Dalam arti Ketuhanan Yang Maha Esa, maka [[Nirwana|Nibbāna]] yang impersonal dapat diinterpretasikan sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai [[Pancasila|Pancasila Indonesia]]. Alih-alih fokus pada suatu sosok Tuhan personal, ibadah umat Buddha lebih fokus pada keyakinan terhadap [[Tiratana]], perenungan [[Empat Kebenaran Mulia]], dan penerapan [[Jalan Utama Berunsur Delapan|Jalan Mulia Berunsur Delapan]] untuk mencapai pencerahan diri ([[Nibbana|Nibbāna]]) sehingga sampai pada akhir dari nafsu (''taṇhā'') yang menyebabkan semua penderitaan kelahiran, usia, tua, penyakit, kematian, kepedihan, ratapan, dan keputusasaan.