabupaten Kepulauan Meranti|Kepulauan Meranti]], sebagian kota [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], kawasan sehilir sungai Tapung Kiri dan kanan serta [[Siak Hulu, Kampar|Taratak Buluh]] dan sekitarnya yang sekarang masuk kabupaten [[Kabupaten Kampar|Kampar]]. Kesultanan [[Kesultanan Pelalawan|Pelalawan]] menguasai kawasan yang sekarang menjadi kabupaten [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]]. Dan kesultanan [[Kerajaan Indragiri|Indragiri]] menguasai kawasan yang sekarang menjadi kabupaten [[Kabupaten Indragiri Hulu|Indragiri Hulu]] dan [[Kabupaten Indragiri Hilir|Indragiri Hilir]], sedangkan sebagian kawasan pesisir Indragiri dulunya menjadi wilayah kesultanan [[Kesultanan Lingga|Lingga - RiauLingga–Riau]] yang berpusat di [[Daik, Lingga, Lingga|Daik Lingga]]. Kawasan sehilir sungai [[Sungai Kampar Kanan|Kampar Kanan]] dipimpin oleh Datuk-datuk adat mereka sendiri.
 
=== Masa kerajaan Melayu ===
Baris 163:
== Demografi ==
 
Jumlah penduduk provinsi Riau berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] tahun [[2022]], sebanyak 6.493.603 jiwa.<ref name="RIAU"/> Kabupaten atau kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah [[Kota Pekanbaru|kota Pekanbaru]] dengan jumlah penduduk ± 994 ribu jiwa. Sedangkan kabupaten atau kota dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah [[Kabupaten Kepulauan Meranti|kabupaten Kepulauan Meranti]] yakni sebesar 210.407 jiwa.<ref name="DUKCAPIL"/>
 
=== Suku bangsa ===
Baris 249:
Abad ke-19, masyarakat [[Suku Banjar|Banjar]] dari [[Kalimantan Selatan]] dan [[Suku Bugis|Bugis]] dari [[Sulawesi Selatan]], juga mulai berdatangan ke Riau. Mereka banyak bermukim di [[Kabupaten Indragiri Hilir|Indragiri Hilir]] khususnya [[Tembilahan, Indragiri Hilir|Tembilahan]].<ref>Majalah Prisma, Masalah 1-8, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1990</ref> Dibukanya perusahaan pertambangan minyak [[Chevron Pacific Indonesia|Caltex]] pada tahun 1940-an di [[Rumbai, Pekanbaru]], mendorong orang-orang dari daerah-daerah di Indonesia untuk mengadu nasib di Riau.
 
Suku [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Suku Sunda|Sunda]] pada umumnya banyak berada pada kawasan [[transmigran]]. Etnis Jawa umumnya bekerja sebagai pegawai swasta & buruh serta tersebar cukup merata di Riau terutama di Pekanbaru, Dumai, dan sekitarnya, serta di banyak kabupaten. Sedangkan etnis Sunda umumnya bekerja sebagai buruh serta banyak bermukim di Pekanbaru dan sebagian sisanya di Dumai. Sementara etnis Minangkabau umumnya menjadi [[pedagang]] dan banyak bermukim pada kawasan perkotaan seperti [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Kota Dumai|Dumai]], dan sekitarnya atau di wilayah ramai/padat penduduk di beberapa kabupaten (terutama di beberapa kecamatan serta ibukotaibu kota kabupaten seperti Bangkinang & Kuok di Kampar) serta juga dapat ditemukan di wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan Sumatra Barat. Begitu juga etnis Tionghoa pada umumnya sama dengan etnis Minangkabau yaitu berniaga/menjadi pedagang serta menjadi pengusaha dan banyak bermukim khususnya di wilayah Pekanbaru, Dumai, dan sekitarnya serta banyak juga terdapat pada kawasan pesisir timur seperti di [[Bagansiapiapi (kota)|Bagansiapiapi]], [[Selatpanjang (kota)|Selatpanjang]], [[Pulau Rupat]], dan [[Bengkalis, Bengkalis|Bengkalis]]. Etnis Batak umumnya bekerja sebagai buruh, pegawai swasta, dan juga berniaga, etnis Batak banyak yang tinggal di wilayah perkotaan seperti Pekanbaru, Dumai, dan sekitarnya serta juga di beberapa kabupaten dengan populasi yang signifikan seperti di Rokan Hulu yang berbatasan dengan Sumatra Utara. Etnis Nias banyak bekerja sebagai buruh dan biasa ditemukan di wilayah Pekanbaru dan sebagian kecil sisanya di Dumai. Selain itu di provinsi ini masih terdapat sekumpulan masyarakat asli yang tinggal di pedalaman, pinggir sungai, muara, bahkan pesisir laut seperti: Suku Hutan, [[Suku Bonai|Bonai]], [[Orang Talang Mamak|Talang Mamak]], [[Orang Sakai|Sakai]], [[Suku Akik|suku Akit]], dan [[Suku Laut (Indonesia)|Orang Laut]], mereka umumnya bekerja sebagai petani, peternak, mengelola perkebunan ataupun menjadi nelayan dan beberapa pekerjaan lainnya. Suku Hutan & suku Bonai adalah 2 kelompok masyarakat paling terasing di Riau yang kebanyakkan tinggal di wilayah pedalaman/hutan yang jauh dari pemukiman penduduk dan mereka jauh dari kehidupan modern. Sementara suku asli Melayu Riau yang tersebar merata di seluruh wilayah Riau dan umumnya mereka bekerja di sektor pemerintahan (pegawai negeri sipil atau pegawai negeri lainnya), buruh, pengusaha, pegawai swasta, serta juga sebagian berniaga/berdagang.
 
