Orang Tionghoa Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=Suku Tionghoa-Indonesia
|image=[[Berkas:ChineseTokoh Merchants at BantenTionghoa.jpg|200px250px]]
|image_caption=[[Rudi Hartono]], [[Kwik Kian Gie]], [[Ciputra]], [[Mochtar Riady]], [[Tjong A Fie]], [[Hermawan Kartajaya]]
|image_caption= Ilustrasi pedagang Tionghoa di Banten
|poptime=1.739.000 (sensus [[2000]])<ref name="sensus-2000">Definisi "etnis" yang dipakai [[BPS]] didasarkan atas pengakuan orang yang disensus. Atas dasar ini, jumlah ini dapat dianggap sebagai batas bawah ("lowerbound") karena banyak warga Tionghoa yang enggan mengaku sebagai "Tionghoa" dalam sensus. Menurut Perpustakaan Universitas Ohio [http://www.library.ohiou.edu/subjects/shao/databases_popdis.htm], jumlah suku Tionghoa di Indonesia mencapai 7.310.000 jiwa. Jumlah ini merupakan yang terbesar di luar [[Cina]].</ref></br>7.670.000 (perkiraan 2006)<ref>{{zh}}{{cite web
| url = http://www.ocac.gov.tw/download.asp?tag=P&file=DownFile/File_9894.pdf&no=9894
Baris 18:
}}
 
SukubangsaSuku bangsa '''[[Tionghoa]]''' (biasa disebut juga '''Cina'''<ref>Lihat pula [[Penggunaan istilah Cina, China dan Tiongkok#Di Indonesia]]</ref>) di [[Indonesia]] adalah salah satu [[etnis]] di [[Indonesia]]. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah ''Tenglang'' ([[Hokkien]]), ''Tengnang'' ([[Bahasa Tiochiu|Tiochiu]]), atau ''Thongnyin'' ([[Bahasa Hakka|Hakka]]). Dalam bahasa [[Mandarin]] mereka disebut ''Tangren'' ([[Hanzi]]: 唐人, "orang Tang"). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari Cina selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara orang Cina utara menyebut diri mereka sebagai orang [[Han]] (Hanzi: 漢人, [[hanyu pinyin]]: hanren, "orang Han").
 
Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam [[sejarah Indonesia]], bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari Cina menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kunakuno di [[Nusantara]] telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di [[Cina]]. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Cina ke Nusantara dan sebaliknya.
 
Setelah negara Indonesia merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.<ref>{{citation | last1 = Trisnanto | first1 = AM Adhy | title = Etnis Tionghoa Juga Bangsa Indonesia | newspaper = Suara Merdeka | date = Minggu, [[18 Februari]] [[2007]] | year = 2007 | url = http://www.suaramerdeka.com/harian/0702/18/nas04.htm | accessdate = [[13 Agustus]] [[2008]]}}</ref>
Baris 78:
 
Kitab Sunda ''Tina Layang Parahyang'' menyebutkan kedatangan rombongan Tionghoa ke muara [[Ci Sadane]] (sekarang [[Teluknaga, Tangerang|Teluknaga]]) pada tahun 1407, di masa daerah itu masih di bawah kekuasaan [[Kerajaan Sunda]] (Pajajaran). Pemimpinnya adalah ''Halung'' dan mereka terdampar sebelum mencapai tujuan di [[Sunda Kelapa|Kalapa]].
 
[[Berkas:Chinese Merchants at Banten.jpg|200px]]
|image_caption= Ilustrasi pedagang Tionghoa di Banten
 
=== Era kolonial ===