Suku Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
| accessdate =
| isbn = 9812302123}}</ref>
|popplace=[[Jawa Barat]]: '''26,4 juta'''.{{br}}
[[Banten]]: '''31,9 juta'''.{{br}}
[[Jakarta]]: '''1,3 juta'''.{{br}}
[[Lampung]]: '''600 ribu'''.{{br}}
|langs=[[bahasa Sunda]], [[bahasa Indonesia]], dan [[bahasa Jawa]].
|rels=Sebagian besar [[Islam]], namun ada sedikit yang beragama [[Kristen]], [[Hindu]], [[Buddha]] dan [[Sunda Wiwitan]].
|related=[[suku Jawa]] dan [[suku Betawi]].
}}
'''Suku Sunda''' adalah kelompok [[etnis]] yang berasal dari bagian barat pulau [[Jawa]], [[Indonesia]], yang mencakup wilayah administrasi provinsi [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]. Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia, setelah etnis Jawa. Dimana dari seluruh penduduk Indonesia,Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam. Namun dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang mempercayai kekuatan-kekuatan supranatural, yang berasal dari kebudayaan animisme dan [[Hindu]].
 
SecaraDalam historisurusan-urusan nasional, orang Sunda tidak banyak memainkan perananperan penting dalamyang urusan-urusandimainkan nasionaloleh etnis Sunda. Walaupun banyak peristiwa-peristiwa penting yangsering terjadi di Jawa Barat, namun sedikit sekali dari peristiwa-peristiwa tersebut yang diperankan oleh orang-orang Sunda. Dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara, hanya sedikit orang Sunda yang menjadi pemimpin politik, sastrawan, dan pengusaha. Prestasi yang agak membanggakan adalah banyaknya seniman-senimanpenyanyi dan artis dari etnis Sunda, seperti penyanyi dan artis, yang berkiprah di tingkat nasional.<ref>{{cite book | last = Rosidi | first = Ayip | publisher= | title =Revitalisasi dan
Bahasa yang digunakan adalah [[bahasa Sunda]], walaupun kini banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari.<ref>{{cite book | last = Hasbullah | first = Moeflich | publisher= Kompas Cetak | title =Tergerusnya Kebudayaan Sunda | date = | year = | url = | accessdate = | isbn = }}</ref> Mayoritas orang Sunda beragama Islam. Namun dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang mempercayai kekuatan-kekuatan supranatural, yang berasal dari kebudayaan animisme dan [[Hindu]].
 
Secara historis, orang Sunda tidak banyak memainkan peranan penting dalam urusan-urusan nasional. Walaupun banyak peristiwa penting yang terjadi di Jawa Barat, namun sedikit sekali dari peristiwa-peristiwa tersebut yang diperankan oleh orang-orang Sunda. Dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara, hanya sedikit orang Sunda yang menjadi pemimpin politik, sastrawan, dan pengusaha. Prestasi yang agak membanggakan adalah banyaknya seniman-seniman dari etnis Sunda, seperti penyanyi dan artis, yang berkiprah di tingkat nasional.<ref>{{cite book | last = Rosidi | first = Ayip | publisher= | title =Revitalisasi dan
Aplikasi Nilai-nilai Budaya Sunda dalam Pembangunan Daerah | date = | year = | url = | accessdate = | isbn = }}</ref>
 
==Etimologi==
 
Sunda berasal dari kata Su =yang bagus/baik,berarti segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan. Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah ''cageur'' (sehat), ''bageur'' (baik), ''bener'' (benar), ''singer'' (mawas diri), dan ''pinter'' (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat yang bermukim di Jawa bagian barat sejak jaman [[Kerajaan Salakanagara]].
 
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja [[Purnawarman]] pada tahun 397 untuk menyebut ibukota [[Kerajaan Tarumanagara]] yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh [[Kerajaan Galuh]] untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Raja Galuh. Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu [[Kerajaan Sunda]] dan [[Kerajaan Galuh]] dengan [[Sungai Citarum]] sebagai batasnya.
 
[[Berkas:Linguistic map West Java.png|thumb|320px|Peta linguistik Jawa Barat]]
 
==Bahasa==
''Lihat'': [[Bahasa Sunda]]
 
BahasaDalam yangpercakapan digunakansehari-hari, adalahetnis Sunda banyak menggunakan [[bahasa Sunda]],. walaupunNamun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sundatersebut dalam percakapanbertutur sehari-harikata.<ref>{{cite book | last = Hasbullah | first = Moeflich | publisher= Kompas Cetak | title =Tergerusnya Kebudayaan Sunda | date = | year = | url = | accessdate = | isbn = }}</ref> MayoritasSeperti orangyang Sundaterjadi beragamadi Islam.pusat-pusat Namunkeramaian dalamkota kehidupan[[Bandung]] sehari-haridan [[Bogor]], masihdimana banyak masyarakat yang mempercayaitidak kekuatan-kekuatanlagi supranatural,menggunakan yangbahasa berasalSunda. dari kebudayaan animisme dan [[Hindu]].
 
Ada beberapa [[dialek]] dalam bahasa Sunda, antara lain dialek Sunda-Banten, dialek Sunda Utara, dialek Sunda [[Parahyangan|Priangan]], dialek Sunda-Jawa, dan beberapa dialek lainnya yang telah bercampur baur dengan [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Melayu]]. Karena pengaruh budaya [[Suku Jawa|Jawa]] pada masa kekuasaan [[Kerajaan Mataram Islam]], bahasa Sunda - terutama dialek Sunda Priangan - mengenal beberapa tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar. Namun, di wilayah-wilayah pedesaan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma tetap dominan.
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja [[Purnawarman]] pada tahun 397 untuk menyebut ibukota [[Kerajaan Tarumanagara]] yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh [[Kerajaan Galuh]] untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Raja Galuh. Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan [[Sungai Citarum]] sebagai batasnya.
 
==Referensi==