Kubangwungu, Ketanggungan, Brebes: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot menambahkan: kode pos |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
|kepadatan =-
}}
'''Kubangwungu''' adalah sebuah [[desa]] di
==Mata Pencaharian==
Sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai perajin tali/ tambang. Masyarakat membuat tali/ tambang yang biasanya untuk digunakan pada [[kapal]], disamping sebagai petani pada umumnya masyarakat [[desa]]. Kegiatan masyarakat membuat tali ini dapat terlihat di sepanjang jalur alternatif [[Pejagan, Tanjung, Brebes|Pejagan]], (Brebes) - [[Prupuk Utara, Margasari, Tegal|Prupuk]] (Tegal) .Masyarakat mengerjakan di pinggir jalan searah dengan jalan yang membujur dari timur ke barat. Tali dengan ukuran panjang puluhan meter dibentangkan persis di pinggir bahu jalan. Sementara pekerja lain memutar roda untuk mengerol tali tersebut. Terdapat puluhan perajin tali di desa ini yang ditekuni secara turun-temurun.
Dari kali pertama usaha membuat tali rami dari bahan pelepah pisang, namun seiring dengan kemajuan zaman kini berkembang menggunakan bahan baku [[limbah]] [[pabrik]]. Seperti limbah kemasan makanan anak dari [[plastik]] dan limbah pabrik tekstil. Yang jelas limbah yang bisa dimanfaatkan adalah limbah panjang, yang dimungkinkan bisa dijadikan tali atau tambang.Dari perjalanan waktu usaha kerajinan tersebut, mereka kini sedang dihadapkan kesulitan bahan baku. Diakui, belakangan ini muncul banyak order pesanan dari luar kota, namun kendalanya bahan baku sulit dicari.▼
▲Dari kali pertama usaha membuat tali rami dari bahan pelepah pisang, namun seiring dengan kemajuan zaman kini berkembang menggunakan bahan baku [[limbah]] [[pabrik]]. Seperti limbah kemasan makanan anak dari [[plastik]] dan limbah pabrik tekstil. Yang jelas limbah yang bisa dimanfaatkan adalah limbah panjang, yang dimungkinkan bisa dijadikan tali atau tambang.
Saat menjelang bulan Ramadan, para perajin menerima order lebih banyak, dalam satu hari antara 40-60 gulung tali. Pemesan berasal dari berbagai daerah seperti [[Batang]], [[Pekalongan]], [[Semarang]], bahkan ada yang dari [[Jakarta]], [[Surabaya]], dan [[Pulau Madura]].
Semula para perajin di desa tersebut banyak yang memanfaatkan bahan dari plastik bekas yang kemudian dipotong-potong memanjang. Selain itu mereka memanfaatkan limbah kain yang dipesan dari pabrik tekstil. Bahan-bahan tersebut didaur ulang menjadi tali dengan berbagai ukuran. Seperti tali kapal panjang antara 30 dan 40 meter. Tapi, terkadang panjang ukuran disesuaikan dengan selera pesanan.
'''Proses Pembuatan Tali'''
|