Keyakinan dalam Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor-alih pranala ke halaman disambiguasi
Baris 24:
Dalam [[agama Buddha]], '''keyakinan''' atau '''iman''' ({{lang-pi|'''saddhā'''|italic=yes}}, {{lang-sa|'''śraddhā'''|italic=yes}}) mengacu kepada komitmen untuk mempraktikkan ajaran [[Buddha Gautama|Buddha]] dan percaya kepada para makhluk tercerahkan atau mereka yang dianggap telah maju dalam pelatihan diri, seperti para [[Buddha]] atau [[bodhisatwa]] (mereka yang beraspirasi untuk mencapai Buddha). Umat Buddha pada umumnya mengakui beberapa objek keyakinan, tetapi beberapa aliran [[Buddhisme]] secara khusus membaktikan diri kepada tokoh tertentu, seperti Buddha tertentu. Keyakinan tak hanya berupa bakti terhadap suatu tokoh, tetapi juga terkait dengan konsep-konsep dalam ajaran Buddha seperti efikasi [[karma dalam agama Buddha|karma]], buah karma, dan kemungkinan mencapai [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]].
 
Keyakinan atau iman dalam agama [[Sejarah agama Buddha#Tahap awal agama Buddha|BuddhaBuddhisme awal]] dan aliran [[Theravāda]] dipusatkan pada lima keyakinan utama:
 
* '''[[Tiga Permata]] (Tiratana)'''
# Keyakinan/iman terhadap Buddha, yaitu [[Siddhattha Gotama]] dan pencapaian [[Kebuddhaan]]-Nya di [[Nibbāna]]
<ol>
# Keyakinan/iman terhadap [[Dhamma]], yaitu ajaran yang disampaikan oleh Buddha
#<li> Keyakinan/imanIman terhadapkepada Buddha, yaitu [[Siddhattha Gotama]] dan pencapaian [[Kebuddhaan]]-Nya di [[Nibbāna]]</li>
# Keyakinan/iman terhadap [[Saṅgha]], yaitu komunitas para pengikut yang dianggap maju secara spiritual atau komunitas rahib yang berupaya mencapai [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]]
#<li>Iman Keyakinan/iman terhadapkepada [[Dhamma]], yaitu ajaran yang disampaikan oleh Buddha</li>
# Keyakinan/iman terhadap ''kamma'', yaitu perbuatan berkehendak baik dan buruk
#<li>Iman Keyakinan/iman terhadapkepada [[Saṅgha]], yaitu komunitas para pengikut yang dianggap maju secara spiritual atau komunitas rahib yang berupaya mencapai [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]]</li>
# Keyakinan/iman terhadap buah ''kamma'' (''vipāka''), yaitu akibat dari perbuatan berkehendak baik dan buruk
</ol>
* '''Hukum [[Karma dalam Buddhisme|Karma]] (Kamma [[Hukum Alam (Niyāma)|Niyāma]])'''
<ol start=4>
#<li> Keyakinan/imanIman terhadapkepada ''kamma'', yaitu perbuatan berkehendak baik dan buruk</li>
#<li Keyakinan/iman>Iman terhadapkepada buah ''kamma'' (''vipāka''), yaitu akibat dari perbuatan berkehendak baik dan buruk</li></ol>
 
Seorang umat awam dengan keyakinan terhadap [[Tiga Permata]], ''kamma'', dan buah ''kamma'' disebut [[upasaka dan Upasika|''upāsaka'' atau ''upāsika'']]. Keyakinan dianggap sebagai langkah pertama menuju [[Paññā|kebijaksanaan]] dan [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]]. Sementara itu, agama Buddha awal secara moral tidak mengecam pemberian persembahan secara damai kepada [[Dewa#Agama Buddha|dewa-dewi]]. Sepanjang sejarah agama Buddha, pemujaan dewa-dewi, sering kali berasal dari keyakinan pra-Buddhis dan [[animisme|animis]], kemudian disesuaikan menjadi praktik dan kepercayaan Buddhis. Sebagai bagian dari proses itu, dewa-dewi tersebut dinyatakan sebagai bawahan dari [[Tiga Permata]], yang masih terus memegang peran utama.
 
Pada masa berikutnya dalam sejarah agama Buddha, khususnya [[Buddha Mahāyāna]], keyakinan memiliki peran yang jauh lebih penting. Aliran Mahāyāna memperkenalkan [[Bakti Buddhis|bakti]] kepada para Buddha dan bodhisatwa yang berada di [[Tanah Murni]]. Dengan berkembangnya bakti kepada [[Buddha Amitābha]] dan [[Buddha Tanah Murni|agama Buddha aliran Tanah Murni]], keyakinan memperoleh peran utama dalam praktik agama Buddha. Agama Buddha aliran Tanah Murni versi Jepang, yang dipimpin oleh [[Hōnen]] dan [[Shinran]], bahkan meyakini bahwa satu-satunya praktik yang bermanfaat bagi umat Buddha adalah [[shinjin|keyakinan penuh kepercayaan]] kepada Buddha Amitābha, karena aliran tersebut menganggap [[Selibat|selibasi]], meditasi, dan praktik Buddhis lainnya sebagai praktik yang tidak lagi mujarab atau bertolak belakang dengan sifat utama keyakinan. Sementara itu, umat Buddha Tanah Murni pada umumnya mengartikan keyakinan sebagai sebuah keadaan yang mirip dengan pencerahan. Dampak keyakinan dalam religiositas umat Buddhis kemudian menjadi sangat penting dalam gerakan-gerakan [[milenarianisme|milenarian]] di beberapa negara Buddhis, yang terkadang mengakibatkan kehancuran dinasti-dinasti kerajaan dan perubahan politik penting lainnya.