Wangsa Goparana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Koreksi tata bahasa
k Dilakukan penambahan atas data dan informasi yang melengkapi profil dari tokoh, dengan dilengkapi sumber rujukan yang akurat dan terpercaya. Dilakukan perbaikan pada tata bahasa agar lebih sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik.
Baris 1:
[[Berkas:Pintu Masuk Komplek Makam Aria Wangsa Goparana.jpg|al=|jmpl|261x261px|Makam Dalem Wangsa Goparana di Subang]]
[[Dalem Wangsa Goparana]] atau Raden Aria Wangsa Goparana (Sunan Sagalaherang) adalah putra [[Sunan Wanaperih]] yang merupakan putra sulung dari Prabu Pucuk Umum dari Ratu Sunyalarang dan menjadi Raja di [[Kerajaan Talaga Manggung]] pada tahun 1553-1556 Masehi, Prabu Pucuk Umum atau Raden Rangga Mantri merupakan keturunan Raja Pajajaran [[Prabu Siliwangi]] atau [[Sri Baduga Maharaja]]. [[Sunan Wanaperih]] mendirikan pesantren tertua di Majalengka serta memindahkan Ibu kota Kerajaan Talaga, daru Sangiang ke Wanaperih yang termasuk wilayah Desa Kagok saat ini.
[[Berkas:Pintu Masuk Makam Aria Wangsa Goparana.jpg|al=|jmpl|239x239px|Pintu masuk makam Rd. Aria Wangsa Goparana]]
[[Dalem Wangsa Goparana]] atau Raden Aria Wangsa Goparana (Sunan Sagalaherang) adalah putra [[Sunan Wanaperih]] yang merupakan putra sulung dari Prabu Pucuk Umum dari Ratu Sunyalarang dan menjadi Raja di [[Kerajaan Talaga Manggung]] pada tahun 1553-1556 Masehi,. Prabu Pucuk Umum atau Raden Rangga Mantri merupakan keturunan Raja Pajajaran [[Prabu Siliwangi]] atau [[Sri Baduga Maharaja]]. [[Sunan Wanaperih]] mendirikan pesantren tertua di Majalengka serta memindahkan Ibu kota Kerajaan Talaga, daruManggung dari Sangiang ke Wanaperih yang saat ini termasuk wilayah Desa Kagok saatKabupaten iniMajalengka.
 
Dalem Wangsa Goparana pindah ke [[Sagalaherang, Subang|Sagalaherang]], kelak keturunan dia ada yang menjabat sebagai bupati seperti [[Wira Tanu I|Jayasasana]] di Cikundul (sekarang [[Cikalongkulon, Cianjur|Cikalongkulon]]). Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji, tetapi diakemudian digantikan oleh puteranya, Apun Surawijaya, makayang memindahkan pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya yang menikah dengan putri Cirebon bernama Ratu Raja Kertadiningrat saudarayang merupakan saudari dari Panembahan Sultan Sepuh III Cirebon. Pangeran Surawijaya dianungrahi 6 orang anak yaitu -: Dipati Suwarga-Mangunjaya, -Mangunjaya, Jaya Wirya -, Dipati Kusumayuda -, Mangun Nagara, -dan Ratu Tilarnagara. Ratu Tilarnagara menikah dengan Bupati Panjalu ([[Kerajaan Panjalu Ciamis]]) yang bernama Pangeran Arya Sacanata yang masih keturunan Prabu Haur Kuning. Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga yang menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu:- Pangeran Dipati Wiranata- dan Pangeran Secadilaga atau pangeranPangeran Raji. Pangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran Secanata. EyangPada Ragamasa Sari yang menikah dengan Ratu Cirebon mengantikanpemerintahan Pangeran Secanata. Aryapengaruh Secanata memerintah ± tahun 1962; pengaruhkekuatan V.O.C. sudah sangat terasa sekali. Hinggahingga pada tahun-tahun tersebutberikutnya pemerintahan di Talaga diharuskan pindah oleh [[VOC|V.O.C.]] ke Majalengka. Karena, hal inilahini terjadimenyebabkan penolakan sehingga terjadi perlawanan dari rakyat Talaga yang kemudian melakukan perlawanan. Peninggalan masa tersebut berupa senjata dan pusaka masih terdapat di museumMuseum Talaga berupahingga pistol dansaat meriamini.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pasanggrahan Segalaherang TMnr 60016167.jpg|jmpl|Sagalaherang di tahun 1920]]
 
