Ilmu tanah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
Ilmu tanah dipelajari oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu-ilmu keteknikan (rekayasa), [[agronomi]]/[[pertanian]], [[kimia]], [[geologi]], [[geografi]], [[ekologi]], [[biologi]] (termasuk cabang-cabangnya), ilmu [[sanitasi]], [[arkeologi]], dan [[perencanaan wilayah]]. Akibat banyaknya pendekatan untuk mengkaji tanah, ilmu tanah bersifat multidisiplin dan memiliki sisi [[ilmu murni]] maupun [[ilmu terapan]].
Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama: [[pedologi]] dan [[edafologi]]. Pedologi mempelajari tanah sebagai objek geologi. Edafologi, atau ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda pendukung kehidupan. Keduanya menggunakan alat-alat dan sering kali juga metodologi yang sama dalam mempelajari tanah, sehingga muncul pula disiplin ilmu seperti [[fisika tanah]], [[kimia tanah]], [[biologi tanah]] (atau ekologi tanah), serta ilmu konservasi tanah. Karena tanah juga memiliki aspek [[planologi|ketataruangan]] dan [[teknik sipil|sipil]], berkembang pula disiplin seperti mekanika tanah, [[pemetaan]] (kartografi), [[geodesi]] dan survai tanah, serta [[pedometrika]] atau pedostatistika. Penggunaan informatika juga melahirkan beberapa ilmu campuran seperti [[geomatika]].
== Sejarah ilmu tanah di Indonesia ==
|