Daerah Otonom Tibet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 125.167.48.102 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Kenrick95Bot
RXerself (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
[[Berkas:Flag of Tibet.svg|right|thumb|Bendera Tibet yang diperkenalkan oleh Dalai Lama ke-13 pada tahun 1912. Digunakan pada pemerintahan sementara Tibet di Dharamsala, bendera ini dilarang di Cina karena dianggap simbol separatisme]]
 
'''Tibet''' ([[bahasa Tibet]]: བོད་, ''Bod'', dilafazkan ''pö'' menurut dialek Lhasa; [[Hanzi]] : 西藏, [[pinyin]]: XIzangXizang) adalah [[Provinsi Cina|provinsi]] dari [[Republik Rakyat Cina]], yang merupakan Daerah Otonomi Khusus RRC yang juga diberi nama oleh Cina '''Xizang''', yang berada di pegunungan [[Himalaya]] yang sering dikatakan sebagai ''puncak dunia'', berbatasan dengan [[Nepal]], [[Bhutan]] dan [[India]] serta [[Xinjiang]], [[Qinghai]] dan [[Sichuan]] di Cina. Mayoritas penduduknya adalah beragama [[Buddha]], dengan [[Lhasa]] sebagai ibu kotanya. Bertahun tahun yang lalu, sebelum dibuka oleh Cina, Tibet merupakan daerah yang dikatakan menyimpan ''misteri'' bagi para petualang, mengingat pada saat itu tidak semua petualang bisa memasuki daerah itu dan merupakan wilayah tertutup, seperti halnya [[Mekkah]] dan [[Madinah]] di [[Arab Saudi]] yang hanya dimasuki oleh orang [[Islam]].
 
Tibet dahulunya adalah sebuah kerajaan merdeka yang mengalami interaksi maupun benturan terutama secara politik dengan dinasti-dinasti yang ada di dataran Cina. Raja Tibet diberi gelar [[Dalai Lama]] dimanadi mana Dalai Lama yang sekarang, [[Tenzin Gyatso]] adalah Dalai Lama ke-14. Dalai Lama adalah pemimpin negara Tibet dan sekaligus pemimpin keagamaan
 
Tibet menjadi provinsi Cina setelah serbuan tentara merah Cina pada tahun 1950 ke wilayah ini, pada musim gugur [[1951]] pasukan Cina berhasil menguasai ibu kota Lhasa dan mendongkel Dalai Lama dari kekuasaannya. Dalihnya, Dalai Lama menolak kesepakatan kerjasama bertajuk "Rencana Pembebasan Damai Tibet" yang teorinya nampaknya menguntungkan Tibet, namun prakteknya Cina melakukan penindasan dan pembantaian terhadap kepala suku dan sejumlah pendeta ("''Lama"'') yang dianggap membangkang, alasan lain Cina adalah "menghapus praktek penindasan bergaya [[feodalisme]]" di Tibet. Namun menurut beberapa analis internasional, Cina mengincar kandungan mineral yang terkandung didalamdi dalam bumi Tibet. Pada tanggal [[17 Maret]] [[1959]], Dalai Lama berhasil meloloskan diri dari pengakapan tentara Cina ke [[India]] oleh usaha pelarian yang dipimpin oleh [[Gampo Tashi]], dan mendirikan semacam pemerintahan pelarian di [[Dharamsala]], India utara sampai sekarang.
 
Rakyat dan pemuka Tibet sempat melakukan perlawanan terhadap pendudukan Cina yang menimbulkan banyak korban jiwa khususnya dari pihak Tibet. Namun karena tidak seimbangnya kekuatan persenjataan dan tidak adanya sorotan internasional, perlawanan Tibet, khususnya pada dasawarsa 1970-an berhasil dipadamkan.