== Keluarga ==
[[Dalem Wangsa Goparana]] putra [[Sunan Wanaperih]] merupakan putra sulung dari Prabu Pucuk Umum dari Ratu Sunyalarang dan menjadi Raja di Kerajaan Talaga Manggung pada tahun 1553-1556 Masehi, Prabu Pucuk Umum atau Raden Rangga Mantri yang merupakan cicit Raja Pajajaran [[Prabu Siliwangi]] atau [[Sri Baduga Maharaja]]
 
Tidak meneruskan jejak ayahnya sebagai raja di Talaga Manggung, Dalem Wangsa Goparana memilih pindah ke [[Sagalaherang, Subang|Sagalaherang]] Subang untuk menyebarkan agama Islam, kelak keturunannya ada yang menjadi bupati seperti [[Wira Tanu I|Jayasasana]] (Raden Wira Tanu I) yang mendiami wilayah Cikundul atau [[Cikalongkulon, Cianjur|Cikalongkulon]] dan merupakan Bupati sekaligus perintis pemukiman wilayah Cianjur.
 
[[Dalem Wangsa Goparana]] merupakan murid dari [[Sunan Gunung Jati]] yang menjadi tokoh kunci penyebaran agama Islam di wilayah Subang dan sekitarnya. Sekitar tahun 1530 Masehi ia mengadakan perjalanan dalam rangka menyebarkan agama Islam, wilayah penyebaran agama Islam yang didatanginya di antaranya Subang, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi dan Limbangan. Menurut cerita rakyat, Dalem Wangsa Goparana diyakini merupakan tokoh perintis pemukiman di [[Sagalaherang, Subang|Sagalaherang]] dan bahkan dipercaya sebagai pemberi nama wilayah Sagalaherang sehingga dia juga dikenal sebagai penguasa Sagalaherang (Sunan Sagalaherang). Pada masa itu dan beberapa dekade setelahnya, wilayah Sagalaherang merupakan bagian dari wilayah kekuasaan [[Kerajaan Sumedang Larang]]<ref>{{Cite web|title=Jawara Wisata — Platform Informasi Pariwisata di Kabupaten Subang|url=https://wisata.subang.go.id/view-sejarah-kabupaten-subang.jsp|website=wisata.subang.go.id|access-date=2024-04-05}}</ref>.
 
== Keturunan ==
[[Dalem Wangsa Goparana]] berputra:
# Rd. Aria Jayasasana [[Dalem Cikundul]] atau [[Wira tanu datar|Wira Tanu Datar I]]
# [[Dalem Tumenggung Yudanagara|'''Dalem Tumenggung Yudanagara''']]
# Dalem Aria Martayuda **
# NR. Muhyi (Mahayu / Murti)
# Dalem Aria Wiradiwangsa
# Dalem Aria Candramanggala
Baris 16 ⟶ 22:
# Rd. Nawing Cakradiprana
# Rd. Santaan Yudamanggala
 
== Dalem Tumenggung Yudanagara ==
[[Berkas:Plang Makam Tumenggung Aria Yudanegara, Kabupaten Subang.jpg|al=|jmpl|237x237px|Plang makam Dalem Tumenggung Yudanegara]]
Dalem Tumenggung Yudanegara, atau Raden Tumenggung Yudanegara (kadang disebut Yudanagara), adalah salah satu putra Dalem Wangsa Goparana yang lahir sekitar abad ke-16 Masehi dan dikenal dalam melanjutkan perjuangan ayahnya menyebarkan agama Islam dan memimpin wilayah Sagalaherang.
 
