Sunan Giri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cholil eren (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Cholil eren (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 36:
|predecessor=[[Maulana Ishaq]]|successor=[[Sunan Ampel II]] <br>
( Raden Faqih )|office1=Pendiri [[Giri Kedaton]]|term_start1=1481|term_end1=1506|predecessor1= Setelah [[Kertabhumi]] lengser, Giri Kedaton Lepas dari [[Majapahit]]|successor1=[[Sunan Dalem]]}}
'''Sunan Giri''' lahir di [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]] tahun 1442 M dan meninggal tahun 1506 dimakamkan di desa Giri, [[Kebomas, Gresik|Kebomas Gresik]].<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-06-19|title=Terungkap Nama Kecil Sunan Giri Hingga Cara Unik Mengajar Islam|url=https://www.liputan6.com/jatim/read/4990140/terungkap-nama-kecil-sunan-giri-hingga-cara-unik-mengajar-islam|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-12-29}}</ref> Adalah anggota [[Wali Sanga|Walisongo]] dan pendiri kerajaan [[Giri Kedaton]] yang berkedudukan di daerah [[Kabupaten Gresik]]. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya sampai ke [[Pulau Madura|Madura]], [[Pulau Lombok|Lombok]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]] dan [[Maluku]].<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-06-19|title=Terungkap Nama Kecil Sunan Giri Hingga Cara Unik Mengajar Islam|url=https://www.liputan6.com/jatim/read/4990140/terungkap-nama-kecil-sunan-giri-hingga-cara-unik-mengajar-islam|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-12-29}}</ref>
 
Nama Giri sendiri yang digunakan oleh Sunan Giri dalam menamakan tempat tinggalnya di Gresik itu diambil dari nama tempat ibukota Kerajaan Blambangan saat itu. Kota Giri saat ini menjadi sebuah kecamatan di [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Jawa Timur]].<ref>{{Cite web|last=Riza|first=M. Fakhru|date=2020-01-24|title=Asal-Usul dan Nasab Sunan Giri; Cucu Raja Blambangan dan Anak dari Maulana Ishak|url=https://www.pecihitam.org/asal-usul-dan-nasab-sunan-giri/|website=Pecihitam.org|language=en-US|access-date=2023-12-29}}</ref>
 
== Keluarga ==
'''Sunan Giri''' memiliki beberapa nama lain yakni '''Raden Paku''', '''Prabu Satmata''', '''Sang Hyang Giri Nata, Sultan Abdul Faqih''', '''Raden 'Ainul Yaqin''' dan '''Jaka Samudra'''.
 
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ya'qub alias Syekh Wali lanang bin Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Malaka, dengan [[Dewi Sekardadu]] atau Dewi Sabodi, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit.<ref>{{Cite web|date=2023-05-24|title=KELUARGA BESAR BANI BATOKOLONG: SILSILAH SUNAN GIRI DAN ANAK ANAKNYA|url=https://banibatokolong.blogspot.com/2018/02/silsilah-sunan-giri-dan-anak-anaknya.html|website=KELUARGA BESAR BANI BATOKOLONG|access-date=2023-12-29}}</ref>
 
Di saat kelahirannya bayi Sunan Giri dituduh sebagai biang keladi masalah atas wabah yang melanda Blambangan oleh Patih Bajul Sengata. Patih Bajul Sengata menyarankan Prabu Menak Sembuyu untuk membunuh putra dari Dewi Sekardadu. Namun upaya itu tidak terjadi, dansebab bayiSunan putraGiri Dewidilarung Sekadarike itulaut dihanyutkanBlambangan keoleh lautibunya, sebagai aksi penyelamatan dari rencana pembunuhan dari Senopati Blambangan.
 
Saat ditengah laut antara Blambangan dan Gili Manuk, bayi anak Dewi Sekardadu itu diselamatkan oleh awak kapal bernama Abu Hurairoh, anak buah dari Nyi Ageng Pinatih dari Gresik, janda kaya raya bekas istrinya Koja Mahdum Syahbandar. Peristiwa itu ditulis oleh [[Thomas Stamford Raffles]] dalam bukunya History of Java.<ref>{{Cite book|last=Raffles|first=Thomas Stamford|date=2019-01-01|url=https://books.google.com/books?id=JIG3EAAAQBAJ&newbks=0&hl=id|title=The History of Java|publisher=Media Pressindo|language=id}}</ref>
 
Ini pula dikuatkan oleh catatan [[H.J. de Graaf|H.J. De Graaf]] dan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Th. Pigeaud]] dalam buku Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Keduanya memastikan bahwa bayi anak Dewi Sekardadu yang diberi nama Jaka Samudra itu diselamatkan oleh Nyi Ageng Pinatih, setelah itu dari Jaka samudra dirubah namanya Raden Paku (sesuai pemberian nama dari ayahnya) lalu diganti dengan Maulana Ainul Yaqin oleh gurunya yaitu Syekh Sayyid Ali Rahmatullah atau [[Sunan Ampel]].
 
