Guilherme dos Santos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Perbaikan pada penulisan dan tata artikel.
Baris 41:
 
== Kehidupan dan karir politik ==
Dos Santos lahir di Desa [[Memo, Maliana|Memo]], [[Maliana]], pada tanggal 4 Januari 1939. Ayahnya merupakan [[liurai]] (raja) di Memo pada masa [[Timor Portugis|Portugis]].{{sfn|Fitzpatrick, McWilliam, dan& Barnes|2016|p=189}} Dia menjalani pendidikan dasar (''escola primária'') dan lulus pada tahun 1953, sebelum melanjutkan ke sekolah menengah (''escola pré-secundária'') selama dua tahun dan lulus pada tahun 1955. Dos Santos terlibatikut dalam pendirianmendirikan Partai [[Asosiasi Pahlawan Timor]] ([[Bahasa Tetun|Tetun]]: ''Klibur Oan Timor Asuwain'', KOTA) pada tahun 1974, sebuah partai yang didukung oleh para [[liurai]] (raja-raja kecil di Timor Leste) seperti dirinya.{{efn|Laporan Komisi Penerimaan, Laporan, dan Rekonsiliasi (CAVR) menulis bahwa Dos Santos adalah anggota [[Uni Demokrasi Timor|UDT]] {{sfn|Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi|2010|p=435}}}} Semasa [[Pendudukan Indonesia atas Timor Timur|pendudukan Indonesia]], Dos Santos bergabung dengan [[Partai Golongan Karya|Golongan Karya]] (Golkar).{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1987|p=303}}
 
SetelahDos DewanSantos Perwakilanmerupakan Rakyatanggota Daerahdelegasi [[Pemerintah Sementara Timor Timur]] (DPRDPSTT) Tingkatyang Ipergi ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] untuk menyampaikan petisi integrasi kepada Presiden [[Soeharto]] di [[Istana Negara]] pada tanggal 7 Juni 1976.{{sfn|Gonggong & Zuhdi|1995|p=88}} Setelah pembentukan DPRD Tingkat I [[Timor Timur]] dibentuk pada tanggal 4 Agustus 1976 dengan komposisi sebanyakanggota 30 anggotaorang, Dos Santos ditunjuk untuk menjadi salah satu anggotanyasatunya.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1987|p=303}}{{sfn|Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi|2010|p=428}} Untuk menunjang karirnya sebagai birokrat, Dos Santos mengikuti kursus dasar orientasi pemerintahan (Sus Orientasi Pemerintahan) pada tahun 1977 dan kursus DPRD (Sus DPRD) I dan II pada tahun 1985. Dia terpilih menjadi ketua DPRD Tingkat I Timor Timur pada tahun 1982, sebelum kemudian menjadi anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]] padadua tahun 1987berikutnya.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1987|p=303}}
 
Dos Santos terpilih menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR RI]] pada tanggal 1 Oktober 1992, di mana dia menjadi anggota [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi I DPR RI]]. PadaDi tahun yang sama, dia juga diangkat menjadi Bupati Bobonaro, untuk menggantikan [[Mariano Lopes da Cruz]]. DiaSaat ikutmenjabat sertasebagai bupati, dia terlibat dalam sengketa lahan pertanian dengan para petani penggarap dari [[:de:Saburai|Saburai]] yang cenderung pro-kemerdekaan.{{sfn|Fitzpatrick, McWilliam & Barnes|2016|p=189}} Dos Santos merupakan anggota delegasi Indonesia yang mengunjungi [[Vatikan]] pada bulan Agustus 1993 dalam rangka melakukan kegiatan ziarah.{{sfn|Center for Strategic and International Studies|1994|p=60}}
 
== Keterlibatan dalam kekerasan politik sebagai Bupati ==
Sebagai bupati, dia berperan penting dalam membangun kekuatan [[Milisi pro-Indonesia di Timor Leste|milisi pro-integrasi]] dan mengorganisir berbagai tindakan kekerasan yang mereka lakukan guna memastikan kemenangan kaum pro-otonomi dalam [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]] yang diadakan oleh [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] pada tahun 1999.{{sfn|Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi |2010|2010}p=|p=3080}} Dos Santos memerintahkan beberapa pejabat pembantunya untuk memberi dukungan material terhadap milisi., Beberapa di antaranya adalahseperti Manuel Gama (Kabag Keuangan Kabupaten Bobonaro), Jose Monis da Cruz (Kabag Pembangunan), dan Antonio Mendonça (Asisten Bupati I). Sebagian yang lain, seperti [[Leonito Martins]], seorang Bernardino, dan seorang João (alias Laho), menjadi anggota langsungbergabung daridengan milisi [[:de:Dadarus_Merah_Putih|Dadurus Merah Putih]] (DMP).<ref name=":0" />
 
