Abdurrahman Wahid: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 37:
{{Seri Abdurrahman Wahid}}
 
[[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]] [[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''Abdurrahman Wahid''', [[:en:Licentiate|Lc.]] ({{IPAc-en | audio = En-us-Abdurrahman Wahid from Indonesia pronunciation (Voice of America).ogg|ˌ|ɑː|b|d|ʊəˈr|ɑː|x|m|ɑː|n|_|w|ɑː|ˈ|h|iː|d}}; dilahirkan dengan nama '''Abdurrahman ad-Dakhil''';<ref name=DAKHIL>{{cite web |date=31 December 2009 |title=Dari Abdurrahman Addakhil Menjadi Gus Dur |url=http://www.surya.co.id/2009/12/31/dari-abdurrahman-addakhil-menjadi-gus-dur.html |archive-url=https://archive.today/20100101205605/http://www.surya.co.id/2009/12/31/dari-abdurrahman-addakhil-menjadi-gus-dur.html |archive-date=1 January 2010 |access-date=31 December 2009 |publisher=Surya Online |language=id}}</ref> {{lahirmati||7|9|1940||30|12|2009}}), atau lebih dikenal dengan nama '''Gus Dur''' ({{audio|Id-Gusdur.ogg|simak}}), adalah seorang politikus [[Indonesia|Indonesia]] dan [[Kyai|pemimpin agama]] [[Islam]] yang menjabat sebagai [[presiden Indonesia]] ke-4, dari [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 1999|pemilu tahun 1999]] hingga [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|pemakzulannya]] pada tahun 2001. Selain sebagai pemimpin organisasi [[Nahdlatul Ulama]], ia juga merupakan pendiri [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB). Ia adalah putra [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Menteri Agama]] [[Wahid Hasyim]], dan cucu dari pendiri [[NahdatulNahdlatul Ulama]], [[Hasyim Asy'ari]]. Ia menderita [[gangguan penglihatan]] yang disebabkan oleh [[glaukoma]]; Ia mengalami kebutaan total pada mata kirinya dan mata kanannya buta sebagian. Ia merupakan presiden Indonesia pertama dan satu-satunya (sejauh ini) yang memiliki disabilitas fisik.
 
Selama pemerintahannya, Abdurrahman Wahid dikenal dengan kebijakannya yang tidak menentu dan pemikirannya yang visioner. Pengaruhnya terhadap Reformasi Indonesia mencakup pembebasan pers yang lebih besar, hal ini ditandai dengan pembubaran Kementerian Penerangan pada 1999. Abdurrahman Wahid berperan penting dalam mencabut larangan perayaan [[Tahun Baru Imlek]]. Hingga tahun 1998, perayaan Tahun Baru Imlek oleh keluarga Tionghoa dibatasi secara khusus hanya di dalam rumah. Pembatasan ini dilakukan pemerintah Orde Baru melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang ditandatangani Presiden [[Soeharto]]. Pada tanggal 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang membatalkan instruksi sebelumnya.<ref>{{cite web | url=https://id.wikisource.org/wiki/Keputusan_Presiden_Republik_Indonesia_Nomor_6_Tahun_2000 | title=Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2000 - Wikisource bahasa Indonesia }}</ref> Wahid juga menjadikan [[Konfusianisme]] sebagai agama resmi keenam di Indonesia pada tahun 2000 dan melindungi hak-hak minoritas di Indonesia. Setelah serangkaian keputusan kontroversialnya, yang meliputi pencopotan banyak menteri dari kabinet, hubungan baiknya dengan [[Israel]] yang ditentang oleh banyak kalangan Muslim, sampai [[Maklumat Presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001|maklumat kontroversialnya]] yang ditujukan untuk membekukan parlemen; [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR) akhirnya [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|memakzulkan]]