Ali bin Abi Thalib: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Ali tidak pernah menjadi Imam Syiah dalam hidupnya. yang membuatnya menjadi Imam Syiah ialah orang-orang yang tidak sependapat dengan pemikiran Ali saat di zaman kekhalifahannya.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
{{Ali}}
 
'''Ali bin Abi Thalib''' ({{lang-ar|عَلِيّ بْن أَبِي طَالِب|translit=ʿAlī bin Abī Ṭālib}}; {{circa|600–661}}) adalah sepupu sekaligus menantu dari [[nabi Islam]] [[Muhammad]] dan penerusnya, sebagai [[Dua Belas Imam|Imam Syiah]] pertama dan [[Khalifah]] keempat yang memerintah negara Islam pertama [[Kekhalifahan Rasyidin]] dari tahun 656 hingga kematiannya pada tahun 661 M. Lahir dari pasangan [[Abu Thalib bin Abdul Muthalib]] dan [[Fatimah binti Asad]], Ali muda dibesarkan oleh sepupunya, Muhammad, dan menjadi [[Pemeluk Islam pertama|salah satu orang pertama]] yang menerima ajarannya.
 
Ali memainkan peran penting di tahun-tahun awal [[Islam]] ketika [[Muslim]] dianiaya dengan kejam di [[Makkah]]. Setelah imigrasi ({{Transl|ar|[[hijrah]]}}) ke [[Madinah]] pada tahun 622, Muhammad mengawinkan putrinya, [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] kepada Ali dan bersumpah persaudaraan dengannya. Ali menjabat sebagai sekretaris dan wakil Muhammad pada periode ini, dan merupakan salah satu pembawa bendera pasukan Islam. Banyak ucapan Muhammad yang memuji Ali, yang paling kontroversial diucapkan pada tahun 632 di [[Ghadir Khum]], "Barangsiapa yang menganggap aku sebagai {{Transl|ar|[[mawla]]}}, Maka Ali adalah {{transl|ar|mawla}} pula untuknya." Penafsiran kata [[polisemi]] [[Arab]] {{Transl|ar|mawla}} masih diperdebatkan: Bagi [[Syiah|Muslim Syiah]], Muhammad memberikan Ali otoritas agama dan politiknya, sementara [[Sunni|Muslim Sunni]] memandang hal ini hanya sebagai pernyataan persahabatan dan hubungan baik. Ketika Muhammad meninggal pada tahun yang sama, sekelompok Muslim mengadakan pertemuan tanpa kehadiran Ali dan menunjuk [[Abu Bakar ash-Shiddiq]] ({{reign|632|634}}) sebagai khalifah baru mereka. Ali kemudian melepaskan klaimnya atas kepemimpinan dan mengundurkan diri dari kehidupan publik pada masa pemerintahan Abu Bakar dan penggantinya, [[Umar bin Khattab]] ({{Reign|634|644}}). Meskipun nasihatnya kadang-kadang diminta, konflik antara Ali dan dua khalifah pertama ditandai dengan penolakannya untuk mengikuti praktik mereka. Penolakan ini membuat Ali kehilangan peluangnya untuk menjadi khalifah hingga akhirnya jabatan khalifah jatuh ke tangan [[Utsman bin Affan]] ({{Reign|644|656}}), yang kemudian ditunjuk untuk menggantikan Umar oleh dewan pemilihan. Ali juga sangat kritis terhadap Utsman, yang banyak dituduh melakukan nepotisme dan korupsi. Namun Ali juga berulang kali menjadi penengah antara khalifah dan para pemberontak tingkat provinsi yang marah atas kebijakan kontroversial khalifah.