=== Bahasa ===
 
Riau merupakan provinsi dengan latar belakang penduduk yang majemuk, sehingga terdapat banyak bahasa yang dituturkan sehari-hari. Menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|sensus 2010]], 40,05% penduduk Riau berusia 5 tahun ke atas berbicara menggunakan [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]], sedangkan 58,68% menggunakan [[Bahasa daerah|bahasa daerah]]. 1,27% sisanya menggunakan bahasa asing, tidak terdata/tidak didata (tidak diketahui), tidak ditanyakan, atau tidak menjawab.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|website=www.bps.go.id|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210325171828/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|dead-url=no}}</ref> Bahasa-bahasa daerah yang dominan dituturkan di Riau, antara lain [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], [[Bahasa Batak|Batak]], dan [[Bahasa Banjar|Banjar]].<ref name=":0">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref>
 
Bahasa Melayu, yang dikenal sebagai bahasa Melayu Riau beserta dialeknya, merupakan bahasa yang dipertuturkan secara luas oleh etnis [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] yang merupakan penduduk asli Riau khususnya di daerah pesisir, seperti [[Kabupaten Rokan Hilir|Rokan Hilir]], [[Kabupaten Bengkalis|Bengkalis]], [[Kota Dumai|Dumai]], [[Kabupaten Kepulauan Meranti|Kepulauan Meranti]], [[Kabupaten Indragiri Hilir|Indragiri Hilir]], hingga ke daerah daratan, seperti [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]], [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Kabupaten Siak|Siak]], [[Kabupaten Indragiri Hulu|Indragiri Hulu]], [[Kabupaten Kampar|Kampar]], [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]], dan [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]].<ref name=":6" />
 