Selain itu, Dos Santos juga secara rutin mengalihkan dana dari anggaran sosial dan pembangunan kabupaten kepada para pemimpin [[Forum Persatuan, Demokrasi dan Keadlian]] (FPDK), sebuah organisasi sayap politik dari para milisi pro-integrasi. Dia sering menghadiri berbagai rapat tertutup untuk ikut mengambil keputusan mengenai kebijakantindakan milisi.<ref name=":0" />
 
Sejak awal, Dos Santos tidak pernah berniat untuk menyelenggarakan refendum[[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]] di Bobonaro dengan penuh hati. Pada tanggal 24 Maret 1999, dia mengeluarkan instruksi yang mengharuskan semua pegawai negeri di kota [[Maliana]] untuk mengisi formulir yang menyatakan pendapat mereka mengenai status [[Timor Leste]] menjelang [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]]. Identitas responden tidak dilindungi dan tiap responden harus meminta tanda tangan dari atasan mereka. Selain itu, tidak diterangkan pula alasan Dos Santos selaku bupati memerlukan dokumen tersebut.<ref>{{Cite news|last=Polglaze|first=Karen|date=29 Maret 1999|title=East Timor public servants quizzed over loyalty|url=https://etan.org/et99/april/1-7/0etpubli.htm|work=Australian Associated Press|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
 
Pada tanggal 8 April 1999, di Bobonaro diadakan sebuah aksi unjuk kekuatan yang dilakukan oleh ratusan milisi pro-Indonesia dari seluruh Timor Leste, di mana opsi pro-Indonesia dalam referendum digaungkan secara militan di depan para pejabat militer dan sipil.<ref name=":0" /> Kemudian, pada bulan Juni 1999, ia kemungkinan besar merestui serangan terhadap kerabat dari aktivis hak asasi manusia terkemuka, [[:en:Aniceto_Guterres_Lopes|Aniceto Guterres Lopes]], dengan mengatakan bahwa dia akan "berurusan langsung" dengan para aktivis yang bertemu dengannya.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=14 Juni 1999|title=Parents of Aniceto Guteres Lopes terrorised|url=http://etan.org/et99/june/13-19/13paren.htm|work=Fortillos|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
 
Misal, dalam sebuah kampanye pada tanggal 17 Juli, dia mengatakan bahwa satu-satunya dokumen yang diperlukan dalam pemungutan suara adalah [[Kartu Tanda Penduduk|kartu tanda penduduk]] (KTP). Ini bertentangan dengan persyaratan yang diajukan PBB yang meminta dokumen identifikasi (seperti KTP dan surat baptis) dan surat kelayakan untuk mengikuti pengambilan suara.<ref>{{Cite news|last=Dodd|first=Mark|date=27 Juli 1999|title=Frontier town becomes the UN's acid test|url=https://etan.org/et99/july/25-31/27fronti.htm|work=Sydney Morning Herald|access-date=20 Mei 2024}}</ref> Pada pertengahan bulan Juli 1999, Dos Santos mengancam akan membunuh personel PBB dari [[Australia]] apabila mereka tidak menjalankan peraturan pendaftaran pemungutan suara "dengan adil".<ref>{{Cite news|date=17 Juli 1999|title=Mayor Threatens To Kill Aussies|url=https://etan.org/et99/july/18-24/17mayor.htm|work=Sydney Morning Herald|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
[[Berkas:0250 Militia Commander Joao Tavares at Balibo Integration (1).jpg|jmpl|Dos Santos (kiri) dan [[João da Costa Tavares|Tavares]] (kanan) saat acara kampanye pro-otonomi di [[Balibo]], 17 Juli 1999.]]Menjelang pemungutan suara pada tanggal 30 Agustus 1999, ia memperparah masalah pengungsi yang sudah akut dengan memaksa masyarakat di Bobonarowarganya untuk melarikan diri ke [[Atambua]]. Dia mengatakan bahwa itu "lebih baik" daripada menghadapi konsekuensi yang akan terjadi jika kelompok pro-kemerdekaan memenangkan referendum. Untuk memfasilitasinya, pihak kabupaten akan menyediakan fasilitas transportasi. Sebagai penekanan, Dos Santos dengan angkuhnya mengatakan bahwa dia "memiliki banyak uang" sehingga dapat tinggal di mana saja, tak seperti warganya yang "tidak punya uang". Milisi di Bobonaro juga mengancam akan mengobarkan "perang" jika rakyat menolak mendukung otonomi di bawah Indonesia.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=20 Juli 1999|title=Bupati Bobonaro Paksa Warganya Mengungsi|url=https://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01604.html|work=MateBEAN|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
[[Berkas:0250 Militia Commander Joao Tavares at Balibo Integration (1).jpg|jmpl|Dos Santos (kiri) dan [[João da Costa Tavares|Tavares]] (kanan) saat acara kampanye pro-otonomi di [[Balibo]], 17 Juli 1999.]]
Pada tanggal 10 Agustus, dia ikut memimpin rapat di kantor bupati untuk memutuskan bagaimana milisi akan bereaksi terhadap kekalahan Indonesia dalam kotak suara. Juga hadir dalam rapat tersebut Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]] (Komandan Kodim di Bobonaro), Lettu Inf Sutrisno, [[João da Costa Tavares]], dan [[Jorge da Silva Tavares]], serta semua kepala desa dan pemimpin milisi. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa milisi akan mencoba memancing reaksi [[Falintil]], sehingga milisi dapat dimobilisasi untuk membunuh pendukung kemerdekaan. Dos Santos dan [[João da Costa Tavares|Tavares]] menyarankan pembuatan daftar pendukung kemerdekaan, Burhanuddin mengatakan bahwa dia akan bantuan senjata untuk membunuh mereka.<ref name=":0" />
 
