Taman Sari Gua Sunyaragi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
''' Gua Sunyaragi''' adalah
▲'''Sunyaragi''' adalah nama suatu [[Cagar Budaya]] [[Indonesia]] yang unik. Sunyaragi berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, [[Kota Cirebon]] dimana terdapat bangunan mirip [[candi]] yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebgaai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya adalah sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah [[bahasa Sansekerta]]. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan [[meditasi]] para [[Sultan]] Cirebon dan keluarganya.
{{coord|display=title|-6.736149|108.543161}}
Gua Sunyaragi merupakan salah satu benda [[cagar budaya]] yang berada di Kota Cirebon dengan luas sekitar 15 hektar. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan by pass [[Brigjen Dharsono]], Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut taman air gua Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Lokasi dimana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan dilalui jalan by pass [[Brigjen Dharsono]], sungai Situngkul, lokasi [[Pembangkit Listrik Tenaga Gas]], Sunyaragi milik [[PLN]], persawahan dan menjadi pemukiman [[penduduk]]. Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti [[Gajah]], patung wanita Perawan Sunti, dan Patung [[Garuda]]. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama [[kasepuhan|keraton Kasepuhan]]. [[Berkas:guasunyaragi_lukisan.jpg|frame|Lukisan artis tentang gua Sunyaragi]]▼
== Lokasi ==
▲Gua Sunyaragi merupakan salah satu benda [[cagar budaya]] yang berada di Kota Cirebon dengan luas sekitar 15 hektar. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan by pass [[Brigjen Dharsono]], Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut taman air gua Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Lokasi dimana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan dilalui jalan by pass [[Brigjen Dharsono]], sungai Situngkul, lokasi [[Pembangkit Listrik Tenaga Gas]], Sunyaragi milik [[PLN]], persawahan dan menjadi pemukiman [[penduduk]]. Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti [[Gajah]], patung wanita Perawan Sunti, dan Patung [[Garuda]]. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama [[kasepuhan|keraton Kasepuhan]]. [[Berkas:guasunyaragi_lukisan.jpg|frame|Lukisan
== Kompleks ==
Kompleks tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu [[pesanggrahan]] dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar
Induk seluruh gua bernama Gua Peteng (Gua Gelap) yang digunakan untuk bersemadi. Selain itu ada Gua Pande Kemasan yang khusus digunakan untuk bengkel kerja pembuatan senjata sekaligus tempat penyimpanannya. Perbekalan dan makanan prajurit disimpan di Gua Pawon. Gua Pengawal yang berada di bagian bawah untuk tempat berjaga para pengawal. Saat Sultan menerima bawahan untuk bermufakat, digunakan Bangsal Jinem, akan tetapi kala Sultan beristirahat di Mande Beling. Sedang Gua Padang Ati (Hati Terang), khusus tempat bertapa para Sultan.
== Fungsi setiap bagian gua==
[[Berkas:peta_sunyaragi.gif|thumb|250px|right|Denah Gua Sunyaragi]]
Walaupun berubah-ubah fungsinya menurut kehendak penguasa pada zamannya, secara garis besar Tamansari Sunyaragi adalah taman tempat para pembesar keraton dan prajurit keraton bertapa untuk meningkatkan ilmu kanuragan. Bagian-bagiannya terdiri dari 12 antara lain (lihat denah):
* Bangsal jinem sebagai tempat sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit berlatih.
* Gua pengawal sebagai tempat berkumpul par apengawal sultan.
* Kompleks Mande Kemasan (sebagian hancur).
* Gua pandekemasang sebagai tempat membuat senjata tajam.
* Gua simanyang sebagai tempat pos penjagaan.
* Gua langse sebagai tempat bersantai.
* Gua peteng sebagai tempat nyepi untuk kekebalan tubuh.
* Gua arga jumud sebagai tempat orang penting keraton.
* Gua padang ati sebagai tempat bersemedi.
* Gua kelanggengan sebagai tempat bersemedi agar langgeng jabatan.
* Gua lawa sebagai tempat khusus kelelawar.
* Gua pawon sebagai dapur penyimpanan makanan.
