Sosiologi lingkungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan penjelasan yang terkini saja berkaitan dengan hubungan antara manusia, dan pengaruhnya ataupun hubungannya dengan lingkungan
k Mengembalikan suntingan oleh Yusi Nurfeksa (bicara) ke revisi terakhir oleh JumadilM
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 1:
[[Berkas:Lingkungan02 01.jpg|jmpl|267x267px|Pertumbuhan dan perjalanan hidup manusia banyak ditentukan oleh kondisi lingkungan hidup di sekitarnya ({{harvnb|Hidayat|2008|p=12}}).|al=]]
'''Sosiologi lingkungan''' didefinisikan sebagai cabang [[sosiologi]] yang memusatkan kajiannya kepada keterkaitan antara [[perilaku sosial]] [[manusia]] dengan [[lingkungan]]. Definisi ini sebenarnya memunculkan masalah tersendiri karena budaya manusia dalam suatu lingkungan tidak dapat dibahas secara menyeluruh. Meskipun fokus kajian ini adalah hubungan antara masyarakat dan lingkungan secara umum, sosiologi lingkungan biasanya menempatkan penekanan khusus ketika mempelajari faktor sosial yang mengakibatkan masalah lingkungan, dampak masyarakat terhadap masalah-masalah tersebut, dan usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
 
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1 Angka 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai, “Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
 
== Perspektif sosiologis ==
Ketika dilahirkan, manusia telah menjadi bagian dari lingkungan hidup sekaligus [[lingkungan sosial]].''{{sfnp|Sujarwa|2005|p=93|ps=: "Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia itu saling membutuhkan, hidup bermasyarakat, saling tolong-menolong, serta saling menghargai (...)"}}'' Pada fase tertentu, pertumbuhan dan perjalanan hidup manusia banyak ditentukan oleh kondisi lingkungan hidup di sekitarnya.''{{sfnp|Hidayat|2008|p=12|ps=: "Dari pandangan ini, ada hubungan antara kondisi lingkungan, wacana, dan aktivitas manusia di satu pihak, dan perubahan ekonomi, sosial, dan politik di lain pihak (...)"}}'' Perspektif sosiologis di sinilah diperlukan dalam kajian mengenai lingkungan.''{{sfnp|Umanailo|2016|p=198|ps=: "Masyarakat dan lingkungan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Perilaku masyarakat dan tindakan manusia dalam kehidupan keseharian berpengaruh pada kualitas lingkungan dimana ia tinggal. Berkaitan dengan masyarakat yang tidak bisa dilepaskan dari lingkungan, perspektif sosiologis tidak dapat dipungkiri menjadi sangat penting dalam kajian tentang lingkungan (...)"}}'' Hal ini disebabkan karena fenomena lingkungan telah menjadi suatu kajian interdisipliner{{efn|Menurut Adiwibowo, sosiologi lingkungan merupakan kajian komunitas dalam arti luas. Manusia, binatang, lahan, dan tanaman yang tumbuh di atasnya, air, udara – semuanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat. Mereka bersama-sama membentuk semacam solidaritas, yang kemudian disebut dengan ekologi. Seperti dalam banyak komunitas, mereka juga mengalami konflik di tengah-tengah hubungan tersebut. Sosiolog lingkungan mengkaji komunitas terluas tersebut dengan maksud untuk memahami asal-usul dan solusi yang diusulkan dari seluruh konflik sosial dan biofisik yang sangat nyata ({{harvnb|Adiwibowo|2007|pp=vii}}).}} yang bersinggungan dengan kondisi [[geografi]], [[biologi]], [[teknologi]], [[politik]], [[ekonomi]], [[sosial]], dan [[budaya]] suatu masyarakat.{{sfnp|Situmorang|2013|p=1|ps=: "Tidak hanya gerakan sosial, studi lintas bidang ilmu sosial lainnya, seperti lingkungan hidup, sosial, politik, dan psikologi juga mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan ini ditandai dengan meningkatnya secara kuantitas publikasi dan penelitian tentang gerakan sosial, baik studi kasus maupun pendalaman teori. Studi ini, dalam perkembangannya, tidak hanya menjadi monopoli bidang ilmu sosiologi, tetapi telah berkembang menjadi bagian integral dari bidang ilmu lainnya (...)"}}{{sfnp|Susilo|2014|p=3|ps=: "Pernyataan tersebut muncul sebab pemahaman kita terbatas pada pengertian sosiologi secara konvensional, yakni sebagai ilmu yang murni membicarakan hubungan antarmanusia tanpa memasukkan variabel lingkungan. Uniknya, batasan-batasan itu sering dibuat oleh ilmuwan sosial yang belum memahami posisi sosiologi lingkungan dalam cakupan interdisipliner ilmu sosiologi lainnya secara keseluruhan (...)"}}{{sfnp|Adiwibowo|2007|p=vii|ps=: "Masalah lingkungan tidak hanya berupa masalah teknologi dan industri, ekologi dan biologi, pengendalian polusi dan pencegahan polusi (...)"}}
 
Menurut Anggreta (pengkaji lingkungan dari [[Sumatra Barat]]), pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji persoalan lingkungan dalam sosiologi, yaitu [[ekologi politik baru]] yang berupaya membongkar relasi kuasa dalam hubungan antar manusia sebagai pola pengguna kepada konteks suatu lingkungan yang dipolitisasi, [[Marxisme ekologis]] yang menyatakan kerusakan lingkungan merupakan dampak perkembangan [[kapitalisme]], [[feminisme lingkungan]] yang berupaya membongkar ide-ide dominan maskulin mengenai klasifikasi pengalaman – seraya berupaya menghapus ketimpangan yang diproduksi oleh ide-ide tersebut, serta Ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang banyak memakai kerangka hubungan antara klaim pengetahuan dengan kekuasaan.{{sfnp|Anggreta|2015|p=147|ps=: "Mengkaji persoalan lingkungan (ekologi) dalam sosiologi dapat digunakan beberapa pendekatan, yaitu (...)"}}