== Asal Usul ==
Ada Bukti Otentik tentang asal usul dari Sunan Giri baik nama ayah maupun kisah kisah yang berbeda-beda. Salah satu nya bisa dilihat pada manuskrip filologi yaitu Serat Walisana, dengan tulisan langgam Pucung, Pupuh V bait 20-25, menjelaskan asal usul Sunan Giri.
 
Berikut cuplikan bait di serat walisana ;
 
''“Nateng Blambangan/ prabu Sadmudha wewamgi/rimangkana kataman sungkawa dahat/marma tyas duh margi saking Puterini pun/Nandang gerah barah/madal sanggayaning usadi/apanengeran sang Retno Sabodi Rara/Suwarna yu Samana sang nata ngerungu/lamun ing wuhara/wonten Janma nembe prapti/adedukuh mencil ahlul tapabrata /pan wus kabul mumpuni salwiring kawruh/dadya tinimbalan/prapta kinen ngusadani/katarima waluya grahe sang Retna/suka sukur ya ya wau sangha prabu/nenggih puteranira/pinaringaken tumuli/lajeng panggih lan Sayyid Yaqub Samana/atut runtut tan ana sangsayanipun/pinarengan nama maruwanira Ki/apanengeran pangeran Raden Wali Lanang/”.''<ref>{{Cite book|last=Giri II|first=Susuhunan Sunan|date=2020|url=https://yudhartapress.yudharta.ac.id/wp-content/uploads/2020/09/Serat-Wali-Sana-Babad-Parawali.pdf|title=SERAT WALI SANA (BABAD PARAWALI)|location=Pasuruan|publisher=Yudharta Press|isbn=978-623-7817-04-8|pages=Pupuh V bait 20-25|url-status=live}}</ref>
 
Catatan dalam Serat Walisana tersebut menggunakan bahasa [[semiotika]], menunjukkan [[lambang]] yang punya makna, dan di setiap peristiwa dibahasakan dengan [[sengkala]] yang juga mengandung arti waktu peristiwa tersebut.
 
Berbeda dengan di [[Babad Tanah Jawi]], dalam catatan Prof. Agus Sunyoto di bukunya Atlas Wali Songo ( hlm.172)<ref>{{Cite book|last=Sunyoto|first=Agus|date=2007|url=https://archive.org/details/atlaswalisongo|title=Atlas Wali Songo|location=Depok|publisher=Pustaka Ilman|isbn=9786028648097|pages=172|url-status=live}}</ref> menyebut nama ayah Sunan Giri adalah Maulana Ishaq, sedangkan di Serat Walisana disebutkan bahwa ayahnya Sunan Giri adalah Sayyid Yaqub atau Pangeran Raden Wali Lanang. Ibunya Sunan Giri yang ditulis dalam Serat Walisana adalah Retno Sabodi, sementara yang tertulis di Babad Tanah Jawi adalah Dewi Sekardadu.
 
Perbedaan sebutan ini tidak berarti kerancuan, tetapi hanya beda panggilan saja, karena tetap merujuk pada satu orang perempuan ibu dari Sunan Giri yang valid sebagai anak dari Prabu Menak Sembuyu, seorang cucu Prabu Hayam Wuruk dari jalur selir. Ini tidak ada bantahan, bahwa betul Sunan Giri adalah anak dari pertemuan seorang keturunan Rosulullah Saw dengan anak keturunan [[Raja]] [[Majapahit]].<ref>{{Cite web|last=says|first=Abi Haila|date=2023-02-01|title=Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi|url=https://rminubanten.or.id/tinjauan-filologis-sejarah-sunan-giri-sayyid-maulana-ainul-yaqin-mursyid-tarekat-syattariyah-abad-15-masehi/|website=RMI PWNU Banten|language=id|access-date=2023-12-31}}</ref>
 
== Pendidikan dan Pengembangan Keilmuan ==
Baris 64 ⟶ 81:
== Silsilah Nasab ==
[[Berkas:Serah_Terima_Syahadah_dari_Naqobah_Maroko.jpg|jmpl|Serah Terima penetapan (''Syahadah)'' Silsilah Nasab dari Naqobah Asyrof Maroko<ref>{{Cite web|last=Admin|date=2023-12-19|title=Silakturohim Pimpinan Himpunan Dzurriyah Sunan Giri ” Se- Indonesia|url=https://mataperistiwa.id/2023/12/19/silakturohim-pimpinan-himpunan-dzurriyah-sunan-giri-se-indonesia/|website=Mata Peristiwa|language=en-US|access-date=2023-12-29}}</ref>]]
Berikut Nasab lengkapnya menurut penelusuran manuskrip kuno oleh Dzuriyah Sunan Giri dan NAAT dan diresmikantelah diberikan penetapan (''syahadah'') oleh Naqobah Asyrof Iraq dan Maroko:<ref>{{Cite web|title=Silsilah Sunan Giri Menurut Isbat Resmi Naqobah Ansab Maroko – Jurnaba|url=https://jurnaba.co/silsilah-sunan-giri-menurut-isbat-resmi-naqobah-ansab-maroko/|website=jurnaba.co|access-date=2023-12-29}}</ref>
# [[Fatimah az-Zahra|Sayyidah Fatimah Az Zahro]]
# [[Hasan bin Ali|Sayyidina Hasan As Sibthi]]