Tradisi lisan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-nasehat +nasihat)
Baris 2:
[[Berkas:Kyrgyz Manaschi, Karakol.jpg|thumb|Seorang [[Kirgizstan]] tengah menuturkan ''Epos Manas'']]
 
'''Tradisi lisan''', '''budaya lisan''' dan '''adat lisan''' adalah pesan atau kesaksian yang disampaikan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.<ref name = "Vansina">[[Jan Vansina|Vansina, Jan]]: "Oral Tradition as History", 1985, James Currey Publishers, ISBN 0-85255-007-3, 9780852550076; halaman 27 dan 28, di mana Vasina mendefinisikan tradisi lisan sebagai "pesan verbal berupa pernyataan yang dilaporkan dari masa silam kepada generasi masa kini" di mana "pesan itu haruslah berupa pernyataan yang dituturkan, dinyanyikan, atau diiringi alat musik"; "Haruslah ada penyampaian melalui tutur kata dari mulut sekurang-kurangnya sejarak satu generasi". Dia mengemukakan bahwa "Definisi kami adalah definisi yang berfungsi bagi kalangan sejarawan. Para sosiolog, bahasawan, atau sarjana seni verbal mengajukan pendekatannya masing-masing, yang untuk kasus khusus (sosiologi) mungkin saja menekankan pengetahuan umum, fitur kedua yaitu membedakan bahasa dari dialog (bahasawan) biasa, dan fitur terakhir adalah bentuk dan isi yang mendefinisi seni (pendongeng)." </ref> <ref name = "Ki-Zerbo">Ki-Zerbo, Joseph: "Methodology and African Prehistory", 1990, UNESCO International Scientific Committee for the Drafting of a General History of Africa; James Currey Publishers, ISBN 0-85255-091-X, 9780852550915; halaman 7; "Tradisi lisan dan metodologinya" halaman 54-61; pada halaman 54: "Tradisi lisan dapat didefinisi sebagai kesaksian yang disampaikan secara verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya. Persifatan khusus sedemikian adalah tentang keverbalannya dan cara bagaimana ia disampaikan."</ref> Pesan atau kesaksian itu disampaikan melalui ucapan, pidato, nyanyian, dan dapat berbentuk pantun, cerita rakyat, nasehatnasihat, balada, atau lagu. Pada cara ini, maka mungkinlah suatu masyarakat dapat menyampaikan [[sejarah lisan]], [[sastra lisan]], [[hukum lisan]] dan [[pengetahuan]] lainnya ke generasi penerusnya tanpa melibatkan [[menulis|bahasa tulisan]].
 
<!--