Ketuhanan dalam Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7:
--><ref name=":1" />
 
Dalam arti Ketuhanan Yang Maha Esa, maka [[Nirwana|Nibbāna]] yang impersonal dapat diinterpretasikan sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai [[Pancasila|Pancasila Indonesia]]. Alih-alih fokus pada suatu sosok Tuhan personal, ibadah umat Buddha lebih fokus pada keyakinan terhadap [[Tiratana]], perenungan [[Empat Kebenaran Mulia]], dan penerapan [[Jalan Utama Berunsur Delapan|Jalan Mulia Berunsur Delapan]] untuk mencapai pencerahan diri ([[Nibbana|Nibbāna]]) sehingga sampai pada akhir dari nafsu (''taṇhā'') yang menyebabkan semua penderitaan kelahiran, usia, tua, penyakit, kematian, kepedihan, ratapan, dan keputusasaan.
 
== Ketiadaan Tuhan personal ==