Bahasa Minangkabau dipergunakan secara luas/dominan menjadi bahasa perniagaan di perkotaan (Pekanbaru) dan di sebagian wilayah bagian barat Riau yang berbatasan dengan Sumatra Barat. Selain menjadi bahasa yang digunakan masyarakat etnis Minangkabau dan digunakan di pasar-pasar/tempat perniagaan, dialek/bahasa Minangkabau juga bahkan dominan dan menjadi bahasa sehari-hari, bahasa pengantar/komunikasi (lingua franca), dan bahasa pergaulan masyarakat kota Pekanbaru. Di Pekanbaru sendiri mayoritas etnis Minang, etnis Minang merupakan etnis terbesar di Pekanbaru. Hal ini dikarenakan banyak orang Minang yang merantau lalu berniaga, bekerja, dan sekolah/kuliah di Riau hingga menetap dan menjadi warga Riau (khususnya Pekanbaru yang merupakan ibukotaibu kota provinsi Riau), ini juga menyebabkan logat khas Minang dengan ciri khas penambahan partikel "do" diakhir kalimat dan beberapa kosakata/partikel seperti "mah", "wak", dan lainnya banyak dipakai masyarakat kota Pekanbaru oleh non-Minang seperti pendatang lainnya ataupun masyarakat asli Melayu Riau itu sendiri. Bahasa Melayu lokal di daerah sekitar Pekanbaru yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Riau memang terdengar banyak kemiripan dan ada beberapa persamaan dengan dialek bahasa Minangkabau terutama dari logatnya. Bahasa Melayu lokal disana juga memiliki ciri kata diakhiri "o" seperti Minang juga dengan beberapa kosakata yang sama dan banyak kemiripan terutama dari logat bahasa. Selain dituturkan di Pekanbaru, bahasa ini juga dituturkan oleh masyarakat asli Minang yang berada di sebagian wilayah yang berbatasan dengan Sumatra Barat di [[Kabupaten Kampar|Kampar]], [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]], dan [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]]. Ketiga daerah tersebut mempunyai banyak kemiripan dan persamaan dari adat-istiadat, budaya/kebudayaan, dan bahasa dengan daerah tetangganya di Sumatra Barat, serta mempunyai ciri dialek tersendiri yang agak berbeda dengan masyarakat Melayu Riau lainnya. Pada umumnya, penutur asli tersebut tidak menyebutkan bahasanya sebagai bahasa Minang, tapitetapi sebagai bahasa tersendiri atau sebagai dialek Melayu.<ref>Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) ''Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985).'' Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131033747/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/|date=2021-01-31}}</ref><ref>Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) ''persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h.'' Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210130022127/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/|date=2021-01-30}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|title=Kampar, antara Melayu dan Minangkabau - WACANA|url=http://www.wacana.co/2017/02/kampar-antara-melayu-dan-minangkabau/|website=www.wacana.co|language=Indonesia|access-date=2018-07-03}}{{Pranala mati|date=Maret 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui ([[:Kategori:Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui|link]])</ref> Dialek-dialek rumpun Minang yang tersebar di Riau antara lain, [[Bahasa Kampar|dialek Melayu Kampar]],<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180817023105/https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html|date=2018-08-17}}</ref><ref name=":12">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> [[Bahasa Kuantan|dialek Melayu Kuantan]], dan dialek Melayu Rokan.<ref name=":6">BadanSugono, PengembanganDendy, danSasangka, PembinaanS.S.T. BahasaWisnu, KemendikbudRivay, RIOvi Soviaty, et al., 2017. ''Bahasa Minangkabaudan dipeta Provinsibahasa Riaudi Indonesia.''. Pada:Badan BahasaPengembangan dan PetaPembinaan Bahasa, diKementerian IndonesiaPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. 2017ISBN 9786024373762 [http://118repositori.98perpustakaan.223kemdikbud.79go.id/petabahasa7191/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/2018081211545020210131022024/http://118repositori.98perpustakaan.223kemdikbud.79go.id/petabahasa7191/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=20182021-0801-1231}}</ref><ref name=":6">Sugono,Badan Dendy,Pengembangan Sasangka,dan S.S.T.Pembinaan Wisnu,Bahasa Rivay,Kemendikbud Ovi Soviaty, et al., 2017RI. ''Bahasa danMinangkabau petadi bahasaProvinsi di Indonesia.Riau''. BadanPada: PengembanganBahasa dan PembinaanPeta Bahasa, Kementeriandi Pendidikan dan Kebudayaan, JakartaIndonesia. ISBN 97860243737622017 [http://repositori118.perpustakaan98.kemdikbud223.go.id79/7191petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/2021013102202420180812115450/http://repositori118.perpustakaan98.kemdikbud223.go.id79/7191petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=20212018-0108-3112}}</ref><ref>Hamidy, U. U. 2003, ''Bahasa Melayu dan Kreativitas Sastra di Riau / U.U. Hamidy'' Unri Press kerjasama dengan Yayasan Adikarya Ikapi dan The Ford Foundation Pekanbaru, <nowiki>ISBN 979-3297-33-6</nowiki> </ref><ref>http://adesafitri9.blogspot.com/2014/03/adverbia-dalam-bahasa-melayu-ocu-dialek.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwiDlr_UvoKAAxX_3zgGHfq-Bt84HhAWegQIBRAB&usg=AOvVaw07-uyAvRlbQKyYd3us49I9</ref><ref>https://www.ranahriau.com/berita-2690-yukkk-kenali-ragamnya-dialek-bahasa-melayu-riau-ini-lengkapnya.html&ved=2ahUKEwiDlr_UvoKAAxX_3zgGHfq-Bt84HhAWegQICRAB&usg=AOvVaw3BfByFHOzqR8a-Cp2lYH7K</ref><ref>https://www.ayoindonesia.com/regional/amp/pr-012916998/suku-ocu-dari-riau-berbeda-dengan-minang-ataupun-melayu&ved=2ahUKEwi3wNyovoKAAxVKwTgGHffYBIsQFnoECCgQAQ&usg=AOvVaw2uvSPtUQM7MqoUaIJxr5Yx</ref><ref>https://pustaka.kemdikbud.go.id/libdikbud/index.php%3Fp%3Dshow_detail%26id%3D44866&ved=2ahUKEwi3wNyovoKAAxVKwTgGHffYBIsQFnoECCcQAQ&usg=AOvVaw2pOcgbQNn7HJTBoqGoIwcR</ref><ref>https://inlislite.kamparkab.go.id/opac/detail-opac%3Fid%3D12982&ved=2ahUKEwi3wNyovoKAAxVKwTgGHffYBIsQFnoECCoQAQ&usg=AOvVaw2CIUf9bSzDZzJ4z2vYw5ds</ref><ref>https://www.pn-bangkinang.go.id/%3Flink%3DTampilPesonaSejarahMasyarakatKampar&ved=2ahUKEwjEmuiWwIKAAxXmxjgGHdsNAQEQFnoECB0QAQ&usg=AOvVaw3mu4FD6E2hzkhQRNXG3n5k</ref><ref>https://repository.uir.ac.id/14884/&ved=2ahUKEwihuaupwIKAAxX64TgGHRpcCQg4FBAWegQIBxAB&usg=AOvVaw0kq5ee9mLib04NgJ8KYPOd</ref><ref>https://ejournal.unp.ac.id/index.php/bsp/article/download/4910/3863&ved=2ahUKEwihuaupwIKAAxX64TgGHRpcCQg4FBAWegQIAxAB&usg=AOvVaw3cyuulWHp8t_jF_j0vXPp2</ref><ref>https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/SosialBudaya/article/view/1940&ved=2ahUKEwihuaupwIKAAxX64TgGHRpcCQg4FBAWegQICRAB&usg=AOvVaw2Bz3xdriuBFytwgEt_lvS0</ref><ref>https://onesearch.id/Record/IOS1769.article-11096&ved=2ahUKEwie0OqEwYKAAxX3zzgGHTgoCpEQFnoECB0QAQ&usg=AOvVaw2OkcVQSaseMGT3z4PkPx8M</ref><ref>https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/4638&ved=2ahUKEwie0OqEwYKAAxX3zzgGHTgoCpEQFnoECB4QAQ&usg=AOvVaw2HvNQqMmBMCzl3_U5EEivs</ref><ref>https://lib.ui.ac.id/detail.jsp%3Fid%3D20329938&ved=2ahUKEwil-PaswYKAAxWP7TgGHShED04QFnoECBcQAQ&usg=AOvVaw1fFrA4VIyoLZKNkzbx7K_9</ref>
 
