[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] harus takhluk kepada [[Allah]] .<ref name="Abineno"></ref> Meskipun, [[manusia]] diciptakan segambar dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]].<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah makhluk.<ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] bukan ilah, tetapi juga bukan makhluk ilahi, melainkan makhluk biasa yang diciptakan oleh [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya.<ref name="Abineno"></ref> Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”.<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi. <re name="Abineno"></ref> Dia membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut.<ref name="Abineno"></ref> Setelah itu, Dia menghembuskan napas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup.<ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki tubuh yang berjiwa.<ref name="Abineno"></ref> Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjukkan bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh.<ref name="Abineno"></ref> Misalnya, dalam Mzm. 103:1; Mzm. 104:1,35; dan Mzm 146:2 tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]].<ref name="Abineno"></ref>
Perbedaan antara cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2. <ref name="Abineno"></ref>