== Sejarah
[[Berkas:sunyaragi1.jpg|frame|left|Gua Sunyaragi dengan latar belakang PLTG dan Gunung Ciremai]]▼
Sejarah berdirinya gua Sunyaragi memiliki dua buah versi, yang pertama adalah berita lisan tentang sejarah berdirinya gua Sunyaragi yang disampaikan secara turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton. Versi tersebut lebih dikenal dengan sebutan versi [[Carub Kanda]]. Versi yang kedua adalah versi [[Caruban Nagari]] yaitu berdasarkan buku “Purwaka Caruban Nagari” tulisan tangan Pangeran Kararangen tahun [[1720]]. Namun sejarah berdirinya gua Sunyaragi versi Caruban Nagari berdasarkan sumber tertulislah yang digunakan sebagai acuan para pemandu wisata gua Sunyaragi yaitu tahun [[1703]] [[Masehi]] untuk menerangkan tentang [[sejarah]] gua Sunyaragi karena sumber tertulis lebih memiliki bukti yang kuat daripada sumber-sumber [[lisan]].
Kompleks Sunyaragi dilahirkan lewat proses yang teramat panjang. Tempat ini beberapa kali mengalami perombakan dan perbaikan. Menurut buku Purwaka Carabuna Nagari karya Pangeran Arya Carbon, Tamansari Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1703 M oleh Pangeran Kararangen. Pangeran Kararangen adalah nama lain dari Pangeran Arya Carbon.
== Taman Candrasengkala ==
▲Namun menurut Caruban Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun karena Pesanggrahan ”Giri Nur Sapta Rengga” berubah fungsi menjadi tempat pemakaman raja-raja Cirebon, yang sekarang dikenal sebagai [[pemakaman gunung jati|Astana Gunung Jati]]. Terutama dihubungkan dengan perluasan Keraton Pakungwati (sekarang [[Keraton Kasepuhan|Keraton Kasepuhan Cirebon]]) yang terjadi pada tahun [[1529]] M, dengan pembangunan tembok keliling keraton, Siti Inggil dan lain-lain. Sebagai data perbandingan, Siti Inggil dibangun dengan ditandai candra sengkala ”Benteng Tinataan Bata” yang menunjuk angka tahun 1529 M.
Di Tamansari Gua Sunyaragi ada sebuah taman Candrasengkala yang disebut
▲[[Berkas:
▲Di Tamansari Gua Sunyaragi ada sebuah taman Candrasengkala yang disebut ”Taman Bujengin Obahing Bumi” yang menunjuk angka tahun 1529. Di kedua tempat itu juga terdapat persamaan, yakni terdapat gapura ”Candi Bentar” yang sama besar bentuk dan penggarapannya. Pangeran Kararangen hanya membangun kompleks Gua Arga Jumut dan Mande Kemasan saja.
▲== Arsitektur Gua Sunyaragi ==
Dilihat dari gaya atau [[corak]] dan motif-motif [[ragam rias]] yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya [[arsitektur]] gua Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara gaya [[Indonesia]] klasik atau [[Hindu]], gaya [[Cina]] atau [[Tiongkok]] kuno, gaya [[Timur Tengah]] atau [[Islam]] dan gaya [[Eropa]].
Baris 38 ⟶ 47:
Gaya Cina terlihat pada [[ukiran] [[bunga]] seperti bentuk [[bunga persik]], [[bunga|bunga matahari]] dan [[teratai|bunga teratai]]. Di beberapa tempat, dulu Gua Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik Cina di bagian luarnya. Keramik-keramik itu sudah lama hilang atau rusak sehingga tidak diketahui coraknya yang pasti. Penempatan [[keramik|keramik-keramik] pada bangunan [[Mande Beling]] serta motif [[mega mendung]] seperti pada kompleks bangunan gua [[Arga Jumut]] memperlihatkan bahwa gua Sunyaragi mendapatkan pengaruh gaya arsitektur Cina. Selain itu ada pula kuburan Cina, kuburan tersebut bukanlah kuburan dari seseorang keturunan Cina melainkan merupakan sejenis monumen yang berfungsi sebagai tempat berdoa para keturunan pengiring-pengiring dan pengawal-pengawal [[Putri]] Cina yang bernama [[Ong Tien Nio]] atau Ratu Rara Sumanding yang merupakan istri dari [[Sunan Gunung Jati]].