Dialek-dialek dari [[Rumpun bahasa Batak|bahasa Batak]], juga dipertuturkan di provinsi Riau. Khususnya [[Bahasa Mandailing|dialek Mandailing]] yang dituturkan oleh masyarakat [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]] di wilayah kabupaten Rokan Hulu yang berbatasan dengan Sumatra Utara. Dialek Batak lainnya seperti [[Bahasa Batak Toba|dialek Toba]] juga banyak dituturkan oleh masyarakat [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] yang tinggal disekitar perkotaan (Pekanbaru & Dumai) serta daerah-daerah Riau lainnya di beberapa kabupaten.<ref name=":0" />
Baris 275:
Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] [[2021]], mayoritas warga Riau menganut agama [[Islam]]. Penganut [[Islam|Islam Sunni]] sebanyak 87,05% yang umumnya dianut [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Sunda|Sunda]], dan sebagian Batak, umumnya [[Suku Mandailing|Mandailing]] & sebagian [[Suku Batak Angkola|Angkola]]. Kemudian, [[Kekristenan]] dianut oleh 10,86% dengan rincian [[Protestanisme]] sebanyak 9,78% dan [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]] sebanyak 1,08% yang kebanyakan berasal dari etnis Batak (Khususnya [[Suku Batak Toba|Toba]], [[Suku Simalungun|Simalungun]], serta [[Suku Pakpak|Pakpak]]), [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Karo|Karo]], dan sebagian dianut etnis Jawa, Tionghoa, serta penduduk dari Indonesia Timur (suku asal NTT, Minahasa, dan Ambon). Penganut [[Agama Buddha|Buddhisme]] sebanyak 2,03% dan [[Konfusianisme|Konfusianisme/Konghucu]] sebanyak 0,03% yang berasal dari etnis Tionghoa serta sebagian Jawa dan suku lainnya juga menganut Buddha. Sekitar 0,01% menganut [[Agama Hindu|Hindu]] yang dianut oleh masyarakat suku Bali serta sebagian masyarakat keturunan [[Orang India Indonesia|India-Indonesia]] (Hindi & Tamil), dan agama tradisional sebanyak 0,02% yang umumnya dianut oleh beberapa masyarakat terasing di Riau, sisanya sebagian besar sudah menganut agama Islam tetapi ada pula yang menganut agama Buddha hingga Kristen.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 31 Desember 2022|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=15 Mei 2023|format=Visual}}</ref>
 
