Orang Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 107:
[[Merantau]] pada etnis Minang telah berlangsung cukup lama. Sejarah mencatat [[migrasi]] pertama terjadi pada abad ke-7, dimana banyak pedagang-pedagang emas yang berasal dari pedalaman Minangkabau melakukan perdagangan di muara [[Kota Jambi|Jambi]], dan terlibat dalam pembentukan [[Kerajaan Malayu]].<ref>{{cite book | last =Munoz | first =Paul Michel | authorlink = | coauthors = | title =Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula | publisher = | date =2006 | location = | url = | doi = | isbn = | page = }}</ref> Migrasi besar-besaran terjadi pada abad ke-14, dimana banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir timur Sumatera. Mereka mendirikan koloni-koloni dagang di [[Kabupaten Batubara|Batubara]], [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]], hingga melintasi selat ke [[Penang]] dan [[Negeri Sembilan]], [[Malaysia]]. Bersamaan dengan gelombang migrasi ke arah timur, juga terjadi perpindahan masyarakat Minang ke pesisir barat Sumatera. Di sepanjang pesisir ini perantau Minang banyak bermukim di [[Meulaboh]], [[Aceh]] tempat keturunan Minang dikenal dengan sebutan [[Aneuk Jamee]], [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]], hingga [[Bengkulu]].<ref>{{cite book |last=Dobbin|first=Christine|title=Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847}}</ref> Setelah [[Kesultanan Malaka]] jatuh ke tangan [[Portugis]] pada tahun 1511, banyak keluarga Minangkabau yang berpindah ke [[Sulawesi Selatan]]. Mereka menjadi pendukung [[kerajaan Gowa]], sebagai pedagang dan administratur kerajaan. Datuk Makotta bersama istrinya Tuan Sitti, sebagai cikal bakal keluarga Minangkabau di Sulawesi.<ref>'''www.rajaalihaji.com''' [http://www.rajaalihaji.com/id/article.php?a=YURIL3c%3D= Melayu-Bugis-Melayu dalam Arus Balik Sejarah]</ref> Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada abad ke-18, yaitu ketika Minangkabau mendapatkan hak istimewa untuk mendiami kawasan [[Kerajaan Siak]].
 
Pada masa penjajahan Hindia-Belanda, migrasi besar-besaran kembali terjadi pada tahun [[1920]], ketika perkebunan [[tembakau]] di [[Deli Serdang]], [[Sumatera Timur]] mulai dibuka. Pada masa kemerdekaan, Minang perantauan banyak mendiami kota-kota besar di [[Jawa]],. padaPada tahun [[1961]] jumlah perantau Minang terutama di kota Jakarta meningkat 18.,7 kali dibandingkan dengan tingkat pertambahan penduduk kota itu yang hanya 3.,7 kali<ref>{{cite book |title=Religion, politics, and economic behaviour in Java: the Kudus cigarette industry |last=Castles |first=Lance |authorlink= |coauthors= |year=1967 |publisher=Yale University |location= |isbn= |page= |pages= |url= |accessdate=}}</ref>. Kini Minang perantauan hampir tersebar di seluruh dunia.
 
=== Perantauan Intelektual ===