Alkimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-merubah +mengubah)
Baris 103:
[[Tycho Brahe]], yang lebih dikenal dengan penyelidikannya tentang [[astronomi]] dan [[astrologi]], juga seorang alkimiawan. Ia memiliki laboratorium yang dibangun untuk tujuan itu di institut observatorium/riset [[Uraniborg]].
 
Salah seorang yang namanya muncul di awal abad enambelas adalah [[Heinrich Cornelius Agrippa]]. Alkimiawan ini percaya bahwa dirinya adalah seorang ahli sihir, dalam arti sebenarnya merasa bahwa dirinya mampu memanggil [[makhluk gaib]]. Pengaruhnya tidak begitu berarti, tetapi seperti halnya Flamel, ia menghasilkan tulisan-tulisan yang menjadi acuan para alkimiawan tahun-tahun sesudahnya. Sekali lagi seperti halnya Flamel, ia berbuat banyak untuk merubahmengubah alkimia dari filsafat yang sifatnya mistis menjadi magic [[okult]]is. Ia meneruskan filosofi para alkimiawan terdahulu, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan eksperimental, numerologi dsb., tapi ia menambahkan teori magic, yang mana ini menguatkan ide alkimia sebagai keyakinan okultist. Meskipun demikian, Agrippa adalah tetap seorang Kristen, walaupun pandangannya seringkali mengalami konflik dengan gereja. (Edwardes p56-9; Wilson p.23-9)
 
=== Alkimia di Zaman Modern dan Renaisans ===
Baris 130:
Banyak pengarang mengecam alkimiawan dan menggunakannya sebagai bahan olok-olokan. Yang terkenal adalah naskah sandiwara [[The Alchemist]] oleh [[Ben Johnson]].
 
Dalam buku anak [[Harry Potter]], "Batu Filosof" disebut-sebut. Batu ini diciptakan oleh para alkimiawan dalam dunia ciptaan [[J.K. Rowling]]. batu ini bisa merubahmengubah logam apapun menjadi emas murni, dan menciptakan "Minuman Kehidupan" yang membuat peminumnya hidup selamanya.
 
Di bagian kedua dari [[Faust]], [[Johann Wolfgang von Goethe]] menggambarkan pelayan Faust, Wagner menggunakan ilmu alkimia untuk menciptakan [[homunculus]].