Berbagai sarana dan prasarana peribadatan bagi masyarakat Riau sudah terdapat di provinsi ini, seperti masjid & musala (Islam), gereja Protestan dan gereja Katolik (Kristen), vihara/wihara Buddha, serta kuil atau pura Hindu. Jumlah rumah ibadah ibadah di Riau hingga tahun [[2021]], yakni masjid sebanyak 6.318 bangunan, kemudian musala sebanyak 6.544 bangunan, gereja Protestan sebanyak 1.895 bangunan, gereja Katolik sebanyak 244 bangunan, vihara/wihara sebanyak 94 bangunan, beberapa klentengkelenteng, dan pura atau kuil sebanyak 8 bangunan.<ref name="RIAU"/>
 
== Politik dan pemerintahan ==
Baris 283:
{{utama|Daftar Wakil Gubernur Riau}}
 
[[Berkas:Office of Governor Riau Province.jpg|jmpl|264x264px|Kantor Gubernur Riau ]]
 
Sejak berdirinya Provinsi Riau pada tahun 1958, provinsi ini telah dipimpin oleh tiga belas orang gubernur dan tujuh orang pejabat atau pelaksana tugas gubernur. Gubernur Riau petahana adalah [[Syamsuar]], yang dilantik pada 20 Februari 2019 oleh Presiden [[Joko Widodo]] setelah memenangkan [[pemilihan umum Gubernur Riau 2018|pemilihan gubernur tahun 2018]].<ref name="Lantik-Syamsuar">{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/1177597/jokowi-lantik-gubernur-riau-syamsuar-dan-wakilnya-edy-nasution|title=Jokowi Lantik Gubernur Riau Syamsuar dan wakilnya, Edy Nasution|last=Sani|first=Ahmad Faiz Ibnu|date=20 Februari 2019|work=[[Tempo.co]]|access-date=5 Juli 2020|editor-last=Widiastuti|editor-first=Rina|language=id|archive-date=2020-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200706165400/https://nasional.tempo.co/read/1177597/jokowi-lantik-gubernur-riau-syamsuar-dan-wakilnya-edy-nasution|dead-url=no}}</ref>
Baris 328:
[[Berkas:Universitas islam riau.jpg|jmpl|ki|[[Universitas Islam Riau]].]]
[[Berkas:Gedung Rektorat UIN SUSKA Riau.jpg|jmpl|216x216px|Gedung Rektorat [[UIN SUSKA]] Provinsi Riau]]
[[Berkas:Taman Unri.jpg|jmpl|218x218px|Komplek Gedung Rektorat [[Unri|UNRI]]]]
{{col|3}}
* [[Universitas Riau]]
Baris 384:
 
Pada provinsi ini terdapat beberapa perusahaan berskala internasional yang bergerak di bidang minyak bumi dan gas serta pengolahan hasil hutan dan sawit. Selain itu terdapat juga industri pengolahan [[kopra]] dan [[karet]].
[[Berkas:Pabrikrapp-1.jpg|jmpl|270x270px|Pabrik Kertas PT. Riau Andalan Pulp and Paper Kabupaten Pelalawan ]]
Beberapa perusahaan besar tersebut di antaranya [[Chevron Pacific Indonesia]] anak perusahaan [[Chevron Corporation]], PT [[Indah Kiat Pulp & Paper]] Tbk di Perawang, dan [[PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)|PT. Riau Andalan Pulp & Paper]] di [[Pangkalan Kerinci]]
 