Selain itu, dia juga menghambat proses registrasi untuk pemungutan suara dengan memerintahkan [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|polisi]], [[Tentara Nasional Indonesia|tentara]], dan milisi di Bobonaro untuk memaksa pemilih agar tidak memberikan surat baptis mereka seperti yang diminta oleh PBB. Sebagai bupati, dia juga mengimbau warganya untuk tidak tidak berpartisipasi dalam pendaftaran. Dos Santos secara pribadi mengatakan bahwa dirinya tidak akan ikut serta.<ref name=":0" />
Menjelang pemungutan suara pada tanggal 30 Agustus 1999, ia memperparah masalah pengungsi yang sudah akut dengan memaksa masyarakat di Bobonaro untuk melarikan diri ke [[Atambua]]. Dia mengatakan bahwa itu lebih baik daripada menghadapi konsekuensi yang akan terjadi jika kelompok pro-kemerdekaan memenangkan referendum. Untuk memfasilitasinya, pihak kabupaten akan menyediakan fasilitas transportasi. Sebagai penekanan, Dos Santos dengan angkuhnya mengatakan bahwa dia "memiliki banyak uang" sehingga dapat tinggal di mana saja, tak seperti warganya yang "tidak punya uang". Milisi di Bobonaro juga mengancam akan mengobarkan "perang" jika rakyat menolak mendukung otonomi di bawah Indonesia.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=20 Juli 1999|title=Bupati Bobonaro Paksa Warganya Mengungsi|url=https://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01604.html|work=MateBEAN|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
 
SelainUntuk itu,memastikan diakemenangan jugakelompok menghambat proses registrasi untuk pemungutan suara dengan memerintahkan [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|polisi]], [[Tentara Nasional Indonesia|tentara]], dan milisi di Bobonaro untuk memaksa pemilih agar tidak memberikan surat baptis mereka seperti yang diminta oleh PBB. Sebagai bupati, dia juga mengimbau warganya untuk tidak tidak berpartisipasi dalam pendaftaran, sebab dia sendiri tidak akan ikut serta.<ref name=":0" /> Selain itupro-otonomi, Dos Santos juga berencana untuk memboyong pemilih secara ilegal dari [[Timor Barat]]. Dalam rapat pemerintah daerah (Pemda) Bobonaro pada tanggal 22 Juli 1999, dia menyampaikan berencanarencana untuk memboyongmenyelundupkan sekitar 10.000 pemilih dari [[Atambua]] dengan maksud memenangkan kelompok pro-otonomi.<ref>{{Cite news|date=28 Juli 1999|title=Calon Pemilih Dicari di Daerah Sebelah|url=https://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01680.html|work=MateBEAN|access-date=20 Mei 2024}}</ref> Hal ini menyebabkan Kepala Eksekutif [[UNAMET]], [[:en:Ian_Martin_(UN_official)|Ian Martin]], mengajukan keluhan secara tertulis kepada kepala satuan tugas Indonesia, [[Agus Tarmidzi]], pada tanggal 19 Agustus. Martin menyatakan bahwa Dos Santos selaku bupati dan Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]] selaku Dandim Bobonaro "secara efektif telah menentang kebijakan Pemerintahpemerintah Indonesia untuk mengizinkanmenjamin kondisi dasaryang untuklayak konsultasi denganuntuk rakyat"referendum.<ref name=":0" />
 
