Commuter Line Dhoho, Penataran, dan Tumapel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k RaFaDa20631 memindahkan halaman Commuter Line Dhoho dan Penataran ke Commuter Line Dhoho, Penataran, dan Tumapel: satu artikel membahas 3 layanan KA lokal yang sejarahnya saling berkait
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 56:
 
== Sejarah ==
=== Kereta api Dhoho ===
[[Berkas:KA-Rapih_Dhoho_04-2013.JPG|kiri|jmpl|247x247px|Kereta api Rapih Dhoho berhenti di [[Stasiun Jombang]], 2013]]
Kereta api Dhoho—pada awalnya bernama '''Rapih Dhoho<ref group="catatan">Istilah ''Rapih'' merupakan kependekan dari "Rangkaian Terpisah". Saat itu, rangkaian kereta terbagi menjadi dua sesampai di [[Stasiun Kertosono]]: melanjutkan perjalanan ke [[Stasiun Madiun|Madiun]] dan melanjutkan perjalanan ke [[Stasiun Blitar|Blitar]]. Hingga kini, beberapa stasiun masih menyebut "Rapih Dhoho" untuk menyebut kereta api ini</ref>'''—pertama kali beroperasi pada 21 Agustus 1971, melayani dari Surabaya untuk menuju ke dua stasiun akhir, yakni [[Stasiun Blitar|Blitar]] dan [[Stasiun Madiun|Madiun]]. Sesampai di [[Stasiun Kertosono]], rangkaian kereta [[Pembagian perjalanan kereta api|dibagi menjadi dua]]: satu bagian melanjutkan perjalanan ke Madiun dan bagian lainnya melanjutkan perjalanan ke Blitar.
Baris 64:
Namun, perjalanan kereta api Rapih Dhoho dari Kertosono menuju Madiun dihentikan pada tahun 1972 diduga karena tingkat keterisian penumpang yang rendah sehingga kereta api Rapih Dhoho hanya melayani lintas Surabaya–Blitar hingga saat ini.<ref name=":0">{{Cite web|title=Sejarah KA Lokal Jalur Kantong|url=https://roda-sayap.com/sejarah-ka-lokal-jalur-kantong/|website=Roda Sayap|language=|access-date=2020-02-10}}</ref>
 
=== Kereta api Penataran ===
{{See also|Kereta api Tumapel}}
[[Berkas:KA Penataran 1101.JPG|thumb|ki|KA Penataran tiba di [[Stasiun Kepanjen]], 2011]]
Baris 75:
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, rute kereta api ini diperpanjang hingga [[Stasiun Blitar]] dengan perjalanan sekali pulang pergi sehari mulai 6 Februari 2014.<ref>{{Cite news|url=https://jatim.antaranews.com/berita/126438/jarak-tempuh-ka-penataran-ekspres-diperpanjang-hingga-blitar|title=Jarak Tempuh KA Penataran Ekspres Diperpanjang Hingga Blitar|last=Kusbiantoro|first=Didik|agency=[[LKBN Antara]]|location=[[Surabaya]]|access-date=2020-03-23}}</ref> Pada akhir pengoperasiannya, kereta api Penataran Ekspres hanya berhenti di [[Stasiun Blitar]], [[Stasiun Wlingi|Wlingi]], [[Stasiun Ngebruk|Ngebruk]], [[Stasiun Kepanjen|Kepanjen]], [[Stasiun Pakisaji|Pakisaji]], [[Stasiun Malang Kotalama|Malang Kotalama]], [[Stasiun Malang|Malang]], [[Stasiun Lawang|Lawang]], [[Stasiun Porong|Porong]], [[Stasiun Sidoarjo|Sidoarjo]], [[Stasiun Waru|Waru]], [[Stasiun Wonokromo|Wonokromo]], dan [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]]. Karena tingkat okupansi penumpang yang rendah, pengoperasian kereta api ini dihentikan per 6 Januari 2015.<ref>{{Cite news|url=https://www.tribunnews.com/regional/2015/01/06/sepi-penumpang-ka-penataran-ekspres-dipensiunkan|title=Sepi Penumpang, KA Penataran Ekspres Dipensiunkan|newspaper=[[Surya (surat kabar)|Harian Surya]]|location=[[Surabaya]]|publisher=[[KG Media]]|via=[[Tribunnews]]|access-date=2020-03-23|last=Iskandar|first=Yoni|editor-last=Iskandar|editor-first=Yoni|date=2015-01-06}}</ref>
 