=== Komunikasi ===
Baris 392:
=== Pertambangan ===
 
[[Berkas:Kilang Minyak Pertamina RU II Dumai.jpg|jmpl|266x266px|Kilang Minyak Bumi terbesar se Riau dan Indonesia milik Pertamina RU II Dumai ]]
Hasil pertambangan provinsi Riau adalah [[Minyak bumi]], [[Gas]], dan [[Batu Bara]].
 
=== Transportasi ===
Baris 437:
==== Air Terjun Aek Martua ====
 
Terletak di kecamatan Bangun Purba, [[Kabupaten Rokan Hulu|kabupaten Rokan Hulu]] adalah air terjun bertingkat-tingkat, sehingga sering pula disebut air terjun tangga seribu, dapat ditempuh melalui jalan darat, kira-kira dua per tiga dari bawah terdapat kuburan pertapa Cipogas dengan air terjun yang bertingkat-tingkat dan sungguh mengagumkan untuk dinikmati.
 
==== Objek Wisata Bono ====
Baris 467:
==== Kelenteng Hoo Ann Kiong/Vihara Sejahtera Sakti Selatpanjang ====
 
Kelenteng Hoo Ann Kiong (lebih dikenal luas sebagai Vihara Sejahtera Sakti/Tua Pek Kong Bio ([[Bahasa Hokkien|bahasa Hokkien]]) adalah kelenteng tertua yang ada di Selatpanjang, dan juga merupakan Kelenteng Tertua di Provinsi Riau. Kelenteng ini didirikan pada masa kolonial Belanda dan sampai hari ini belum diketahui dengan pasti kapan berdirinya. Sejarawan memprediksi kelenteng ini berumur lebih dari 150 tahun, setelah dilihat dari relief arsitektur bangunannya. Kelenteng ini sangat dikenal luas oleh masyarakat Selatpanjang maupun masyarakat luar negeri terutama bagi wisatawan [[Singapura]] dan [[Malaysia]] sebagai tempat ibadah umat [[Agama Buddha|Buddha]], maupun [[Konfusianisme|Konghucu]].
 
==== Mesjid Raya Pekanbaru ====
 
Masjid Raya dan Makan MarshumMarhum Bukit serta Makam Marhum Pekan. Masjid Raya Pekanbaru terletak di Kecamatan Senapelan memiliki arsitektur tradisional yang amat menarik dan merupakan masjid tertua di Kota Pekanbaru. Masjid ini dibangun pada abad ke-18 dan sebagai bukti Kerajaan Siak pernah berdiri di kota ini pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai sultan keempat dan kelima dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Di areal Masjid terdapat sumur mempunyai nilai magis untuk membayar zakat atau nazar yang dihajatkan sebelumnya. Masih dalam areal kompleks masjid kita dapat mengunjungi makam Sultan Marhum Bukit dan Marhum Pekan sebagai pendiri kota Pekanbaru. Marhum Bukit adalah Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-4) memerintah tahun 1766–1780, sedangkan Marhum Bukit sekitar tahun 1775 memindahkan ibu kota kerajaan dari Mempura Siak ke Senapelan dan dia mangkat tahun 1780.
 
==== Istana Siak Sri Indrapura ====
Baris 488:
==== Benteng Tujuh Lapis ====
 
Benteng Tujuh Lapis terletak di daerah Dalu-Dalu, kecamatan Tambusai, [[Kabupaten Rokan Hulu|Kabupaten Rokan Hulu]]. Benteng tanah ini dibuat oleh masyarakat Dalu-Dalu pada masa [[Perang Paderi]] atas petuah [[Tuanku Tambusai]]. Bekas benteng tersebut ditinggalkan Tuanku Tambusai pada tanggal 28 Desember 1839. Di sekitar daerah Dalu-Dalu ini juga terdapat beberapa benteng yang disebut Kubu Gedung, Kubu Baling-Baling dan Kubu Talikemain. Benteng yang pada awalnya diberi nama Kubu Aur Duri ini juga sempat digunakan oleh Sultan Zainal Abidin untuk melawan penjajah Belanda.
 
== Tokoh ==