Subak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Loveless (bicara | kontrib)
SHRDT (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
 
Subak telah dipelajari oleh [[Clifford Geertz]], sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum tentang pentingnya sistem irigasi tradisional. Ia mempelajari pura-pura di Bali, terutama yang diperuntukkan bagi pertanian, yang biasa dilupakan oleh orang asing. Pada tahun 1987 Lansing bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk mengembangkan [[model komputer]] sistem irigasi Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini.
 
Pada tahun [[2012]] ini [[UNESCO]], mengakui Subak (Bali Cultur Landscape), sebagai [[Situs Warisan Dunia]],pada sidang pertama yang berlangsung di [[Saint Petersburg]], [[Rusia]].<ref name='Media Indonesiaweb'>[http://www.mediaindonesia.com/read/2012/05/20/320855/293/14/Hore..Subak-Diakui-sebagai-Warisan-Dunia]</ref>.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
* {{en}} J. Stephen Lansing, ''Priests and Programmers: Technology of Power in the Engineered Landscape of Bali'' Princeton University Press.
Baris 14 ⟶ 17:
* {{en}} [http://www.artsci.wustl.edu/~anthro/research/Lansing%201996.htm Simulation Modeling of Balinese Irrigation (extract)] by J. Stephen Lansing (1996)
* {{en}} "The Impact of the Green Revolution and Capitalized Farming on the Balinese Water Temple System" by Jonathan Sepe (2000). Literature review.
 
{{Situs Warisan Dunia di Indonesia}}
 
[[Kategori:Budaya Indonesia]]