Radio Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 125:
Selanjutnya ditanamkan pula Busyido Seisyin atau semangat kesatria Jepang yang taat dan hormat kepada orang tua, pemimpin dan akhirnya kepada raja. Usaha itu antara lain dilakukan dengan latihan kemiliteran dan pendidikan jasmani. Ber-taiso atau senam pagi secara masal bahkan dikomando melalui radio dari Jakarta yang disiarkan secara sentral dilakukan serntak oleh murid-murid sekolah dasar, pelajar-pelajar sekolah lanjutan, pegawai-pegawai kantor pemerintah dan swasta serta masyarakat umum, setiap pagi sebelum mulai belajar atau bekerja. Acara siaran ini disebut "Radio Taiso".
 
==== PROPAGANDAPropaganda JEPANGJepang MENJADIMenjadi BUMERANGBumerang ====
 
Jika pada awal kedatangan Jepang di Indonesia, segala bentuk propaganda mencapai sasaran yang dituju karena memang sesuai dengan kenyataan yang menyertainya, maka lama-kalamaan, terutama mulai akhir 1944 setelah Jepang menderita kekalahan dihampir semua medan perang pasifik, propaganda yang mereka lancarkan justru menjadi arus balik atau bumerang yang memukul kembali diri sendiri. Semakin terdesak kedudukan pasukan-pasukan Jepang dimedan pasifik, semakin berani nasionalisme Indonesia memberikan perlawanan terhadap militerisme Jepang, baik secara terbuka, berupa pemberontakkan dan pembangkangan, maupun secara diam-diam mulai mengatur barisan.