[[Berkas:sunyaragi3.jpg|
Sebagai peninggalan keraton yang dipimpin oleh Sultan yang beragama [[Islam]], gua Sunyaragi dilengkapi pula oleh pola-pola arsitektur bergaya Islam atau [[Timur Tengah]]. Misalnya, relung-relung pada dinding beberapa bangunan, tanda-tanda kiblat pada tiap-tiap pasalatan atau [[musholla]], adanya beberapa pawudlon atau tempat [[wudhu]] serta bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk [[Kabah]] jika dilihat dari sisi belakang Bangsal Jinem. Hal tersebut menjelaskan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi juga mendapat pengaruh dari Timur Tengah atau Islam.
Gua Sunyaragi didirikan pada zaman penjajahan Belanda sehingga gaya arsitektur Belanda atau Eropa turut memengaruhi gaya arsitektur gua Sunyaragi. Tanda tersebut dapat terlihat pada bentuk jendela yang tedapat pada bangunan [[Kaputren]], bentuk tangga berputar pada gua Arga Jumut dan bentuk gedung Pesanggrahan.
Secara visual, bangunan-bangunan di kompleks gua Sunyaragi lebih banyak memunculkan kesan [[sakral]]. Kesan sakral dapat terlihat dengan adanya tempat [[bertapa]] seperti pada gua Padang Ati dan gua Kelangenan, tempat salat dan pawudon atau tempat untuk mengambil air wudhu, lorong yang menuju ke Arab dan Cina yang terletak di dalam kompleks gua Arga Jumut; dan lorong yang menuju ke Gunung Jati pada kompleks gua Peteng. Di depan pintu masuk gua Peteng terdapat patung [[Perawan Sunti]]. Menurut legenda masyarakat lokal, jika seorang gadis memegang patung tersebut maka ia akan susah untuk mendapatkan [[jodoh]]. Kesan sakral nampak pula pada bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk [[Kabah]] jika dilihat dari sisi belakang Bangsal Jinem. Selain itu ada pula patung Haji Balela yang menyerupai patung [[Dewa]] [[Wisnu]].
Baris 49 ⟶ 57:
Pada tahun [[1997]] pengelolaan gua Sunyaragi diserahkan oleh pemerintah kepada pihak [[Kasepuhan|keraton Kasepuhan]]. Hal tersebut sangat berdampak pada kondisi fisik gua Sunyaragi. Kurangnya biaya pemeliharaan menyebabkan lokasi wisata gua Sunyaragi lama kelamaan makin terbengkelai.
==
Tahun 1852, taman ini sempat diperbaiki karena pada tahun 1787 sempat dirusak Belanda. Saat itu, taman ini menjadi benteng pertahanan. Tan Sam Cay, seorang arsitek Cina, konon diminta [[Sultan Adiwijaya]] untuk memperbaikinya. Namun, arsitek Cina itu ditangkap dan dibunuh karena dianggap telah membocorkan rahasia gua Sunyaragi kepada [[Belanda]]. Karena itu, di kompleks Taman Sunyaragi juga terdapat patok bertulis ”Kuburan Cina”.
[[Berkas:sunyaragi5.jpg|frame|right|Gua Sunyaragi setelah pemugaran.]]
Pemugaran Tamansari Gua Sunyaragi pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1937-1938. Pelaksanaannya diserahkan kepada seorang petugas Dinas Kebudayaan [[Semarang]]. Namanya, Krisjman. Ia hanya memperkuat konstruksi aslinya dengan menambah tiang-tiang atau pilar bata penguat, terutama pada bagian atap lengkung. Namun kadang-kadang ia juga menghilangkan bentuk aslinya, apabila dianggap membahayakan bangunan keseluruhan. Seperti terlihat di Gua Pengawal dan sayap kanan-kiri antara gedung Jinem dan Mande Beling.
Baris 61 ⟶ 69:
Bangunan tua ini hingga kini masih ramai dikunjungi orang, karena letaknya persis di tepi jalan utama. Tempat parkir lumayan luas, taman bagian depan mendapat sentuhan baru untuk istirahat para wisatawan. Terdapat juga [[panggung budaya]] yang digunakan untuk [[pementasan kesenian]] Cirebon. Namun keadaan panggung budaya tersebut kini kurang terurus, penuh dengan tanaman liar. Kolam di kompleks Taman Sari pun kurang terurus dan airnya mengering.
==
*
*
*
*
*
[[Kategori:Konservasi di Indonesia]]
|