== Keterlibatan dalam Pembantaian Maliana ==
Sebagai bupati, dia ikut bertanggung jawab atas pembantaian yang terjadi di kantor polisi [[Maliana]] pada tanggal 8 September 1999, ketika anggota milisi [[:de:Dadarus_Merah_Putih|Dadurus Merah Putih]] (DMP) di bawah pimpinan [[Natalino Monteiro]] dan [[Halilintar (milisi)|Halilintar]] di bawah pimpinan [[João da Costa Tavares]], atas perintah Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]], menyerang sejumlah besar pengungsi di kantor [[Kepolisian Resor Maliana|Polres Maliana]]. Saat terjadi pembantaian, Dos Santos tidak mengambil tindakan apapun untuk menghentikannya atau mencegah pembantaian susulan yang dilakukan sehari berikutnya.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|last=Sahude|first=Syaldi|date=1 Juli 2007|title=Maliana|url=http://syaldi.web.id/mot/event4.htm|website=Masters of Terror|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
Dos Santos terlibat dalam perencenaan [[Pembantaian Maliana]].<ref name=":0" /> Pada tanggal 10 Agustus, dia ikut memimpin rapat di kantor bupati untuk memutuskan bagaimana milisi akan bereaksi terhadap kekalahan Indonesia dalam kotak suarareferendum. JugaSelain hadirDos dalam rapat tersebutSantos, Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]] (Komandan Kodim di Bobonaro), Lettu Inf Sutrisno, [[João da Costa Tavares]], dan [[Jorge da Silva Tavares]], sertajuga semuahadir dalam rapat. Para kepala desa dan pemimpin milisi pro-integrasi juga ikut serta. Dalam pertemuan itutersebut disepakati bahwa milisi akan mencoba memancing reaksi dari [[Falintil]], sehingga milisimereka dapat dimobilisasi untuk membunuh para pendukung kemerdekaan. Dos Santos dan [[João da Costa Tavares|Tavares]] menyarankan pembuatan daftar pendukung kemerdekaan, sedang Burhanuddin mengatakanakan bahwa dia akanmenyediakan bantuan senjata untuk membunuhmelaksanakan rencana merekatersebut.<ref name=":0" />
 
Sebagai bupati, dia ikut bertanggung jawab atas pembantaian yang terjadi di kantor polisi [[Maliana]] padaPada tanggal 8 September 1999, ketikapara anggota milisi [[:de:Dadarus_Merah_Putih|Dadurus Merah Putih]] (DMP) di bawah pimpinan [[Natalino Monteiro]] dan [[Halilintar (milisi)|Halilintar]] di bawah pimpinan [[João da Costa Tavares]], atas perintah Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]], menyerang sejumlah besar pengungsipendukung kemerdekaan yang pada tanggal 3 September diimbau untuk mengungsi di kantor [[Kepolisian Resor Maliana|Polres Maliana]]. Saat terjadi pembantaian, Dos Santos tidak mengambil tindakan apapun untuk menghentikannya atau mencegah pembantaian susulan yang dilakukanterjadi sehari berikutnya.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|last=Sahude|first=Syaldi|date=1 Juli 2007|title=Maliana|url=http://syaldi.web.id/mot/event4.htm|website=Masters of Terror|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
Pada bulan Januari 2000, Dos Santos diinterogasi oleh [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Ia sebelumnya dituntut oleh [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejaksaan Agung]]. Namun, namanya tiba-tiba keluar dari daftar tuntutan tanpa pemberitahuan sekitar bulan Mei 2000. Pada bulan Agustus 2000, dia berada di [[Timor Barat]], di mana dia terlibat dalam [[Uni Timor Aswain]] (Untas), sebuah kelompok yang dirintis oleh para pemimpin milisi pro-Indonesia yang masih berharap untuk membalikkan proses kemerdekaan untuk Timor Timur.<ref name=":0" /> Dua pegawai negeri yang berada di bawah wewenangnya di Kecamatan [[Lolotoe]], Sabino Gouveia Leite dan Francisco Noronha, didakwa di depan [[Panel Kejahatan Serius]] pada bulan Februari 2001 di Dili karena terbukti melakukan tindak kejahatan kemanusiaan.<ref name=":0" />
 