=== Tumapel ===
=== Pengoperasian kereta api Dhoho dan Penataran ===
Kereta api Tumapel merupakan layanan kereta api ekonomi lokal yang menghubungkan [[Kota Malang|Malang]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Perjalanan dari Malang menuju Surabaya sepanjang 96 kilometer ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam. Kereta api ini sering dimanfaatkan oleh kaum [[penglaju]] dari [[Kota Malang|Malang]] dan [[Kabupaten Sidoarjo|Sidoarjo]] yang bekerja di [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Nama ''Tumapel'' diambil dari nama sebuah wilayah yang pernah dikuasai oleh [[Kerajaan Singasari]] dari [[Kerajaan Kadiri|Kerajaan Panjalu]], sekarang bagian dari Kecamatan [[Singosari, Malang|Singosari]], [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]].
 
Kereta api Tumapel pertama kali beroperasi pada 14 Januari 1971 untuk melayani lintas Surabaya–Malang. Pada awal peluncurannya, kereta api ini membawa tiga kereta kelas III (CW) [plus]. Walaupun hanya layanan kelas III, penumpang diberi fasilitas berupa kudapan dan air minum, serta dilengkapi dengan pramugari. Waktu perjalanan tercepat yang ditempuh saat itu selama 80 menit dengan tiga kali perjalanan pulang-pergi.<ref name="rodasayap">{{Cite web|title=Sejarah KA Lokal Jalur Kantong|url=http://rodasayap.weebly.com/2/post/2019/02/sejarah-ka-lokal-jalur-kantong.html|website=Roda Sayap|language=|access-date=2020-02-10}}{{Pranala mati|date=Februari 2023|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>
 
Pada April 1973, rute pada kereta api tersebut sempat diperpanjang hingga [[Stasiun Blitar]]. Namun, layanan kereta api tersebut baik dari Malang maupun Blitar diubah menjadi kereta api lokal pada tahun 1976 karena ia berhenti di setiap stasiun yang dilaluinya.<ref name="rodasayap" />
 
Pada tahun 1980-an awal, PJKA meluncurkan kereta api patas '''Tumapel Utama''' melayani lintas Surabaya–Malang hingga rutenya diperpanjang hingga Stasiun Blitar pada tahun 1985. Namun, pengoperasian kereta api tersebut dihentikan pada tahun 2002.<ref name="rodasayap" />
 
Sejak 1 Juni 2014, Kereta Api Indonesia kembali mengoperasikan kereta api Tumapel sebagai kereta api lokal. Sebelumnya, nama "Tumapel" sempat hilang dan hanya disebut sebagai '''Penataran'''. kereta api ini berhenti melayani penumpang di semua stasiun di lintas Malang–Surabaya, kecuali [[Stasiun Sengon|Sengon]], [[Stasiun Sukorejo|Sukorejo]], dan [[Stasiun Wonokerto|Wonokerto]].
 
Tarif kereta api ini ditetapkan sebesar Rp10.000,00 untuk sekali perjalanan. Saat ini, kereta api ini hanya melayani dua kali perjalanan dalam sehari, yaitu keberangkatan paling pagi menuju Surabaya dan keberangkatan paling malam menuju Malang.
 
== Pengoperasian ==
Kereta api ini beroperasi dengan dua nama dalam sekali perjalanan dan memiliki rute yang memutar dari Surabaya hingga kembali ke Surabaya (disebut "jalur kantong"). Kereta api Penataran yang tiba di Stasiun Blitar akan berganti nama menjadi kereta api '''Dhoho''' sebelum kembali ke Surabaya Kota melalui Kertosono. Sebaliknya, kereta api Dhoho dari Kertosono berganti nama menjadi '''Penataran''' di Stasiun Blitar sebelum melanjutkan perjalanan ke Surabaya Kota melalui Malang. Sebagai kereta api lokal, kereta api ini berhenti melayani penumpang di semua stasiun di lintas Surabaya–Blitar, kecuali [[Stasiun Boharan|Boharan]], [[Stasiun Kedinding|Kedinding]], [[Stasiun Purwoasri|Purwoasri]], [[Stasiun Minggiran|Minggiran]], [[Stasiun Susuhan|Susuhan]], [[Stasiun Sengon|Sengon]], [[Stasiun Sukorejo|Sukorejo]], dan [[Stasiun Wonokerto|Wonokerto]].<ref name="kaiaccess" />