Reza Artamevia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.6.4) (bot Menambah: jv:Reza Artamevia |
Bisri Afna (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 28:
Kemampuan sebagai penyanyi profesional Reza mulai dilihat orang ketika menjadi penyanyi latar kelompok band [[Dewa 19]]. Ia sering mendampingi [[tur musik]] mereka di berbagai daerah. Suara Reza yang memiliki warna tersendiri, mengundang musisi pentolan grup Dewa 19, [[Ahmad Dhani]], terpikat untuk mengorbitkan dirinya. Dibimbing oleh sang produser [[Ahmad Dhani]] (Ahmad Band dan personel [[Dewa 19]]), Reza akhirnya masuk ke dapur rekaman dan lahirlah debut album yang pertama "[[Keajaiban]]" dibuat pada tahun [[1995]] dan mengalami perubahan aransemen sehingga album "Keajaiban" dilepas ke pasaran pada akhir bulan Agustus [[1997]]. Dari album yang diproduksi oleh Aquarius Musikindo ini hadirlah single lagu "Pertama", dan "Satu yang tak bisa Lepas". Reza juga mengaransemen ulang lagu yang berjudul "Dia" yang pernah di populerkan oleh [[Vina Panduwinata]]. Lagu "Pertama" berhasil menduduki no 1 tangga-tangga lagu di Indonesia. Album inilah yang langsung membawa Reza berhasil Meraih banyak penghargaan Bergengsi [[Anugerah Musik Indonesia, MTV]] dan sekaligus melambungkan namanya di belantika musik indonesia bahkan memberinya predikat wanita terseksi. Tercatat Album keajaiban terjual hingga lebih dari 100.000 copy, sebagai pendatang baru merupakan prestasi tersendiri buat Reza karena tahun 1997 Indonesia sedang mengalami Krisis Moneter dan daya beli masyarakat waktu itu sedang menurun.
Ketenaran Reza membuat musisi lain ingin berduet dengannya. Bukan hanya dari indonesia, tapi juga dari mancanegara. Tahun 2000, Reza mengeluarkan album kedua, "[[Keabadian]]" yang menghadirkan kolaborasi dengan penyanyi senior asal Jepang, [[Masaki Ueda]] di lagu "Biarlah Menjadi Kenangan" dan "The Last Kiss". Kolaborasi Reza bersama penyanyi solo [[Masaki ueda]] menjadi first single semakin memantapkan Posisi Reza Arthamevia di jajaran Penyanyi papan atas Indonesia. Lagu "Keabadian" dijadikan sountrack sinetron 'Meniti Cinta'yang disiarkan disalah satu stasiun televisi swasta. Reza juga mendaur ulang lagu milik Dewa 19 berjudul "Cinta 'Kan Membawamu Kembali" dan lagu milik penyanyi Malaysia Famieza berjudul "Getaran". Tembang "Aku Wanita" juga menjadi lagu andalan dalam album ke-2 ini. Album ini tergolong sukses di blantika musik pop Indonesia dengan angka penjualan mencapai lebih dari 300 ribu eksemplar dan diluar negeri mengail royalti. Oleh Asian Music Standard yang bermarkas di Tokyo, album "[[Keabadian]]" diterjemahkan dalam versi bahasa inggris dan diedarkan di Jepang dalam title "Amazing". Pada Album [[Masaki ueda]] yang berjudul "Hand of Time" memuat lagu "Forever Peace" yang dibawakan dalam komposisi duet "Reza dan Ueda" terpilih menjadi Tema Balap Formula 1 di Jepang dan korea.
Berbeda dengan Kedua Album sebelumnya yang Totalitas Musiknya di Produseri oleh [[Ahmad Dhani]]. Karena jadwal [[Ahmad Dhani]] yang semakin sibuk, Reza akhirnya kesulitan menemukan waktu yang tepat untuk bekerja sama dengan dhani. Tanpa menunggu [[Ahmad Dhani]], Reza memilih nekat untuk jalan sendiri membuat album terbaru berjudul "[[Keyakinan]]". Album ini masih mengemas suara alto dalam balutan musik pop yang romantis. Selain menyanyi dan menulis lirik, Reza juga menjabat sebagai produsernya. Album ini berhasil dirilis pada November 2002 dan mengandalkan hits berjudul "Cinta Kita", "Berharap Tak Berpisah", "Putus" dan "Apapun Yang Kau Mau".
Proses Pembuatan album
Di album yang direkam di Aquarius Studio, Musica Studio, dan Gins Studio Jakarta itu, Reza juga menyuguhkan kejutan. Di salah satu lagu ciptaan Sarah Silaban,
Awal tahun 2005 Reza berencana mempersiapkan Album berjudul Ketulusan, Namun Album ini tidak berhasil dirilis lantaran Reza sedang menghadapi masa-masa sulit dimana ia sedang berseteru dengan mantan suami [[Adjie Massaid]]. Proses perceraian ini menjadi kisah paling kontroversial dalam perjalanan hidup Reza. Paska Perceraian Reza dan Adji, Reza sempat menyatakan mundur dari dunia musik dan memilih untuk mendalami Ajaran Agama bersama [[Elma Theana]] di padepokan [[Gatot Bradja Musti]].
|