Tari Tayub: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Widwi Astuti2 (bicara | kontrib)
k Tari
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Widwi Astuti2 (bicara | kontrib)
k Adat
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
Dalam salah satu catatan manuskrip kuno milik pemerintah Desa Sukaurip di tahun 1841 saat desa tersebut menjadi swatantra dari Distrik Sukahurip Karesidenan Cirebon tercatat sebuah undangan dari Kuwu Karanganyar Dermayu bernama Nyai Aminah yang saat ini merupakan Desa Karanganyar Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu untuk Kuwu Sekorip ketika akan mengkhitankan anaknya di tanggal 17 Mulud 1841 dengan hiburan seni Tayuban.
 
Berdasarkan cerita rakyat masyarakat [[adat]] Tanah Pusaka Sukahurip, tari tayuban merupakan kesenian yang dijadikan alat oleh para pejuang kemerdekaan sejak akhir abad ke 18 menjelang kwartal pertama abad ke 19 yang hidup disini seperti Eyang Tubagus Rangin, Tubagus Serit, Tubagus Kandar dan Tubagus Sya'roni yang merupakan cucu-cudu dari pendiri Kesultanan Kanoman Dermayu yang bernama Eyang Wiralodra atau Syaikh Nuruddin Zainal Abidin atau Pangeran Ratnawijaya Suryadikusumah saat mencari informasi tentang rencana penerapan kebijakan pemerintah Hindia Belanda atas wilayah Karesidenan Cirebon dan sekitarnya.
 
'''Tari Tayub''', atau acara Tayuban, merupakan salah satu kesenian [[Jawa Tengah]] yang mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini mirip dengan tari [[Jaipong]] dari [[Jawa Barat]]. , dan Tari Lariangi, dari Kaledupa, Sulawesi Tenggara. Unsur keindahan diiikuti dengan kemampuan [[penari]] dalam melakonkan tari yang dibawakan. Tari tayub mirip dengan tari [[Gambyong]] yang lebih populer dari [[Jawa Tengah]].