Pada bulan Januari 2000, Dos Santos diinterogasi oleh [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Ia sebelumnya sudah dituntut oleh [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejaksaan Agung]]. Namun, tanpa alasan yang jelas, namanya tiba-tiba keluar dari daftar tuntutan tanpa pemberitahuan sekitar bulan Mei 2000. Pada bulan Agustus 2000, dia berada di [[Timor Barat]], di mana dia terlibatbergabung dalamdengan organisasi [[Uni Timor Aswain]] (Untas), sebuah kelompok yang dirintis oleh para pemimpin milisi pro-Indonesia yangdengan masih berharap untuktmaksud membalikkan proses kemerdekaan untuk [[Timor Timur]].<ref name=":0" /> Dua pegawai negeri yang berada di bawah wewenangnya di Kecamatan [[Lolotoe]], Sabino Gouveia Leite dan Francisco Noronha, didakwa di depan [[Panel Kejahatan Serius]] pada bulan Februari 2001 di Dili karena terbukti melakukan tindak kejahatan kemanusiaan.<ref name=":0" />
 
== Kehidupan pribadi ==
Dos Santos mempunyai seorang istri yang secara politik berseberangan dengannya. DiBerkebalikan saat sang suami mendukung otonomi dan integrasi dengan [[Indonesia]]dengannya, sang istri justru mendukung kemerdekaan Timor Timur. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Juli 1999, setelah berbicara dalam sebuah kampanye pro-otonomi, dia memukul dan mengancam akan membunuh istrinya akibat perbedaan pandangan politik tersebut. Sang istri kemudian dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.<ref name=":0" />
 
== Catatan ==
{{notelist}}
 
== Referensi ==
Baris 77 ⟶ 82:
*{{Cite book|last=Center for Strategic and International Studies|date=1994|url=https://books.google.co.id/books?id=xK9wAAAAMAAJ&pg=PA57&dq=%22Guilherme+dos+Santos%22+%22Vatikan%22&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj00NvIkZyGAxX4T2wGHU5MAmUQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=%22Guilherme%20dos%20Santos%22%20%22Vatikan%22&f=false|title=Kliping tentang Timor Timur|location=Jakarta|publisher=Center for Strategic and International Studies|volume=1|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=EChIDwAAQBAJ&pg=PA434&dq=%22Bupati%22+%22Chega%22&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjm2bfU_JmGAxVxe2wGHX_QAVMQ6AF6BAgEEAI#v=onepage&q=%22Bupati%22%20%22Chega%22&f=false|title=Chega! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi Timor-Leste|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|volume=1|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=EChIDwAAQBAJGihIDwAAQBAJ&pg=PA434PA3084&dq=%22Bupati22Guilherme+Dos+Santos%22+%22Chega%22&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjm2bfU_JmGAxVxe2wGHX_QAVMQ6AF6BAgEEAI2ahUKEwj32uOsx6GGAxX2SmwGHYK1CMQQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=%22Bupati22Guilherme%20Dos%20Santos%22%20%22Chega%22&f=false|title=Chega! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi Timor-Leste|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|volume=5|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Fitzpatrick|first=Daniel|last2=McWilliam|first2=Andrew|last3=Barnes|first3=Susana|date=2016|url=https://books.google.co.id/books?id=pNMGDAAAQBAJ&pg=PA189&dq=%22Guilherme+dos+Santos%22+%22Bobonaro%22&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiZvJ-0752GAxWOUWwGHaZdBRwQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=%22Guilherme%20dos%20Santos%22%20%22Bobonaro%22&f=false|title=Property and Social Resilience in Times of Conflict: Land, Custom, and Law in East Timor|location=London dan New York|publisher=Routledge|isbn=9781409453819|volume=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Gonggong|first=Anhar|last2=Zuhdi|first2=Susanto|date=1995|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/24937/1/SEJARAH%20PERJUANGAN%20RAKYAT%20TIMOR%20TIMUR.PDF|title=Sejarah Perjuangan Rakyat Timor Timur|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Lembaga Pemilihan Umum|date=1987|url=https://books.google.co.id/books?id=dB4TAAAAMAAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title= Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum Tahun 1987|location=Jakarta|publisher=Lembaga Pemilihan Umum|ref=harv|url-status=live}}
 
Baris 90 ⟶ 96:
[[Kategori:Portugis-Indonesia]]
[[Kategori:Kelahiran 1939]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]