Sayuti Melik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pitchrigi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Pitchrigi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 73:
Sebenarnya Sayuti dikenal sebagai pendukung Soekarno. Hal ini terbukti dengan Sayuti yang menjadi anggota PNI.<ref>{{Cite book|last=Umum|first=Indonesia Lembaga Pemilihan|date=1973|url=https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA342&lpg=PA342&dq=Jahja+Elim+Elia&source=bl&ots=48lIeq6Z0O&sig=ACfU3U1bI4a2ZhAqo2weANRKpQ1bHDf31w&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwivwcj2kvrzAhXCdn0KHaPNADMQ6AF6BAgOEAM#v=onepage&q&f=false|title=Riwajat hidup anggota-anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum 1971|publisher=Lembaga Pemilihan Umum|language=id}}</ref> Namun, ketika Bung Karno berkuasa, Sayuti justru tak "terpakai". Dalam suasana gencar-gencarnya memasyarakatkan Nasakom, Sayutilah orang yang berani menentang gagasan [[Nasakom]] (''nasionalisme, agama, komunisme''). Sayuti mengusulkan mengganti Nasakom menjadi ''Nasasos'', dengan mengganti unsur "kom" menjadi "sos" (sosialisme). Sayuti juga menentang pengangkatan Bung Karno sebagai presiden seumur hidup oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara. Tulisannya, ''Belajar Memahami Sukarnoisme'' dimuat di sekitar 50 koran dan majalah, yang kemudian dilarang.<ref>[http://alwishahab.wordpress.com/2006/03/12/badan-pendukung-sukarnoisme/ Badan pendukung Sukarnoisme], ''alwishahab''</ref> Artikel bersambung itu menjelaskan perbedaan [[Marhaenisme]] ajaran Bung Karno dan [[Marxisme]]-[[Leninisme]] doktrin [[PKI|Partai Komunis Indonesia (PKI)]]. Ketika itu, Sayuti melihat PKI hendak membonceng kharisma Bung Karno.
 
Sayuti Melik tidak setuju dengan Soekarno yang menjadi presiden seumur hidup dan berbalik mengkritik PKI lewat tulisan-tulisannya. Sejak Hatta turun dari kursi wakil presiden pada tahun 1956, Soekarno tampil sebagai satu-satunya orang yang memimpin di pemerintahan. Sejak tahun 1959, Soekarno menetapkan sistem Demokrasi Terpimpin. Hal tersebut berhubungan dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dengan sistem seperti ini, kekuasaan Soekarno selaku presiden menjadi lebih kuat. Sayuti Melik menentang sistem Demokrasi Terpimpin yang diprakarsai oleh Soekarno.<ref>{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N.|title=Sejarah Perjuangan Sayuti Melik Pengetik Teks Proklamasi RI|url=https://tirto.id/sejarah-perjuangan-sayuti-melik-pengetik-teks-proklamasi-ri-giEf|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-18}}</ref>
 
== Masa Orde Baru ==