Nirwana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
Tetapi, karena ada yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak terkondisi, maka kalian dapat mengetahui jalan membebaskan diri dari yang dilahirkan, yang menjelma, yang diciptakan, dan yang terkondisi. ...|attr1=Tatiyanibbānapaṭisaṁyutta Sutta, Udāna 8.3|attr2=Terjemahan DhammaCitta}}
 
Ungkapan pada Udāna 8.3 juga merupakan pernyataan dari Sang Buddha yang kemudian diinterpretasikan sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa di Indonesia. Nibbāna sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam [[bahasa Pali]] adalah "''ajātaṁ abhūtaṁ akataṁ asaṅkhataṁ''" yang artinya "Suatusebagai berikut:

# Yang Tidak Dilahirkan (''ajāta''),
# Yang Tidak Menjelma (''abhūta)'',
# Yang Tidak Tercipta (''akata''),
# danYang Tidak Terkondisi (''asaṅkhata'')".

Dalam hal ini, Nibbāna sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sesuatu yang tidak terpersonifikasi atau tanpa-Aku (''[[anatta]]''). Dengan adanya Yang Mutlak atau Yang Tidak Terkondisi (''asaṅkhata''), maka manusia yang berkondisi (''saṅkhata'') dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan ([[Samsara|''saṃsāra'']]).
 
Pada Nirodhanibbānapañha, Milindapañha 3.4.8, Bhante Nāgasena mendeskripsikan Nibbāna sebagai padamnya atau berhentinya nafsu (''nirodha''). ''Dukkha-nirodha'' juga merupakan bagian dari [[Empat Kebenaran Mulia]], yakni Kebenaran Mulia Ketiga.<ref>{{Cite web|last=Gautama|first=Siddhartha|title=Milindapañha 3.4.8: Nirodhanibbānapañha|url=https://suttacentral.net/mil3.4.8/pli/ms|website=SuttaCentral|access-date=2023-04-24}}</ref><ref>{{Cite web|last=Gautama|first=Siddhartha|title=Milindapañha Bab Empat: Landasan Indera (Terjemahan Indonesia)|url=https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/bab-empat-landasan-indera/|website=Samaggi Phala|access-date=2023-04-24}}</ref>