Mohammad Husni Thamrin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 36:
dari rumahnya yang diperbolehkan meninggalkan rumah tanpa seizin polisi, juga termasuk anak perempuannya yang masih kecil juga tidak diperkenankan meninggalkan rumahnya, sekalipun utntuk pergi ke sekolah. Tindakan polisi Belanda itu tentulah sangat menekan perasaannya dan menambah parah sakitnya. Wafatnya Mohammad Husni Thamrin tentulah sangat besar artinya bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah kehilangan salah seorang pemimpinnya yang cerdas dan berwibawa.
 
Pada bulan Mei 1939, Thamrin mempelopori upaya menyatukan delapan organisasi nasionalis, termasuk [[Partai Indonesia Raya]] (Parindra), ke dalam [[Federasi Politik Indonesia]] ({{lang|id|Gaboengan Politiek Indonesia}}, atau GAPI). Kelompok ini memiliki empat tujuan utama: penentuan nasib sendiri Indonesia, persatuan nasional, partai yang dipilih secara demokratis dan bertanggung jawab terhadap rakyat Indonesia, dan solidaritas antara masyarakat Indonesia dan Belanda untuk memerangi fasisme.{{sfn|Kahin|1952|pp=96–97}}
 
Menurut laporan resmi, ia dinyatakan [[bunuh diri]]. Jenazahnya dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Karet Bivak|TPU Karet]], [[Jakarta]]. Di saat pemakamannya, lebih dari 10.000 pelayat mengantarnya yang kemudian berdemonstrasi menuntuk penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan dari Belanda.<ref>Anwar, R. [http://sejarahindonesia.lefora.com/2008/09/05/tjarda-dibebaskan/page1/ Tjarda dibebaskan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081026142037/http://sejarahindonesia.lefora.com/2008/09/05/tjarda-dibebaskan/page1/ |date=2008-10-26 }}. Salinan dalam bentuk blog dari artikel di Suara Pembaruan daring.</ref>