Garis keturunan Dalem Tumenggung Yudanegara tersebar di Subang, Bandung, dan wilayah lain di Jawa Barat. Dalem Tumenggung Yudanegara berputra Rd. Aria Tjakrayudha berputra Rd. Aria Tjakradiprana berputra Rd. Aria Judasesana berputra Rd. Rangga Brajadinata I berputra Rd. Ngabehi Indrakusumah berputra Rd. Ngabehi Mahamadia/Rd. Ngabehi Madamadia/'''Panembahan Rangga Aria Madamadia''' (Kepala Cutak Sagalaherang)<ref>{{Cite web|title=Family Tree Creator – 100% Free, No Limits or Registration|url=https://www.dnaweekly.com/tools/family-tree-maker/5af85ce88e044aa9086a02a2a69f5cfd/#|website=www.dnaweekly.com|access-date=2024-04-05}}</ref>
 
== Panembahan Rangga Aria Madamadia ==
Panembahan Rangga Aria Madamadia atau Raden Ngabehi Madamadia (kadang disebut Mahamadia) adalah keturunan Raden Aria Wangsa Goparana yang juga memimpin wilayah Sagalaherang di Subang. Beristrikan Nyi Mas Tedjakusumah binti Kyai Patih Soeradimerta dan memiliki dua belas putra, empat di antaranya yaitu<ref>{{Cite web|last=KomunitasAleut!|date=2023-12-27|title=Raden Rangga Martayuda, Jalan Pedati, dan Kademangan Batusirap|url=https://komunitasaleut.com/2023/12/27/raden-rangga-martayuda-jalan-pedati-dan-kademangan-batusirap/|website=Dunia Aleut!|language=id-ID|access-date=2024-04-05}}</ref>:
 
# Raden Rangga Martayuda (Demang Batu Sirap)
# Raden Prawiradiredja
# Raden Martadiredja
# Raden Mastawadana Mertawadana.
 
Keturunan Raden Mastawadana Mertawadana tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat dan di luar Jawa Barat. Salah satu garis keturunan vertikal ke bawah adalah bahwa Raden Mastawadana Mertawadana berputra Raden Astadipoera berputri Nji Raden Arseha (bersuamikan Raden Mas Kertawidoera bin Raden Mas Kertadipradja, pernah menjadi Demang di Pamanukan, Ciasem dan Sagalaherang. Ayahnya juga pernah menjadi Demang Pamanukan) berputra Rd. Supena Bratawidura (pernah mejadi Wedana di Cikalongwetan Bandung dan Balaraja Tangerang) berputra Nji Raden Nina Herlina (bersuamikan Letkol Pol. Raden Hasan Mustafa bin Raden Arfat Ranuatmaja, Perwira Polri yang juga Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung) berputri NR. Tia Fitriani (bersuamikan Hj. Muharam) berputra Raden Mohammad Rizki Luthfiah Aziz (lahir 1995 M).
 
== Referensi ==
Baris 22 ⟶ 44:
# [http://www.pikiran-rakyat.com/node/204542 Pikiran-Rakyat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150119143548/http://www.pikiran-rakyat.com/node/204542 |date=2015-01-19 }}
# [http://babadtanahcikundul.blogspot.com/2014/08/sunan-wanaperih.html Babad Cikundul]
# https://www.kotasubang.com/2539/jejak-aria-wangsa-goparana-penyebar-islam-di-subang
# https://wisata.subang.go.id/view-sejarah-kabupaten-subang.jsp
# [https://www.dnaweekly.com/tools/family-tree-maker/5af85ce88e044aa9086a02a2a69f5cfd/# https://www.dnaweekly.com/]
 
[[Kategori:Tokoh dari Majalengka]]