Kabupaten Bombana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Sejarah: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
k →‎Sejarah: merapikan penulisan kalimat
Baris 35:
 
== Sejarah ==
Wilayah Kabupaten Bombana merupakan wilayah yang dihuni oleh Suku [[Suku Moronene|Moronene]].<ref>{{Cite book|last=Asri|date=2008|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/3769/1/Ungkapan%20Dalam%20Perkawinan%20Adat%20Suku%20Moronene.pdf|title=Ungkapan dalam Perkawinan Adat Suku Moronene|location=Kendari|publisher=Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara|isbn=|editor-last=Haruddin, Uniawati, dan Husba, Z. M.|pages=1|url-status=live}}</ref> Di Sulawesi Tenggara, suku Moronene adalahsalahadalah salah satu kelompok etnis yang merupakan penduduk asli. Kabupaten Bombana oleh Suku Moronene dimitoskan sebagai Negeri Dewi Padi ([[Dewi Sri]]). Konon, sang dewi pernah turun di sebuah tempat yang belakangan disebut Tau Bonto (saat ini lebih dikenal dengan penulisan [[Taubonto, Rarowatu, Bombana|Taubonto]], ibu kota [[Kecamatan Rarowatu]]). Dalam Bahasa Moronene, 'tau bonto' berarti tahun pembusukan, karena ketika Dewi Padi itu turun di tempat tersebut, [[produksi]] padi ladang melimpah ruah sehingga penduduk kewalahan memanennya. Akibatnya, banyak padi tertinggal dan membusuk di ladang. Padahal, luasan ladang yang dibuka tak seberapa, hanya beberapa hektare saja untuk setiap keluarga.
 
Taubonto menjadi pusat [[pemerintahan]] pada zaman kekuasaan ''[[mokole]]'', gelar raja di wilayah Moronene pada masa lalu. Pada masa pemerintahan ''swapraja Buton'' pasca kemerdekaan, wilayah kekuasaan mokole berubah menjadi wilayah [[distrik]] dan selanjutnya sekarang menjadi [[kecamatan]].