Lokomotif uap: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 137:
* Lokomotif Uap Tahun 1951: Seri D 52 Krupp
 
Selain itu, di lintas pegunungan Jawa Tengah dan SumatraSumatera Barat terdapat lokomotif uap khusus yang dioperasikan untuk melahap tanjakan curam jalur bergerigi.
 
''Foto lokomotif uap yang pernah ada di Indonesia tersebut di atas (seri B, C, BB, CC, DD dan D), dan hal ini tidak akan dapat lagi dilihat di museum maupun di depo lokomotif stasiun seluruh Indonesia, lebih lanjut harap lihat di album:''
Baris 153:
Pada tahun 1916, SS memesan 8 unit lokomotif DD50 pabrik ALCO (American Locomotive Company, Amerika Serikat). Kemudian pada tahun 1919, SS kembali memesan 12 unit lokomotif DD51 ke pabrik ALCO dengan konstruksi yang sama dengan lokomotif DD50 namun dengan design teknis yang lebih baik. Lokomotif DD50 dan DD51 mampu melaju hingga kecepatan 40 km/jam. Pada tahun 1923, SS kembali memesan 10 unit lokomotif DD52 dengan konstruksi yang sama dengan lokomotif DD50/DD51 namun dengan kecepatan maksimum yang lebih tinggi yaitu 50 km/jam. Namun pemesanan lokomotif DD52 ini tidak dilayangkan kepada ALCO, melainkan kepada 3 (tiga) pabrik lokomotif di Eropa (Hanomag/Jerman, Hartmann/Jerman and Werkspoor/Belanda).
 
=== Kereta api pada rel bergigi di SumatraSumatera Barat dan Ambarawa ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Tandrad locomotief in Sumatra TMnr 10020839.jpg|jmpl|300px|Lokomotif bergigi tipe B di SumatraSumatera Barat (tahun 1920-an)]]
Di Indonesia, lokomotif uap bergigi beroperasi di SumatraSumatera Barat dan Ambarawa. Lokomotif bergigi yaitu lokomotif khusus yang diperuntukkan untuk beroperasi melahap jalur rel gigi di daerah pegunungan dengan kemiringan lintas rel sebesar 6% (lintas kereta umumnya hanya sampai 1% saja).
 
Di Jawa Tengah, lokomotif jenis ini diberi nomor seri [[Lokomotif B25|B25]] yang beroperasi untuk melahap tanjakan dan turunan curam
Pegunungan Telomoyo di [[Jalur kereta api Kedungjati–Secang]] segmen Jambu–Bedono–Gemawang. Sedangkan di SumatraSumatera Barat Lokomotif uap bergerigi yang ada diberi nomor seri [[D18]], dan [[E10]]. Semasa aktifnya, Kedua Lokomotif tersebut bertugas mengangkut [[Batu Bara]] dari [[Batang Ombilin|Ombilin]] dan [[Sawahlunto]] menuju [[Pelabuhan Teluk Bayur]] yang juga melewati jalur bergerigi di petak Kayu Tanam–Padang Panjang–Batu Tabal yang melewati [[Pegunungan Bukit Barisan]]
yang memiliki tingkat kecuraman 8 persen.<ref>{{Citebook|title=KERETA API DI INDONESIA Sejarah Lokomotif Uap|first1=Yoga Bagus|last1=Prayogo|first2=Yohanes Sapto|last2=Prabowo|first3=Diaz|last3=Radityo|year=2017|edition=Cet.1|publisher=Jogja Bangkit Publisher|location=Yogyakarta|page=47, 100, dan 105}}</ref> Sebenarnya terdapat beberapa lokomotif bergigi lain yang dimiliki [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]] (SSS) sebagai operator perkeretaapian di SumatraSumatera Barat saat itu hanya saja banyak yang tidak terdokumentasikan serta minimnya informasi. Diantara lokomotif bergigi tersebut, SSS juga tercatat pernah memiliki lokomotif bertipe B dengan susunan roda 0-4-0T, 0-4-2RT, 2-4-0RT, dan 0-4-0RT yang juga memiliki roda gigi.<ref>{{Citeweb|title=Steam Lokomotif Roster, Page 2|url=http://keretapi.tripod.com/steamroster2.html|website=kereta api.tripod.com|access-date=2018-11-23}}</ref>
 
Kini lokomotif B25 dan E10 masih dioperasikan untuk kepentingan pariwisata di SumatraSumatera Barat dan Ambarawa. Sedangkan untuk lokomotif D18 dan beberapa lokomotif bergigi lain milik SSS sudah tidak ada lagi karena punah.
 
=== Bengkel lokomotif uap di Madiun ===